Selasa, 2 September 2025

Apa itu Awan Cumulonimbus? Begini Kaitan Awan Cumulonimbus dengan Cuaca Ekstrem dan Awan Petir

Apa itu awan Cumulonimbus? Awan yang berpotensi sebabkan hujan deras, badai kilat, hujan es, dan tornado. Cumulonimbus terdiri dari 3 jenis awan.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Awan Cumulonimbus menyelimuti perairan Teluk Jakarta di kawasan perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Minggu (10/01/2021). Perairan Teluk Jakarta sejak beberapa hari terakhir diselimuti cuaca ekstrem yang berbahaya bagi pelayaran dan penerbangan seputar Kota Jakarta. 

TRIBUNNEWS.COM - Awan merupakan kumpulan partikel air di atmosfer yang sangat banyak dapat membentuk awan karena tekanan suhu tertentu.

Partikel air yang membentuk awan dapat berwujud tetes air cair atau kristal es yang berkumpul di satu tempat.

Di antara banyaknya jenis awan, Cumulonimbus merupakan awan yang mengandung partikel petir.

Awan Cumulonimbus akan terlihat memanjang di langit karena terbentuk di atmosfer yang panas.

Munculnya awan Cumulonimbus dapat menjadi pertanda cuaca ekstrem.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Siklon Tropis: Syarat Terbentuk hingga Musim Siklon di Sekitar Indonesia

Apa itu Awan Cumulonimbus?

Awan cumulonimbus adalah awan multi-level yang tampak mengancam, memanjang tinggi ke langit dalam bentuk menara atau gumpalan, dikutip dari laman Met Office.

Awan ini lebih dikenal sebagai awan petir karena dapat menghasilkan hujan es, guntur dan kilat.

Cumulonimbus terbentuk dari konveksi udara awan Cumulus kecil di permukaan atmosfer yang panas.

Mereka bergerak lebih tinggi hingga tercipta tenaga listrik yang besar seperti kekuatan 10 bom atom seukuran Hiroshima.

Cumulonimbus biasanya berada di ketinggian 1.100-6.500 kaki.

Awan Cumulonimbus berbentuk tepi atas berserat, dan bagian atas terlihat seperti landasan.

Cumulonimbus berpotensi menyebabkan hujan deras dan badai kilat.

Awan cumulonimbus dikaitkan dengan cuaca ekstrem seperti hujan deras yang lebat, badai hujan es, kilat, dan bahkan tornado.

Sel-sel cumulonimbus individu biasanya akan menghilang dalam waktu satu jam setelah hujan mulai turun, menyebabkan hujan lebat yang berumur pendek.

Namun, badai multisel atau supersel mengandung banyak awan cumulonimbus dan curah hujan yang tinggi dapat berlangsung lebih lama.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan