Materi Sekolah
Komunikasi Persuasif: Pengertian, Tujuan, dan Strategi
Berikut ini pengertian mengenai komunikasi persuasif, beserta tujuan dan strategi yang digunakan untuk persuasi.
Penulis:
Yurika Nendri Novianingsih
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Simak penjelasan mengenai komunikasi persuasif dalam artikel ini.
Komunikasi sangat dibutuhkan bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan berkomunikasi akan memudahkan kita untuk bersosialisasi dengan sesama.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), persuasi adalah ajakan kepada seseorang dengan cara memberikan alasan dan prospek baik yang meyakinkannya; bujukan halus.
Sementara dikutip dari wikipedia, persuasi adalah komunikasi yang digunakan untuk mempengaruhi dan meyakinkan orang lain.
Dalam buku Digital Innovations in Healthcare Education and Training oleh Stathis Th. Konstantinidis, persuasi didefinisikan sebagai penggunaan komunikasi yang disengaja untuk mengubah sikap dan perilaku orang.
Teknologi persuasif adalah bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat, karena dalam konteks tertentu teknologi persuasif dapat memainkan peran positif dengan meyakinkan atau memotivasi pengguna untuk terlibat dalam perilaku kesehatan dan pembelajaran.
G.R. Miller dalam buku On Being Persuade: Some Basic Distinction (1980) menyebutkan bahwa definisi komunikasi persuasif adalah setiap pesan yang dimaksudkan untuk membentuk, memperkuat, atau mengubah tanggapan orang lain.
Baca juga: Mengenal Norma: Mulai dari Pengertian, Fungsi hingga Macamnya
Kemudian menurut Werner J Severin dan James W Tankard dalam Teori Komunikasi Sejarah Metode dan Terapan di Dalam Media Massa (2011) menyebutkan dua definisi dari komunikasi persuasif, yaitu:
1. Komunikasi persuasif adalah proses komunikasi yang bertujuan memengaruhi orang lain agar sependapat dengan pembicara.
2. Komunikasi persuasif adalah proses komunikasi yang sifatnya membujuk juga mengajak orang lain agar sesuai dengan keinginan pembicara tanpa adanya paksaan.
Dapat disimpulkan bahwa definisi komunikasi persuasif adalah proses komunikasi yang menggunakan kata-kata persuasif dengan tujuan memengaruhi pendengarnya sesuai keinginan pembicara.
Dikutip dari The Business Professor, persuasi dapat bersifat implisit atau eksplisit.
Prinsip Umum Komunikasi Persuasif
Robert Cialdini seorang psikolog sosial menyebutkan enam prinsip persuasi yang efektif, di antaranya:
1. Timbal Balik
Timbal balik adalah harapan untuk pertukaran layanan atau nilai secara timbal balik.
Pembicara dalam sekejap membuat orang merasa terdesak dari norma dan standar sosial untuk memberi balasan dari apa yang sudah diberi.
2. Kelangkaan
Orang umumnya tertarik pada sesuatu yang langka dan eksklusif.
Kelangkaan adalah gagasan tentang persediaan yang terbatas atau sumber daya yang tidak memadai.
3. Otoritas
Kepercayaan adalah kebajikan yang paling penting untuk keputusan pembelian.
Keahlian pembicara perlu diketahui agar mendapatkan kredibilitas.
Referensi keahlian melibatkan prinsip otoritas.
4. Komitmen dan Konsistensi
Sulit untuk mengingat komunikasi lisan setiap saat.
Prinsip komitmen dan konsistensi membawa standar sosial untuk menghargai setiap kata-kata dari seseorang selama berkomunikasi.
5. Konsensus

Orang-orang suka berkelompok atau berperilaku dan berpikir sama seperti orang lain.
Ketika seseorang tidak memiliki cukup informasi tentang sesuatu, maka cenderung mengikuti jalan orang lain.
Kecenderungan individu untuk mengikuti pemimpin kelompok itulah yang disebut prinsip konsensus.
6. Menyukai
Komunikasi yang efektif berjalan seiring dengan keamanan.
Kita lebih cenderung melakukan percakapan atau berinteraksi hanya ketika kita merasa aman.
Biasanya, kita cenderung tertarik berkomunikasi pada orang-orang yang menyukai kita.
Hal ini cukup efektif.
Seseorang akan tertarik pada orang-orang yang tidak memandang kasta, ras, dan latar belakang sosial ekonomi dan lainnya.
Tujuan Komunikasi Persuasif
Tujuan komunikasi persuasif sebagai berikut:
1. Merangsang
Untuk memperkuat keyakinan orang lain maka perlu disampaikan suatu fakta.
Dengan cara ini, masalah lebih mudah tersampaikan ke permukaan.
Anda dapat mengingat kesamaan dan keyakinan bersama.
Landasan bersama berfungsi sebagai strategi untuk merangsang minat.
2. Meyakinkan
Tujuan meyakinkan adalah untuk membawa perubahan dalam keyakinan, sikap, penilaian, dan nilai pendengar.
Karena pendengar mungkin melibatkan prasangka mereka dalam penilaian, rencanakan beberapa poin yang valid agar mereka mendengarkan dan memahami topik yang disampaikan.
Jika pendengar setuju dengan pikiran pembicara, maka pembicara dapat mengenalkan produk sebagai alternatif yang lebih baik, kemudian merekomendasikan tindakan ke depan yang lebih baik.
3. Ajakan Bertindak
Dengan opsi ini, pembicara dapat mengajak pendengar untuk bertindak dengan mendapatkan perhatian mereka.
Tujuannya adalah untuk menciptakan rasa ingin tahu, memecahkan masalah, atau mengusulkan berbagai pilihan sebagai solusi.
Baca juga: Pengertian Globalisasi, Faktor Penyebab, Dampak dan Manfaatnya
Strategi untuk Persuasi
Persuasi membutuhkan penyajian fakta yang jujur dan terorganisir dengan baik di mana seseorang dapat memilih untuk bertindak.
Persuasif dalam komunikasi melibatkan:
1. Memahami Produk, Layanan, atau Ide
Pembicara perlu mengetahui produk, ide, atau layanan dengan cukup baik.
Kemudian, diinformasikan dengan baik tentang produk kepada pendengar.
Produk harus digunakan, dan penggunaan produk harus dipantau.
Selain itu, harus membandingkan produk dengan pesaing di pasar.
Bisa dengan cara meminta umpan balik dari orang lain.
Sebagai contoh, pembicara harus mengetahui jawaban dari pertanyaan berikut:
- Apa gunanya barang atau layanan itu bagi penggunanya?
- Apa saja fitur-fiturnya yang lebih unggul dari yang lain? (desain, manufaktur, manfaat penerima)
- Apa yang membuat produk atau ide berbeda dan lebih unggul dari yang lain?
- Berapa biaya yang harus ditanggung pengguna?
2. Pengetahuan tentang Pendengar
Pembicara perlu mengetahui pengetahuan berikut ini:
Kepada siapa pesan ditujukan?
- Apa keinginan dan kebutuhan konsumen?
- Apakah pesan ditujukan kepada individu atau sekelompok individu?
- Jika sekelompok individu, apa kesamaan antara individu-individu dalam kelompok itu?
- Apa tujuan, pekerjaan dan pendidikan yang dikejar oleh kelompok individu?
- Berapa banyak persyaratan mereka yang telah dipenuhi dengan produk ini atau produk lain?
- Bagaimana perbedaan budaya akan mempengaruhi produk Anda?
Ini membutuhkan prediksi argumen yang mungkin datang dari pendengar dan memiliki respons yang masuk akal terhadap argumen tersebut.
(Tribunnews.com/Yurika)