Kamis, 14 Agustus 2025

Materi Sekolah

Mengenal Perubahan dalam Jaring-Jaring Makanan Dilengkapi Susunan Rantai Makanan

Mengenal perubahan dalam jaring-jaring makanan dilengkapi susunan rantai makanan. Alam dan makhluk hidup senantiasa akan berubah.

Penulis: Devi Rahma Syafira
Buku Tematik Tema 5 Kelas 5 Subtema 2 Pembelajaran 1.
Mengenal Perubahan dalam Jaring-Jaring Makanan Dilengkapi Susunan Rantai Makanan, Selengkapnya dalam Artikel ini 

TRIBUNNEWS.COM - Alam dan makhluk hidup senantiasa akan berubah.

Dikutip dari Buku Tematik SD/MI Kelas V Tema 5 Ekosistem (2017) oleh Diana Puspa Halaman 107, perubahan pada satu bagian dari sebuah jaring-jaring makanan akan mengubah bagian yang lain.

Pada musim hujan, tumbuhan tumbuh subur dan tanaman padi pun menjadi subur.

Meningkatnya jumlah tanaman padi pada ekosistem sawah akan meningkatkan jumlah hewan atau konsumen yang memakan padi, misalnya tikus sawah.

Peningkatan jumlah tikus sawah, akan meningkatkan jumlah salah satu hewan pemangsanya, yaitu ular sawah.

Ular sawah adalah mangsa dari hewan yang lain, misal burung elang.

Oleh karena itu, jumlah populasi burung elang pada ekosistem sawah tersebut akan meningkat dan demikian seterusnya.

Baca juga: Mengenal Ancaman Perubahan Iklim Global, Dampaknya Terhadap Bumi dan Upaya Penanggulangan

Baca juga: Mengenal Perubahan Ekosistem serta Contoh Perbuatan Manusia yang Menganggu Ekosistem

Seekor elang Jawa di salah satu kandang di Pusat Konservasi Elang Kamojang, Jalan Raya Kamojang, Kampung Citepus, Desa Sukakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Sabtu (21/10/2017). Pusat konservasi yang beroperasi mulai akhir 2014 itu, hingga Oktober ini telah menampung lebih dari 100 ekor elang berbagai jenis dari serahan masyarakat dan sitaan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA), dan sudah dilepasliarkan sebanyak 22 ekor. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)
Seekor elang Jawa di salah satu kandang di Pusat Konservasi Elang Kamojang, Jalan Raya Kamojang, Kampung Citepus, Desa Sukakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Sabtu (21/10/2017). Pusat konservasi yang beroperasi mulai akhir 2014 itu, hingga Oktober ini telah menampung lebih dari 100 ekor elang berbagai jenis dari serahan masyarakat dan sitaan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA), dan sudah dilepasliarkan sebanyak 22 ekor. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) (TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Rantai makanan sebagai bagian jaring-jaring makanan pada sebuah ekosistem tidak akan terputus selama semua bagian dari rantai tersebut tetap berperan.

Rantai makanan di sawah akan terus terbentuk selama makhluk hidup penyusunnya ada.

Jika salah satu dari penyusun rantai makanan tersebut tidak ada karena berbagai faktor maka penyusun rantai makanan lain akan terganggu.

Jika tidak ada padi, tikus sawah akan kelaparan dan ular sawah pun demikian sehingga burung elang pun kesulitan mendapatkan makanan.

Rantai makanan akan terganggu dan merugikan apabila ular sawah yang seharusnya memangsa tikus sawah ternayata memangsa hewan lain, misal anak ayam yang dipelihara manusia.

Jika salah satu rantai makanan terganggu, jaring-jaring makanan pun akan terganggu.

Perubahan-perubahan yang bersifat alami dan menjadi bagian dari daur kehidupan di dalam ekosistem, tidak akan memberikan gangguan yang berarti.

Hal tersebut disebabkan perubahan-perubahan yang terjadi berlangsung lambat.

Perubahan yang tiba-tiba bahkan yang memberikan dampak kerusakan cukup besar pun akan menganggu jaring-jaring makanan.

Bencana alam, pencemaran lingkungan, kebakaran, atau bahkan pemanasan global, biasanya akan mengakibatkan terganggunya jaring-jaring makanan.

Di antara perubahan-perubahan tersebut, pencemaran lingkungan dan pemanasan global memberikan dampak yang besar terhadap perubahan pada jaring-jaring makanan.

Perubahan di alam seringkali memang tidak terelakkan.

Kemampuan komponen dalam ekosistem untuk beradaptasi sangat diperlukan agar dapat bertahan hidup.

Manusia sebagai makhluk hidup yang paling beradab memegang peran penting terhdapa perubahan ekosistem tersebut.

Manusia hampir selalu dapat berinteraksi dengan semua komponen ekosistem sejak dulu.

Susunan Rantai Makanan

Rantai makanan menjelasakan tentang organisme yang berbeda saling memangsa satu sama lain untuk bertahan hidup.

Dikutip dari bobo.grid.id rantai makanan terdiri dari produsen, konsumen, dan dekomposer.

1. Produsen

Tumbuhan merupakan produsen dalam sebuah ekosistem.

Tumbuhan disebut sebagai produsen karena dapat membuat energi untuk ekosistem.

Tumbuhan memasak makanan dan menyerap energi dari cahaya matahari yang disebut proses fotosintesis.

Selain cahaya matahari, tumbuhan juga melakukan fotosintesis dengan air dan nutrisi dari dalam tanah.

2. Konsumen

Kelompok hewan merupakan konsumen.

Hewan disebut konsumen karena tidak memproduksi energi, namun hanya menggunakan energi.

Hewan yang mengkonsumsi tumbuhan secara langsung disebut konsumen tingkat satu atau konsumen primer.

Sementara itu, hewan yang berada di posisi konsumen tingkat satu merupakan hewan herbivora.

Organisme karnivora yang memangsa hewan herbivora disebut konsumen tingkat dua atau konsumen sekunder.

Apabila hewan karnivora memangsa hewan karnivora lainnya disebut konsumen tingkat tiga atau konsumen tersier.

Sedangkan hewan yang merupakan konsumen yang makan tumbuhan maupun hewan adalah hewan omnivora.

3. Dekomposer

Dekomposer merupakan organisme yang memakan zat yang membusuk.

Contihnya seperti jasad hewan maupun tumbuhan yang membusuk.

Organisme yang termasuk dalam dekomposer adalah cacing, bakteri, atau jamur.

Dekomposer membantu mengembalikan nutrisi ke dalam tanah.

Selanjutnya nutrisi ini akan kembali digunakan oleh tumbuhan untuk membuat energi.

(Tribunnews.com/Devi Rahma)

Artikel Lain Terkait Materi Sekolah

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan