Rabu, 13 Agustus 2025

Materi Sekolah

Jenis Manusia Purba dan Ciri-cirinya: Meganthropus Paleojavanicus, Pithecanthropus, dan Homo Sapiens

Berikut penelitian manusia purba di Indonesia serta jenis manusia purba dan ciri-cirinya, mulai dari Meganthropus Paleojavanicus hingga Homo Sapiens.

Editor: Inza Maliana
Tribun Manado
Meganthropus Paleojavanicus - Berikut penelitian manusia purba di Indonesia serta jenis manusia purba dan ciri-cirinya, mulai dari Meganthropus Paleojavanicus hingga Homo Sapiens. 

c. Tinggi badan sekitar 130 – 210 cm dengan berat badan rata-rata 30 – 150 kg.

d. Tulang dahi dan bagian belakang tengkorak sudah membulat dan tinggi

e. Otot tengkuk mengalami penyusutan

f. Alat kunyah dan gigi mengalami penyusutan

g. Berjalan dan berdiri tegak

h. sudah lebih sempurna

Penelitian Manusia Purba di Indonesia

1. Eugena Dobois

Eugena Dobois adalah orang yang pertama kali tertarik meneliti manusia purba di Indonesia setelah mendapat kiriman sebuah tengkorak dari B.D Von Reitschoten yang menemukan tengkorak di Wajak, Tulung Agung.

• Fosil itu dinamai Homo Wajakensis, termasuk dalam jenis Homo Sapien (manusia yang sudah berpikir maju)

• Fosil lain yang ditemukan adalah :

Pithecanthropus Erectus (phitecos = kera, Antropus Manusia, Erectus berjalan tegak) ditemukan di daerah Trinil, pinggir Bengawan Solo, dekat Ngawi, tahun 1891.

2. Gustav Heinrich Ralph

Hasil penemuan dari Gustav Heinrich Ralph adalah : Fosil tengkorak di Ngandong, Blora.

Tahun 1936, ditemukan tengkorak anak di Perning, Mojokerto.

Tahun 1937 – 1941 ditemukan tengkorak tulang dan rahang Homo Erectus dan Meganthropus Paleojavanicus di Sangiran, Solo.

Penemuan lain tentang manusia Purba :

Ditemukan tengkorak, rahang, tulang pinggul dan tulang paha manusia Meganthropus, Homo Erectus dan Homo Sapien di lokasi Sangiran, Sambung Macan (Sragen),Trinil, Ngandong dan Patiayam (kudus).

3. Teuku Jacob

Setelah Indonesia merdeka, penelitian tentang manusia purba dilanjutkan oleh para ahli dari Indonesia, diantaranya adalah Prof. Dr. Teuku Jacob.

Prof. Dr. Teuku Jacob mengadakan penelitian di desa Sangiran lagi, di sepanjang Sungai Bengawan Solo.

Penelitian ini berhasil menemukan tiga belas fosil.

Fosil terakhir ditemukan pada tahun 1973 di desa Sambungmacan, Sragen, Jawa Tengah

(Tribunnews.com/Kristina Wulandari)

Baca juga artikel lainny terkait Materi Sekolah

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan