Pendidikan Profesi Guru
Refleksikan Apa yang Sudah Bapak/Ibu Guru Pelajari pada Topik III, PPG Kemenag Mapel Umum
Kunci jawaban cerita reflektif modul 1 topik 3 PPG Kemenag: refleksikan apa yang sudah Bapak/Ibu Guru pelajari pada topik III. Ceritakan.
Penulis:
Sri Juliati
Editor:
Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Inilah kunci jawaban cerita reflektif pada Modul 1 Topik 3 PPG Kemenag 2025: Bapak/Ibu Guru, sebelum melanjutkan pembelajaran ke topik IV, refleksikan apa yang sudah Bapak/Ibu Guru pelajari pada topik III. Ceritakan apa inspirasi yang Bapak/Ibu Guru dapatkan setelah mempelajari topik ini?
Pertanyaan ini muncul saat bapak/ibu guru selesai mengerjakan Latihan Pemahaman Modul 1 Pembelajaran Mendalam dan Asesmen (Umum) topik 3 Menerapkan Pendekatan Teaching at The Right Level pada Pembelajaran di Ruang GTK.
Kunci jawaban Cerita Reflektif Modul 1 Topik 3 Menerapkan Pendekatan Teaching at The Right Level pada Pembelajaran ditujukan bagi bapak/ibu guru peserta program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Kementerian Agama (Kemenag) mapel Umum.
Bagi bapak/ibu guru peserta PPG Kemenag 2025 mapel Umum yang kesulitan mengerjakan Cerita Reflektif Modul 1 Topik 3 dapat menggunakan kunci jawaban di bawah ini sebagai referensi.
Berikut kunci jawaban Cerita Reflektif Modul 1 Pembelajaran Mendalam dan Asesmen (Umum) topik 3 Menerapkan Pendekatan Teaching at The Right Level pada Pembelajaran dalam PPG Kemenag 2025 mapel Umum.
Cerita Reflektif
Bapak/Ibu Guru, sebelum melanjutkan pembelajaran ke topik IV, refleksikan apa yang sudah Bapak/Ibu Guru pelajari pada topik III. Ceritakan apa inspirasi yang Bapak/Ibu Guru dapatkan setelah mempelajari topik ini?
Kunci Jawaban:
Sebagai guru mata pelajaran umum di madrasah, Topik III tentang Menerapkan Pendekatan Teaching at The Right Level (TaRL) telah memberikan inspirasi besar dalam cara saya memandang dan merancang pembelajaran.
Sebelumnya, saya sering merasa frustrasi melihat sebagian siswa tertinggal jauh, sementara yang lain bosan karena materi dirasa terlalu mudah. TaRL membuka mata saya bahwa masalahnya bukan pada siswa, melainkan pada pendekatan kita yang seringkali "satu ukuran untuk semua."
Inspirasi terbesar yang saya dapatkan dari TaRL adalah pentingnya asesmen diagnostik yang mendalam di awal pembelajaran. Bukan sekadar tes untuk nilai, tapi untuk memetakan level pemahaman setiap individu.
Saya menyadari bahwa kita tidak bisa hanya berasumsi semua siswa siap menerima materi baru secara bersamaan. Dengan mengetahui persis di mana posisi mereka, kita bisa memberikan intervensi yang tepat sasaran.
Inspirasi berikutnya adalah fleksibilitas dalam pengelompokan dan materi. TaRL mengajarkan bahwa kelas heterogen adalah sebuah realitas, dan justru di situlah potensi diferensiasi muncul.
Baca juga: Kunci Jawaban Modul 1 Topik 3 Menerapkan Pendekatan Teaching at The Right Level, PPG Kemenag
Saya kini lebih berani membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil, bukan berdasarkan nilai atau kepintaran, tapi berdasarkan kebutuhan spesifik mereka pada materi tertentu. Misalnya, dalam pelajaran Bahasa Indonesia, ada kelompok yang fokus pada pemahaman dasar kalimat, sementara yang lain berlatih menulis paragraf deskriptif yang lebih kompleks.
Ini sangat relevan di madrasah, di mana siswa datang dengan latar belakang dan kemampuan yang beragam. TaRL memberikan kerangka kerja yang praktis untuk memastikan setiap siswa merasa tertantang, namun tidak terbebani.
Mereka bisa belajar sesuai kecepatan dan level pemahaman masing-masing, sehingga tidak ada lagi yang merasa "tertinggal" atau "bosan". Inspirasi ini mendorong saya untuk selalu mencari tahu posisi siswa saat ini dan memberikan support yang memang mereka butuhkan, bukan yang saya kira mereka butuhkan.
Kunci Jawaban Alternatif:
Setelah mempelajari Topik III tentang penerapan pendekatan Teaching at The Right Level (TaRL), saya sebagai guru MTs mata pelajaran umum merasa sangat terinspirasi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.