Kurikulum Merdeka
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 SMP Halaman 143 144 Kurikulum Merdeka
Berikut kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 halaman 143 144 Kurikulum Merdeka.
TRIBUNNEWS.COM - Berikut kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 halaman 143 dan 144 Kurikulum Merdeka.
Kunci jawaban mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 8 SMP Kurikulum Merdeka pada artikel ini bisa menjadi referensi atau panduan siswa dalam belajar.
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 SMP Halaman 143 dan 144 Kurikulum Merdeka
Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 3 SD Halaman 118-119 Unit 9 My Classroom is Clean: Look and Write
Tugas Individu
1. Bacalah contoh teks eksplanasi baik dari surat kabar, majalah, buku, maupun dari internet!
2. Analisislah struktur teks tersebut!
3. Laporkanlah hasil kegiatan itu dalam format seperti berikut! Lampirkan guntingan teks yang menjadi sumber analisisnya.
Judul teks : ....
Penulis : ....
Sumber : ....
Jawaban :
Tsunami Selat Sunda
Identifikasi fenomena
Tsunami Selat Sunda merupakan salah satu bencana alam yang akhir-akhir ini melanda bumi Indonesia. Namun, berbeda dengan bencana alam lain atau tsunami pada umumnya, tsunami kali ini berlangsungan dengan begitu senyap. Bahkan BMKG sekalipun yang merupakan badan berkompeten untuk hal-hal semacam ini dibuat seolah-olah kehilangan informasi terkait serangan tsunami. Informasi yang simpang siur semakin menambah banyaknya korban jiwa dan luka yang muncul akibat bencana ini.
Proses kejadian
Tsunami sendiri merupakan salah satu fenomena alam yang menarik untuk dipelajari. Secara umum, terdapat tiga penyebab terjadinya tsunami yaitu gempa bumi, erupsi gunung berapi, hingga kondisi atmosfer. Pada kejadian tsunami Selat Sunda, para ahli dapat memastikan bahwa tsunami kali ini terjadi akibat erupsi Gunung Anak Krakatau. Tsunami akibat erupsi gunung berapi sedikit berbeda dengan tsunami akibat gempa bumi. Untuk dapat menciptakan tsunami, sebuah gunung berapi yang terletak di dalam atau di daerah perairan harus mengalami erupsi dalam skala besar. Hal ini karena untuk menciptakan gelombang tinggi, diperlukan energi yang tidak sedikit. Ketika erupsi tersebut terjadi, sebagian besar material dinding gunung berapi akan luruh. Peluruhan inilah yang akan mendorong terciptanya gelombang tinggi dengan energi yang sangat masif menyertainya.
Gelombang yang tercipta akan semakin tinggi dan mematikan ketika mendekati wilayah darat. Hal ini dikarenakan semakin landai dan dangkalnya wilayah yang dilewati oleh gelombang tsunami tersebut. Adapun bukti dari erupsi Gunung Anak Krakatau sebagai penyebab terjadinya tsunami Selat Sunda dipastikan melalui pengamatan udara setelah bencana terjadi. Informasi awal yang disampaikan oleh BMKG terkait tinggi gelombang yang tidak mencapai 1 meter dipatahkan dengan kenyataan di lapangan yang menunjukkan sebagian besar dinding gunung berapi longsor. Hal ini kemudian dipertegas dengan pernyataan saksi korban di lapangan yang menyatakan tinggi gelombang tsunami bahkan mencapai angka belasan meter. Tentunya angka ini dapat memberikan gambaran betapa dahsyatnya bencana yang melanda kawasan Selat Sunda kala itu, terutama mereka yang berada di kawasan pesisir pantai di sekitar Banten dan Lampung.
Ulasan
Bencana tsunami Selat Sunda setidaknya mengajarkan kita bahwa sebaik apapun pengetahuan kita tentang alam dan bencana, tetap ada hal yang tidak dapat kita pastikan. Kekuatan alam kerap melebihi daya manusia. Oleh karena itu, diperlukan tindakan preventif dan mitigasi bencana yang tepat agar di masa depan tidak perlu banyak saudara-saudari kita yang harus meregang nyawa akibat kelalaian kita dalam mengantisipasi dampak bencana.
SIMPULAN
Teks tersebut menyajikan proses terjadinya tsunami Selat Sunda dengan menggunakan fakta yang lengkap dan jelas sehingga dapat dengan mudah dipahami.
*) Disclaimer:
Jawaban di atas hanya digunakan oleh orang tua untuk memandu proses belajar anak.
Sebelum melihat kunci jawaban, siswa harus terlebih dahulu menjawabnya sendiri, setelah itu gunakan artikel ini untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.