Materi Sekolah
Sistem Saraf Manusia: Pengertian Sistem Saraf, Jenis Sistem Saraf, dan Gangguan pada Saraf
Berikut ini informasi tentang pengertian sistem saraf manusia, jenis sistem saraf, dan gangguan pada saraf, sakit kepala hingga Demensia.
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Tubuh manusia memiliki jutaan saraf yang berfungsi untuk menerima rangsang.
Saraf terdiri dari komponen-komponen sel neuron yang menghubungkan organ-organ di dalam tubuh.
Rangsangan yang diterima oleh saraf kemudian menyatu dan menentukan respon tubuh terhadap rangsangan.
Sistem saraf meliputi otak, sumsum tulang belakang, organ-organ sensorik, dan semua saraf yang menghubungkan organ-organ ini dengan seluruh tubuh.
Tanpa kita sadari, gerak organ di dalam tubuh seperti jantung dan paru-paru merupakan hasil dari respon interaksi antar saraf.
Untuk mengetahui lebih banyak tentang saraf dalam tubuh manusia, mari simak pembelajaran berikut ini.
Baca juga: Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia dan Cara Mencegahnya
Pengertian Saraf
Sistem saraf manusia merupakan struktur dalam tubuh yang terdiri dari komponen-komponen sel saraf (neuron), dikutip dari Gramedia.
Fungsi tubuh menjadi terjaga karena hasil dari respon sistem saraf dan sistem hormon.
Sistem saraf berfungsi untuk mengatur komponen dalam tubuh seperti kontraksi otot, perubahan alat-alat tubuh bagian dalam yang berlangsung dengan cepat, dan kecepatan sekresi pada beberapa kelenjar endokrin.
Menurut Akedemi Khan, terdapat berbagai informasi dalam sistem saraf yang mengatur respon seperti melihat, mendengar, mencium bau, dan respon panca indera lain.
Kemampuan manusia untuk bertindak berdasarkan informasi yang mereka tangkap melalui panca indera dihubungkan oleh sistem saraf.
Sel-sel saraf yang berhubungan di dalam tubuh menghasilkan sinyal yang di kirim untuk menerima informasi dan menghasilkan respons.
Misalnya jantung, paru-paru, dan perut adalah sistem saraf yang terdiri dari sel-sel khusus, termasuk sel saraf (atau neuron) dan sel glial (atau glia).
Baca juga: Kenali Jenis Sel Darah Manusia, Fungsi Darah, dan Jenis Penyakit Darah: Anemia hingga Limfoma
Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf manusia dibagi menjadi dua yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Pada sistem saraf pusat, semua informasi dianalisis di sini.
Untuk sistem saraf pusat memiliki tiga bagian meliputi saraf otak, saraf neuron, dan sum-sum tulang belakang, dikutip dari Gramedia.
1. Saraf Otak
Sistem saraf pusat (SSP) terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Di SSP-lah semua analisis informasi terjadi.
Fungsi saraf dalam otak manusia berperan penting dalam kemampuan kecerdasan, kesadaran, ingatan, dan lain-lain.
Bagian dari saraf otak yaitu Cerebrum (otak besar), Brainstem, Diencephalon, dan otak kecil.
2. Sel Saraf Neuron
Sel saraf neuron adalah saraf yang berfungsi menerima sinyal informasi, menentukan apakah informasi harus diteruskan ke seluruh saraf atau tidak.
Selain itu, sel saraf neuron juga berfungsi mengomunikasikan sinyal ke neuron lain, otot, maupun kelenjar.
Bagian dari sel saraf neuron adalah Dendrit, Badan sel, dan akson.
3. Sum-sum Tulang Belakang
Saraf sum-sum tulang belakang adalah bagian dari saraf di luar sistem saraf otak yang terletak di tulang belakang.
Sistem saraf ini dimiliki oleh manusia dan juga hewan vertebrata.
Sum-sum tulang belakang terdiri dari 31 pasang saraf spinal cord meliputi 8 di serviks, 12 di thoracic, 5 di lumbar, 5 di sacral, dan 1 di coccygeal.
Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi merupakan sistem saraf lanjutan dari sistem saraf pusat dan sum-sum tulang belakang.
Sistem ini berfungsi membawa rangsangan dari dan ke sistem saraf pusat serta memiliki dua bagian sebagai berikut:
1. Sistem Saraf Otonom
Sistem saraf otonom merupakan sistem saraf yang bergerak secara tidak sadar seperti detak jantung, pupil mata, otot polos, dan lain sebagainya.
Sistem ini memiliki dua bagian yaitu sistem saraf simpatik dan parasimpatik.
2. Sistem Saraf Somatik
Sistem saraf somatik adalah sistem saraf yang mengambil informasi dari rangsangan di luar tubuh misalnya melalui organ kulit.
Sel-sel saraf akan membawa pesan untuk menggerakkan tubuh ketika terjadi suatu respons terhadap rangsangan luar.
Misalnya, ketika menyentuh termos panas, saraf sensorik langsung membawa informasi sensasi panas ke otak.
Baca juga: Mengenal Proses Metabolisme Manusia, Hal yang Mempengaruhi hingga Cara Menjaganya
Gangguan pada Sistem Saraf
1. Sakit Kepala
Menurut Banner Health, sakit kepala adalah gangguan neurologis yang paling umum dan dapat menyerang siapa saja pada usia berapa pun.
Sakit kepala yang terjadi secara berulang dan terus menerus dapat menjadi indikasi penyakit tertentu.
Sehingga, seseorang yang menderita sakit kepala yang berulang kali, maka harus menghubungi dokter.
Seseorang yang mengalami sakit kepala yang tiba-tiba disertai dengan demam, sensitif terhadap cahaya, leher kaku, hingga pendarahan intrakranial dapat berpotensi sebagai meningitis.
2. Epilepsi dan Kejang
Epilepsi adalah gangguan neurologis umum yang melibatkan aktivitas listrik abnormal di otak yang membuat seseorang lebih rentan mengalami kejang berulang tanpa alasan.
Penyebab epilepsi beragam, misalnya disebabkan oleh kelainan elektrolit yang parah atau gula darah yang sangat tinggi.
Seseorang yang sering mengalami kejang kemungkinan menderita epilepsi.
3. Stroke
Stroke merupakan penyakit neurologis atau penyakit saraf yang harus diwaspadai semua orang.
Gangguan saraf ini memiliki gejala potensial dan kecacatan yang dapat terjadi pada siapa saja.
Stroke biasanya disebabkan oleh kurangnya aliran darah ke otak, seringkali disebabkan oleh gumpalan atau penyumbatan di arteri.
Beberapa gejala stroke yang dapat diamati adalah kesulitan keseimbangan, penglihatan berubah, kelemahan wajah, dan kelemahan lengan.
4. ALS: Sklerosis Lateral Amiotrofik
ALS adalah kondisi neuromuskular yang agak langka.
Gangguan saraf ini mempengaruhi sel-sel saraf di otak dan sumsum tulang belakang.
Gejala gangguan ini meliputi kelemahan otot dan kedutan, otot tegang dan kaku, bicara cadel, dan kesulitan bernapas dan menelan.
Sayangnya, kondisi ini sulit didiagnosis dan seringkali memerlukan evaluasi ahli saraf neuromuskular.
5. Penyakit Alzheimer dan Demensia
Alzheimer dan Demensia merupakan dua gangguan saraf yang menyebabkan hilangnya ingatan, dapat disebabkan karena faktor usia.
Gejala umum yang dirasakan seseorang adalah mudah melupakan sesuatu dengan cepat.
Alzheimer dan Demensia memiliki kondisi progresif yang lambat dan harus dievaluasi oleh ahli saraf.
Gangguan saraf ini tidak ada obatnya, namun ada terapi yang dapat membantu mengelola gejala.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Materi Sekolah