Sabtu, 16 Agustus 2025

Melalui Kampus Merdeka, Ma'ruf Nilai Mahasiswa Akan Memiliki Keterampilan Ganda

Pemanfaatan teknologi harus diadopsi dengan skala dan takaran yang pas, serta proses belajar mengajar harus dibuat lebih dinamis

Penulis: Reza Deni
Editor: Johnson Simanjuntak
Dokumentasi Setwapres
Wakil Presiden Maruf Amin pada Penutupan Webinar Aksi Nasional Pencegahan Korupsi (ANPK) melalui video conference di kediaman resmi Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta, Rabu (26/08/2020) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengungkapkan, kebijakan pemerintah melalui 'Merdeka Belajar: Kampus Merdeka’ relevan dengan perkembangan dan sesuai dengan kebutuhan industri dan masyarakat.

"Pemanfaatan teknologi harus diadopsi dengan skala dan takaran yang pas, serta proses belajar mengajar harus dibuat lebih dinamis,” kata Ma'ruf dalam acara Peringatan Dies-Natalis ke-58 Universitas Mataram (UNRAM) melalui konferensi video, Jumat (02/10/2020).

Dalam 'Merdeka Belajar: Kampus Merdeka’, Ma'ruf menyebut mahasiswa diberikan kebebasan untuk memilih mata kuliah di luar program studi utama yang dijalankannya, sehingga mahasiswa tersebut memiliki keterampilan ganda.

“Ketika mahasiswa diberi kebebasan dalam memilih mata kuliah di luar program studi utama yang sesuai dengan minatnya, diharapkan mahasiswa menjadi lebih kreatif dan juga bertanggung jawab terhadap pilihannya,” tuturnya.

Sebagai contoh, menurutnya kebijakan ini dapat menghasilkan insinyur yang selain menguasai kemampuan teknik, juga memiliki kemampuan lain seperti disain grafis yang bermanfaat untuk mendukung kemampuan tekniknya.

Baca: 4 Mahasiswa Unkhair Ternate di-DO, Universitas Sebut Mereka Telah Makar, hingga Kini Minta Keadilan

Namun, Ma'ruf menambahkan pilihan-pilihan tersebut hendaknya tetap diikuti dengan pemberian pendidikan karakter yang baik yang menanamkan nilai-nilai moralitas, toleransi, kepekaan sosial, serta nasionalisme.

Hal-hal tersebut penting untuk selalu ditanamkan bagi para mahasiswa, sebab dikatakan Ma'ruf, mereka tumbuh dan berkembang menjadi intelektual yang tidak saja memahami ilmu pengetahuan, tetapi juga menjunjung tinggi moralitas dan menghargai kehidupan sosial.

"Saya selalu mengatakan bahwa dunia tidak akan menjadi lebih baik hanya karena banyaknya orang cerdas. Tetapi dunia akan lebih baik karena moralitas dan kohesi sosial yang baik,” pungkasnya.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan