Jumat, 5 September 2025

Asal-usul Nenek Moyang Suku Dayak di Kalimantan

Terdapat sejumlah suku yang mendiami Kalimantan, diantaranyta Banjar, Melayu, dan terbesar adalah Dayak.

Editor: Daryono
TRIBUN PONTIANAK/ANESH VIDUKA
Warga berpakaian adat dayak saat menghadiri pembukaan Pekan Gawai Dayak (PGD) ke 31 yang dibuka oleh Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN), Drs Cornelis, di Rumah Radakng, Jl Sultan Syahrir, Pontianak, Kalbar, Jumat (20/5/2016).TRIBUN PONTIANAK/ANESH VIDUKA 

Versi kelima oleh Sellato 91989) membagi Dayak berdasarkan nama-nama sungai besar dimana group tersebut bertempat tinggal yaiitu: (1) Melayu; (2) Iban;(3) Barito; (4) Bidayuh; (5) Sabah-Dusun-Kadasan; (6) Kayan-Kenyah; (7) Penan; (8) Kelabit-Lun Dayeh-Lun Bawang-Murut Bukit-Kajang, Berwan-Melanau.

Senjata Mandau

Di kalangan suku Dayak satu dengan lainnya menumbuh-kembangkan kebudayaan tersendiri.

Dengan kata lain, kebudayaan yang ditumbuh-kembangkan oleh Dayak-Iban tidak sama persis dengan kebudayaan yang ditumbuh-kembangkan Dayak-Punan dan seterusnya.

Namun demikian, satu dengan lainnya mengenal atau memiliki senjata khas Dayak yang disebut sebagai mandau.

Mengutip Peta Budaya Kemdikbud, dalam kehidupan sehari-hari senjata ini tidak lepas dari pemiliknya.

Artinya, kemanapun ia pergi mandau selalu dibawanya karena mandau juga berfungsi sebagai simbol seseorang (kehormatan dan jatidiri).

Dahulu mandau dianggap memiliki unsur magis dan hanya digunakan dalam acara ritual tertentu seperti: perang, pengayauan, perlengkapan tarian adat, dan perlengkapan upacara.

Yohanes Alem Mantara, pengrajin mandau di Kota Ketapang, Kalimantan Barat.
Yohanes Alem Mantara, pengrajin mandau di Kota Ketapang, Kalimantan Barat. (TRIBUN PONTIANAK)

(Tribunnews.com/Tio)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan