Anji Curhat Susahnya Sekolah Daring, Ketua KGC: Jangankan Orang Tua, Kebanyakan Guru pun Belum Siap
Ketua KGC, Bukik Setiawan ikut berkomentar soal curhatan keluh kesahnya musisi Anji Manji soal sistem pembelajaran secara daring di tengah pandemi
Penulis:
Endra Kurniawan
Editor:
Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM- Ketua Kampus Guru Cikal (KGC) sekaligus pemerhati dunia pendidikan, Bukik Setiawan ikut berkomentar soal curhatan keluh kesahnya musisi Anji Manji soal sistem pembelajaran secara daring di tengah pandemi Covid-19.
Bukik mengakui kebanyakan guru maupun orang tua belum siap sepenuhnya dengan sistem baru tersebut.
Padahal kunci keberhasilan dari pembelajaran daring terletak pada peran guru dan orang tua.
"Jangankan orang tua, kebanyakan guru pun belum siap."
"Padahal peran keduanya sama-sama 50 persen, kuncinya pada guru, karena guru yang paling mungkin membantu orang tua melakukan persiapan," ungkapnya kepada Tribunnews, Rabu (29/7/2020).
Baca: Axioo Gratiskan Langganan Layanan Kipin School 4.0 Setahun untuk Pembelajaran Online
Baca: Kemendikbud Ingatkan Pemda Taati SKB 4 Menteri Terkait Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19
Bukik melanjutkan, guru dan orang tua memiliki tugas masing-masing yang harus diambil untuk mencapai tujuan pembelajaran daring.
Ia mengatakan tugas guru lebih banyak pada diagnosis awal, merancang desain pembelajaran, dan melakukan asesmen formatif-sumatif
Sedangkan tugas orang tua berfokus pada memandu jalannya proses pembelajaran daring.
"Masalahnya, beban orang tua meningkat kalau desain pembelajarannya tidak berkualitas," tegasnya.
Kemudian, Bukik membagikan sejumlah indikator yang menggambarkan pembelajaran daring dapat disebut ideal, antara lain:
1. Guru yang kompeten dalam mempraktikkan pembelajaran merdeka belajar. Belajar bukan untuk mengerjakan ujian, tapi menguasai kompetensi.
Bukan mengerjakan soal di LKS/buku tugas, tapi tugas yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
2. Ada media daring yang menjadi penghubung yang terjangkau dari sisi guru maupun sisi murid dan orang tua.
3. Penggunaan media daring yang efektif, bukan hanya untuk menyampaikan instruksi dan mengumpulkan tugas.
Media daring harusnya digunakan untuk: diskusi, refleksi, dan pemberian umpan balik.
4. Kemauan guru untuk memetakan dan memahami kondisi murid dan orang tua sebagai dasar untuk menyusun rencana pembelajaran.
5. Keterlibatan orang tua sejak perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.
Baca: Politikus PAN: Sangat Berbahaya Jika Pembelajaran Tatap Muka di Luar Zona Hijau Diizinkan
Baca: Kemendikbud Diminta Alihkan Anggaran POP untuk Peningkatan Mutu Pembelajaran Jarak Jauh
"Untuk kondisi pandemi, ada catatan khusus: relaksasi tujuan pembelajaran."
"Harusnya pembelajaran murid tidak mengejar target kurikulum pada kondisi normal."
"Harusnya pada kondisi pandemi, capaian tidak lebih 50% dari target pada kondisi normal," urai Bukik.
Terakhir Bukik meminta guru dan orang tua saling bersinergi mencapai tujuan pembelajaran daring.
Di mana guru dapat kembangkan kompetensi untuk terampil merancang desain pembelajaran jarak jauh, termasuk memahami dan melibatkan orang tua murid dan orang tua.
"Dan buat orang tua, proaktif bertanya sekaligus memberi usulan kepada guru tentang bentuk pembelajaran yang lebih relevan dengan kehidupan anaknya di rumah," tandasnya.
Baca: Nadiem Makarim Minta Maaf, NU Kukuh Mundur dari POP, Singgung Sampoerna dan Tanoto Foundation
Baca: Aksi Kasus Bullying Terus Terulang, Ketua KGC: Selama Ini Anak-anak Menderita di Sekolah
Cuitan Anji Manji
Sebelumnya, musisi Anji Manji membagikan keluh kesahnya terkati sistem pembelajaran secara daring di tengah pandemi Covid-19.
Lewat akun Twitter pribadinya, @duniamanji mengatakan, sistem pembelajaran tersebut memiliki persoalan tersendiri.
"Sekolah daring untuk anak SD, adalah tersedotnya energi orang tua."
"Belum lagi yang Anak Berkebutuhan Khusus atau berasal dari keluarga kurang mampu secara ekonomi," tulis Anji.
@anhtiss: What's the point? Saya fokus ke kalimat pertama aja ya. Gegara sekolah online ini, saya sbg pendidik inginnya ya ayah bunda ini mulai sadar bahwa mendidik anak itu bukan hanya tanggung jawab guru & sekolah. Tapi juga butuh peran keluarga di rumah.
Mohon disadari.
@shandya: Iya betul bapak Anji, semua orang juga merasa kesulitan dan lelah akibat pandemi ini.
@vrmanvip: Ambil positifnya, mengajar pendidikan ke Anak itu tidak mudah. Jadi kita bisa lebih menghargai guru.
@chubz_afifudin: "Tersedotnya energi orang tua" lahhh bukannya mendidik anak itu kewajiban dasar orang tua? Kok bapak ngeluh sihh didik anak sendiri :')
@hakunamatoddler: Ya gpp mas energinya tersedot. Kan itu anak mas anji. Bayangkan para guru yg energinya tersedot ngurusin anak orang lain. Bersyukur lah mas punya duit cukup, anaknya gak perlu sekolah daring sambil jualan di pinggir jalan, gak perlu pusing mikirin kuota data.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)