Sabtu, 16 Agustus 2025

Materi Sekolah

Mengenal Gerhana Matahari, Proses Terjadinya, Lima Jenis Gerhana, dan Dampaknya terhadap Bumi

Apa itu Gerhana Matahari? Berikut ini pengertian Gerhana Matahari, proses terjadinya, lima jenis Gerhana Matahari, dan dampaknya terhadap Bumi.

Editor: Daryono
TRIBUN JATENG/TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA
BMKG pusat dan BMKG Semarang melakukan pengamatan gerhana matahari parsial di Menara Masjid Agung, Jawa Tengah, Minggu (21/06/20) (Tribun Jateng/BMKG/Hermawan Handaka) - Simak proses terjadinya gerhana Matahari di artikel ini. 

TRIBUNNEWS.COM - Gerhana matahari merupakan fenomena alam ketika cahaya matahari tidak dapat mencapai Bumi.

Fenomena alam ini disebabkan oleh letak Matahari, Bulan, dan Bumi berada di satu garis lurus.

Posisi Bulan tersebut otomatis menghalangi cahaya Matahari ke Bumi.

Cahaya Matahari yang terhalang oleh Bulan kemudian menghasilkan bayangan di sebagian wilayah Bumi.

Sehingga, wilayah yang terkena bayangan Matahari tersebut mengalami gerhana Matahari.

Selengkapnya tentang gerhana Matahari, simak rangkuman berikut ini.

Baca juga: Mengenal Gerhana Bulan: Pengertian, Jenis-jenis Gerhana Bulan dan Fakta Fenomena Gerhana Bulan

Apa itu Gerhana Matahari?

Menurut National Geographic, gerhana matahari terjadi ketika Bumi, Bulan, dan Matahari berada di garis yang sama.

Bulan menghalangi Matahari dan memberikan bayangannya di Bumi.

Namun, Bulan tetap mengikuti orbit elips di sekitar Bumi.

Sehingga, Bulan terkadang bergerak lebih dekat Bumi dan terkadang lebih jauh.

Hal ini menyebabkan gerhana tampak lebih besar atau lebih kecil di langit.

Gerhana Matahari total terjadi di suatu tempat di Bumi setiap satu atau dua tahun sekali.

Proses Terjadinya Gerhana Matahari

Melansir Time and Date, ada lima fase yang dilalui Matahari ketika terjadi gerhana Matahari Total, yaitu:

1. Kontak pertama

Pada kontak pertama Gerhana sebagian (parsial) dimulai.

Bulan menjadi terlihat di atas piringan Matahari seolah Bulan sedang menggigit Matahari.

2. Kontak kedua

Pada fase ini, gerhana Matahari total dimulai.

Bulan menutupi seluruh piringan Matahari.

Seseorang yang mengamati fenomena ini di jalur umbral Bulan mungkin dapat melihat efek cincin di sekitar Matahari, sebelum mencapai fase totalitas.

3. Totalitas dan gerhana maksimum

Gerhana Matahari mencapai fase maksimum ketika Bulan sepenuhnya menutupi piringan Matahari.

Pada fase ini, hanya korona Matahari yang terlihat.

Ketika mencapai fase totalitas, langit menjadi gelap, suhu Bumi dapat turun, dan burung serta hewan sering kali menjadi sunyi.

Titik tengah waktu totalitas dikenal sebagai titik maksimum gerhana.

4. Kontak ketiga

Fase ini disebut kontak ketiga karena Gerhana total berakhir.

Bulan mulai menjauh dan Matahari muncul kembali.

Seseorang yang berada tepat di umbral Bulan dapat melihat efek cincin berlian tepat setelah fase totalitas berakhir.

5. Kontak keempat

Pada kontak keempat, Gerhana sebagian berakhir.

Fase gerhana Matahari berakhir saat Bulan meninggalkan piringan Matahari.

Baca juga: Mengenal Awan sebagai Pemantau Cuaca, Proses Terbentuknya Awan, dan Jenis-jenis Awan

Jenis Gerhana Matahari

Jenis gerhana Matahari dapat dibedakan berdasarkan magnitudo gerhana dan bagian mana dari bayangan Bulan yang jatuh di Bumi.

Melansir Time and Date, ada empat jenis gerhana Matahari yang berbeda sebagai berikut:

1. Gerhana Matahari Parsial

Gerhana matahari Parsial adalah gerhana yang terjadi karena Bulan hanya menutupi sebagian piringan Matahari.

Pada jenis ini, Bulan hanya melemparkan penumbranya ke Bumi.

2. Gerhana Matahari Annular

Gerhana ini terjadi ketika piringan Bulan tidak cukup besar untuk menutupi seluruh piringan Matahari.

Sehingga, tepi luar Matahari tetap terlihat membentuk cincin api di langit.

Gerhana matahari cincin terjadi ketika Bulan mendekati apogee dan antumbra Bulan jatuh di Bumi.

3. Gerhana Matahari Total

Gerhana Matahari Total terjadi saat Bulan sepenuhnya menutupi Matahari.

Fenomena ini hanya dapat terjadi ketika Bulan berada di dekat perigee, yaitu titik orbit Bulan yang paling dekat dengan Bumi.

Seseorang hanya dapat melihat gerhana Matahari total jika berada tepat di jalur di mana Bulan mengeluarkan bayangan tergelapnya, yaitu umbra.

4. Gerhana Matahari Hibrida

Gerhana Matahari Hibrida dikenal sebagai gerhana annular-total.

Jenis gerhana Matahari ini adalah yang paling langka.

Gerhana jenis ini terjadi ketika gerhana yang sama berubah dari gerhana matahari cincin, kemudian menjadi gerhana matahari total.

Perubahan itu juga berlaku untuk sebaliknya dan terjadi di sepanjang jalur gerhana.

Baca juga: Mengenal Jenis-jenis Ekosistem serta Makhluk Hidup yang Tinggal di Dalamnya

Dampak Gerhana Matahari terhadap Kehidupan di Bumi

Melansir Gramedia, berikut ini beberapa dampak Gerhana Matahari terhadap Bumi:

1. Terjadi Pasang dan Surut Air Laut

Gerhana Matahari biasanya memicu terjadinya pasang dan surut air laut.

Namun, peristiwa pasang surut juga dipengaruhi oleh karakteristik pantai yang berbeda-beda.

Sehingga kondisi pasang surut air laut tiap daerah juga berbeda.

2. Terjadi Penurunan Suhu

Gerhana Matahari menyebabkan Bumi mengalami penurunan suhu karena sinar yang masuk ke Bumi berkurang secara perlahan.

Pada umumnya, penurunan suhu di Bumi terjadi secara merata.

3. Kelembaban Udara Meningkat setelah Gerhana Berakhir

Ketika terjadi gerhana Matahari, Bumi kekurangan sinar Matahari beberapa saat.

Saat gerhana Matahari berakhir, kelembaban suhu Bumi akan meningkat dari biasanya.

Selain itu, perubahan suhu ini juga diikuti dengan perubahan kecepatan arah angin.

4. Bumi Menjadi Gelap

Kondisi Bumi dapat berubah menjadi lebih gelap pada siang hari ketika terjadi gerhana Matahari.

Gelapnya Bumi berlangsung beberapa saat hingga cahaya Matahari perlahan masuk kembali secara penuh.

5. Kerusakan Mata

Gerhana Matahari berdampak buruk pada manusia terutama pada mata, jika dilihat secara langsung.

Cara aman untuk melihat gerhana Matahari adalah menggunakan kamera, teleskop, teropong, atau kacamata pelindung gerhana.

Sinar radiasi Matahari dapat merusak mata karena berpotensi membakar retina mata.

Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan permanen atau bahkan kebutaan.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Artikel lain terkait Materi Sekolah

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan