Senin, 1 September 2025

Kemendikbud RI Perkuat Pemahaman Dosen, Kembangkan Teknologi Informasi untuk Menyusun Bahan Ajar

Saat ini kita berikan pelatihan untuk seluruh dosen akademik dan vokasi secara terbuka selama sebulan lebih, dari tanggal 18 Juni sampai akhir Juli

Tribunnews.com/ Fahdi Fahlevi
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Plt Dirjen Dikti) Kemendikbud Nizam di Kemendikbud, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (6/2/2020). 

“Kita sudah siapkan secara cuma-cuma, ada yang berbasis muddle dan ada yang berbasis google classroom dan itu gratis. Akses ke berbagai laman seperti di SPADA sudah dimasukkan dalam white list, artinya tidak berbayar. Jadi kalau kita mengakses situs-situs pembelajaran di kampus-kampus yang sudah terdaftar URL-nya itu sudah tidak berbayar sudah di-white list-kan oleh internet provider,” tuturnya.

Baca: Remaja Kendal Hilang di Sungai Bodri, Awalnya Berniat Mancing

SPADA adalah layanan yang diberikan sebagai media berbagi konten-konten pembelajaran di berbagai bidang.

Perguruan tinggi dan mahasiswa dapat memanfaatkan konten belajar yang telah disediakan secara gratis oleh berbagai instansi pada laman https://spada.kemdikbud.go.id/.

Kemendikbud membuka ruang bagi dosen yang ingin berbagi materi terbuka melalui platform ini.

Ditambahkan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto, Kemendikbud sedang menyusun materi pembelajaran praktek berbasis video dan multimedia yang akan diunggah di SPADA. Materi-materi tersebut dapat digunakan bersama oleh seluruh dosen untuk mengajarkan mata kuliah yang mereka ampu.

“Kita sedang memadu pembuatan 1000 materi pembelajaran praktek. Mudah-mudahan dalam waktu dua bulan ini dosen dapat mempersiapkan materi-materi pembelajaranya untuk dipraktekkan di multimedia dan divideokan,” imbuhnya.

Nizam meyakini pola pembelajaran kreatif dan kolaboratif ini dapat menjawab tantangan dunia pendidikan di masa pandemi COVID-19.

Nizam mencontohkan model pembelajaran jarak jauh yang tidak harus dilakukan secara daring namun tetap sejalan dengan konsep Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, misalnya menjadi relawan kesehatan seperti yang dilakukan mahasiswa kesehatan.

Baca: Bertambah 1.178, Berikut Sebaran Kasus Positif Covid-19 di 34 Provinsi Indonesia Hari Ini

“Modul yang kita siapkan untuk mitigasi COVID-19 mendapatkan kompetensi tentang epidemologi, tentang screening, tentang komunikasi sosial dan sebagainya sehingga bisa mendapat SKS dari kegiatan tersebut sekaligus mereka memberi manfaat bagi masyarakat dalam upaya mitigasi pandemi ini. Untuk yang engineering membuat face shield, masker, ventilator, APD,” jelasnya.

Contoh lainnya, lanjut Nizam, mahasiswa bisa melakukan riset bersama dosen dan proyek-proyek mandiri. Banyak prestasi dari mahasiswa ternyata tidak berhenti di tengah pandemi COVID-19.

“Ada mahasiswa UGM menang Juara II Tingkat Internasional pembuatan satelit kaleng. Proyek-proyek mandiri di Kampus Merdeka itu di-SKS-kan. Jadi ini bentuk-bentuk pembelajaran kekinian yang sangat kita harapkan. Agar mahasiswa menjadi kreatif inovatif, bisa mewujudkan idenya dan mengikui semangatnya,” tutur Nizam.

Menyikapi dunia industri yang lesu terdampak pandemi COVID-19, kedua pembicara kompak mengatakan bahwa dalam situasi seperti ini dibutuhkan kreativitas, semangat pantang menyerah, gotong-royong, dan jiwa yang adaptif.

“Untuk industri yang slow down, bisa diganti dengan tugas mandiri yang sifatnya praktek atau proyek mandiri lintas disiplin, ini kami sarankan namun kami tidak atur secara detil. Kembali ke masing-masing perguruan tinggi,” kata  Wikan. 

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan