Senin, 25 Agustus 2025

Materi Sekolah

Bentuk-bentuk Jual Beli yang Terlarang dalam Islam, Berikut Penjelasannya

Jual beli yang sah tapi terlarang apabila memenuhi syarat dan rukun tetapi melanggar larangan-larangan syara' atau merugikan kepentingan umum.

Editor: Arif Fajar Nasucha
Tribunnews/Jeprima
Berikut bentuk-bentuk jual beli yang terlarang dalam Islam 

TRIBUNNEWS.COM - Simak bentuk-bentuk jual beli yang terlarang dalam Islam di artikel ini.

Jual beli adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan manusia untuk mempertahankan kehidupan mereka di tengah-tengah masyarakat.

Pada masa sekarang, tempat dan cara berjual beli mengalami perubahan.

Jual beli yang biasa dilakukan sehari-hari menggunakan mata uang sebagai alat tukar yang sah.

Namun, dalam Islam terdapat bentuk-bentuk jual beli yang terlarang.

Lalu, apa saja bentuk-bentuk jual beli yang terlarang dalam Islam?

Baca juga: Apa Itu Jual Beli? Berikut Pengertian, Hukum, Macam-macam, Rukun dan Syaratnya

Baca juga: Apa itu Pinjam Meminjam? Berikut Pengertiannya Lengkap dengan Hukum, Syarat dan Rukunnya

Dikutip dari buku siswa Fikih Madrasah Ibtidaiyah Kelas VI, berikut bentuk-bentuk jual beli yang terlarang dalam Islam:

Bentuk-bentuk Jual Beli yang Terlarang dalam Islam

Jual beli yang sah tapi terlarang apabila memenuhi syarat dan rukun tetapi melanggar larangan-larangan syara' atau merugikan kepentingan umum.

Berikut bentuk-bentuk jual beli yang terlarang:

1. Jual beli yang tidak sah karena kurang syarat rukun

a. Jual beli dengan sistem ijon

Jual beli dengan sistem ijon adalah jual beli yang belum jelas barangnya.

Contohnya: buah-buahan yang masih muda, padi yang masih hijau yang mungkin dapat merugikan orang lain.

b. Jual beli binatang ternak yang masih dalam kandungan dan belum jelas apakah setelah lahir anak binatang itu hidup atau mati

c. jual beli sperma (air mani) binatang jantan

Namun, jika meminjamkan binatang jantan untuk dikawinkan dengan binatang betina orang lain tanpa maksud jual beli hal ini dinyatakan sah.

d. Jual beli barang yang belum ada di tangan

Jual beli barang yang belum ada di tangan adalah barang yang dijual itu masih berada di tangan penjual yang pertama.

e. Jual beli benda najis, minuman keras, babi, bangkai, dll.

2. Jual beli sah tapi terlarang

Jual beli ini disebabkan karena ada satu sebab atau akibat dari perbuatan itu.

a. Jual beli yang dilakukan pada waktu shalat jumat.

Hal ini akan menyebabkan orang lupa menunaikan shalat jumat.

b. Jual beli dengan niat untuk ditimbun pada saat masyarakat membutuhkan.

Jual beli ini sah tapi dilarang karena ada maksud yang tidak baik, yaitu akan menjualnya dengan harga yang lebih mahal.

c. Membeli barang dengan menghadang di pinggir jalan.

Hal ini sah tetapi terlarang karena penjual tidak mengetahui harga umum di pasar.

Sehingga memungkinkan ia menjual barangnya dengan harga lebih rendah.

d. Membeli atau menjual barang yang masih dalam tawaran orang lain.

e. Jual beli dengan menipu

Contohnya: mengurangi timbangan, takaran, ukuran.

f. Jual beli alat-alat untuk maksiat

Sebelumnya, jual beli dapat dilaksanakan jika sesuai dengan rukun dan syarat sahnya.

Rukun Jual Beli

Menurut sebagian ulama, rukun jual beli terdiri dari 5 macam.

1. Penjual

2. Pembeli

3. Barang yang diperjualbelikan

4. Alat untuk menukar dalam kegiatan jual beli (uang).

5. Aqad, ijab dan kabul antara penjual dan pembeli.

Syarat Sah Jual Beli

Syarat Sah Penjual dan Pembeli

1. Baligh

Penjual maupun pembeli harus dewasa.

2. Berakal sehat

3. Tidak ada pemborosan

Maksud dari tidak ada pemborosan adalah tidak suka memubadzirkan harta benda.

4. Suka sama suka

Maksud dari suka sama suka adalah atas kehendak sendiri, tidak dipaksa orang lain.

Syarat Sah Barang yang diperjualbelikan

1. Barang itu suci

Tidak sah jual beli jika barangnya mengandung najis seperti, bangkai, babi, dll.

2. Barang bermanfaat

Barang yang diperjualbelikan harus yang bermanfaat.

3. Barang merupakan milik sendiri atau diberi kuasa orang lain.

4. Barang merupakan barang yang jelas dan dapat dikuasai oleh penjual dan pembeli.

5. Barang dapat diketahui kedua belah pihak, baik kadanya, jenisnya, sifatnya maupun harganya.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Berita lain terkait materi sekolah

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan