Senin, 24 November 2025

Rumah Anak SIGAP

Rumah Anak SIGAP Bandarharjo: Saat Anak Belajar Tumbuh dan Orang Tua Belajar Mengasuh

Di tengah padatnya Bandarharjo, Rumah Anak SIGAP hadir! Anak belajar tumbuh, orang tua belajar mengasuh. Kisah nyata perubahan pola asuh di Semarang.

Tribunnews.com/Sri Juliati
RUMAH ANAK SIGAP - Suasana kegiatan bermain bersama di Rumah Anak SIGAP Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (12/11/2025). Di tengah padatnya Bandarharjo, Rumah Anak SIGAP hadir! Anak belajar tumbuh, orang tua belajar mengasuh. Simak kisah nyata perubahan pola asuh di Semarang. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sri Juliati dan Facundo Chrysnha P

TRIBUNNEWS.COM - Mendung perlahan menyelimuti langit Bandarharjo, sore itu. Meski tanda hujan mulai tampak di langit, tapi suasana di luar Rumah Anak SIGAP Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah, justru semakin hidup. 

Menjelang pukul empat sore, jalan kecil di depannya dipenuhi riuh aktivitas warga. Suara motor melintas, obrolan ringan antar tetangga, hingga tawa anak-anak yang mulai berdatangan ke rumah berkelir hijau tersebut.

Adalah Alya bersama sang ibu yang pertama kali datang ke Rumah Anak SIGAP Bandarharjo. "Assalamualaikum," ucap keduanya sembari membuka pintu. 

"Waalaikumsalam. Eh ada Alya, ayo, ayo, sini masuk," sambut Koordinator Rumah Anak SIGAP Bandarharjo, Itis Arliani kepada tamu ciliknya tersebut.

Bocah berusia 12 bulan itu melangkah mantap menuju Itis. Tak ada keraguan, tak ada ketakutan. Sesampainya di hadapan Itis, tangan kecilnya langsung terulur.

Selain Itis, bocah itu juga bersalaman dengan semua orang yang berada di ruangan tersebut. Termasuk dengan Tribunnews.com yang baru pertama kali bertemu dengannya.

"Wah, hebat sekali, sudah berani salaman sama semuanya," puji Itis. Alya merespons dengan bertepuk tangan, memamerkan senyum cerianya.

Kepada Tribunnews.com, Alya juga sempat menyebutkan namanya.

"Namanya siapa?" 

"Aya," katanya dengan pelafalan khas bayi yang belum sempurna, tapi justru membuat semua orang di ruangan itu tertawa kecil.

Perhatian Alya lantas teralih pada sebuah kolam bola warna-warni di sudut ruangan. Tanpa menunggu arahan, ia berjalan cepat menghampiri. Dibantu sang ibu, tubuh mungilnya lalu masuk ke dalam kolam dan mengaduk-aduk bola tersebut.

Baca juga: Sosok Sayoko, Lurah Bandarharjo Semarang, Sulap Rumah Dinas jadi Ruang Tumbuh Anak Usia 0-3 Tahun

Itis mengatakan, dulu saat pertama kali datang ke Rumah Anak SIGAP Bandarharjo, Ayla masih malu, takut, hingga menangis. Ia juga enggan lepas dari sang ibu.

Kini, berbekal pendekatan yang dilakukan Itis bersama fasilitator lainnya, Alya semakin berani. Tumbuh kembangnya pun sesuai dengan usianya

Tak lama, satu per satu anak yang berusia 12-24 bulan pun berdatangan bersama para orang tua. Mereka memenuhi ruangan seluas 7x12 meter itu dengan tawa dan obrolan hangat di tengah sore yang mulai basah oleh hujan.

Alya dan 47 anak lainnya adalah penerima manfaat serta layanan Rumah Anak SIGAP Bandarharjo yang berdiri sejak Agustus 2023. Rumah Anak SIGAP Bandarharjo dibangun Tanoto Foundation bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah dan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang.

Tanoto Foundation adalah sebuah lembaga filantropi independen yang didirikan pengusaha Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto di Besitang, Sumatera Utara pada tahun 1981. Pendirian Tanoto Foundation berdasarkan filosofi bahwa pendidikan berkualitas dapat mempercepat kesetaraan peluang.

Rumah Anak SIGAP merupakan bagian dari inisiatif program SIGAP atau Siapkan Generasi Anak Berprestasi (SIGAP) dari Tanoto Foundation. Saat ini, terdapat 29 Rumah Anak SIGAP di lima provinsi yaitu DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, dan Riau, termasuk di Kelurahan Bandarharjo, Semarang.

Itis mengatakan, Rumah Anak SIGAP Bandarharjo menjadi model pusat pengasuhan dan pembelajaran dini yang bertujuan membantu orang tua dengan anak usia 0–3 tahun untuk mempelajari praktik pengasuhan holistik, khususnya dalam memberikan stimulasi yang memadai bagi bayi mereka.

"Di sini, anak-anak tidak hanya hanya bermain, tetapi juga belajar dan distimulasi agar mereka bisa berkembang sesuai dengan tahapan usia," kata Itis kepada Tribunnews.com, Rabu (12/11/2025).

Bagi anak-anak Kelurahan Bandarharjo dan sekitarnya, Rumah Anak SIGAP adalah taman bermain atau ruang tumbuh mereka. Sementara bagi orang tua, Rumah Anak SIGAP Bandarharjo adalah sekolah. Mereka mendapatkan banyak pengetahuan dan ilmu seputar pengasuhan anak, sebuah hal yang tak pernah didapatkan di sekolah formal.

Masalah Sosial

lihat fotoRUMAH ANAK SIGAP - Suasana kegiatan bermain bersama di Rumah Anak SIGAP Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (12/11/2025).
RUMAH ANAK SIGAP - Suasana kegiatan bermain bersama di Rumah Anak SIGAP Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (12/11/2025).

Secara geografis, Kelurahan Bandarharjo berada di pesisir Kota Semarang. Kelurahan seluas 342,68 hektare ini bahkan berbatasan langsung dengan Laut Jawa di sebelah utara. 

Karena lokasinya benar-benar berada di tepi Laut Jawa, banjir rob menjadi masalah yang hampir tak terpisahkan dari kehidupan warga Bandarharjo. Genangan air pasang bisa datang kapan saja bahkan tak jarang masuk ke rumah-rumah warga. 

Hal inilah yang membuat pihak Tanoto Foundation membangun Rumah Anak SIGAP Bandarharjo sedikit lebih tinggi dari beberapa rumah di kanan-kirinya. 

Sementara di sisi barat dan selatan, wilayah ini berbatasan dengan Kali Semarang serta Kelurahan Dadapsari dan Kuningan. Batas kelurahan di sebelah timur Kelurahan Tanjung Mas.

Mengutip dari bandarharjo.semarangkota.go.id, jumlah penduduk di kelurahan yang dipimpin Sayoko ini mencapai 22.914 jiwa dengan 7.655 kepala keluarga (KK). Sementara jumlah anak usia 0-4 tahun di Bandarharjo mencapai 1.107 jiwa per tahun 2024

Dengan luas wilayah tersebut dan jumlah penduduk yang besar, Bandarharjo termasuk salah satu kawasan padat penduduk di Kota Semarang. Kondisi itu terlihat jelas dari permukiman warga yang saling berhimpitan, rumah-rumah berdempetan, dan gang-gang sempit yang menjadi ciri khas kawasan pesisir padat. 

"Tidak jarang, satu unit rumah ditempati oleh dua hingga tiga kepala keluarga," kata Itis.

Predikat kumuh dan miskin pun kerap dilekatkan pada Bandarharjo yang terdiri dari 103 RT tersebut. Hingga kini, stigma itu masih terus mengikuti kehidupan warganya.

Hal ini, diakui Itis, ikut memengaruhi kehidupan sehari-hari warga serta cara pandang mereka terhadap pengasuhan. Banyak anak yang tidak mendapatkan stimulasi yang cukup, pola pengasuhan yang kurang tepat, hingga asupan gizi yang seadanya.

"Di sini kan masih banyak nelayan. Hasil cari ikan biasanya terus dijual dan dibelikan nugget, mi instan bukan protein segar karena mereka pikir daging itu mahal. Ya, memang mahal, tapi, kan, nggak harus beli banyak. Selain itu, masih ada telur, ada ikan tongkol, kepiting, kerang yang merupakan hasil melaut mereka. Itu semua sebenarnya bisa dimanfaatkan dan diberikan ke anak," tutur Itis

Puncaknya, angka stunting atau tengkes di Bandarharjo, sangatlah tinggi, mencapai 92 kasus. Jumlah ini menjadikan Bandarharjo sebagai salah satu kalurahan 'penyumbang' angka stunting tertinggi di Kota Semarang.

Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis. Bila tidak segera ditangani secara serius, stunting dapat menyebabkan gangguan tumbuh kembang jangka pendek dan panjang. Misalnya perkembangan otak terhambat, kecerdasan yang lebih rendah, tubuh lebih pendek, dan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Berangkat dari hal tersebut, Tanoto Foundation mendirikan Rumah Anak SIGAP di Bandarharjo sebagai bentuk komitmen dan dukungan kepada Pemkot Semarang dalam program pencegahan stunting serta memajukan sumber daya manusia melalui peningkatan pola pengasuhan anak usia dini

Pada Agustus 2023, terjalinlah kesepakatan antara Tanoto Foundation, Pemkot Semarang, dan Pemerintah Kelurahan Bandarharjo untuk mendirikan Rumah Anak SIGAP. Lokasinya di samping kantor kelurahan persis, menggunakan rumah dinas lurah.

Hingga akhirnya pada 8 Agustus 2023, Rumah Anak SIGAP Bandarharjo diresmikan secara langsung oleh Wali Kota Semarang saat itu, Hevearita Gunaryanti Rahayu bersama Head of Early Childhood and Education Development (ECED) Tanoto Foundation, Eddy Henry.

Laksanakan Sejumlah Kegiatan

lihat fotoRUMAH ANAK SIGAP - Suasana kegiatan bermain bersama di Rumah Anak SIGAP Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (12/11/2025).
RUMAH ANAK SIGAP - Suasana kegiatan bermain bersama di Rumah Anak SIGAP Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (12/11/2025).

Saat Tribunnews.com mendatangi langsung Rumah Anak SIGAP Bandarharjo, suasana nyaman dan ceria langsung terasa di bangunan yang didominasi warna putih dan hijau ini. Ada tiga ruangan di Rumah Anak SIGAP Bandarharjo yang berfungsi sebagai akses dan fasilitas stimulasi bagi anak usia 0-3 tahun.

Ruangan pertama adalah ruang utama yang menjadi pusat segala aktivitas Rumah Anak SIGAP Bandarharjo. Di sini, terdapat sebuah kolam bola, rak buku, serta mainan edukatif yang menarik perhatian anak-anak. 

Kemudian ada ruangan stimulasi satu dan dua. Ruangan ini dikhususkan bagi anak-anak yang mendapat stimulasi tambahan untuk mengejar tumbuh kembangnya. Di setiap sisi ruangan ini juga terdapat headboard atau bantalan dinding yang berfungsi melindungi anak-anak dari cedera saat terantuk.

Kegiatan Rumah Anak SIGAP Bandarharjo berlangsung selama tiga hari, yakni Selasa hingga Kamis. Berbeda dengan aktivitas serupa yang umumnya dimulai pada pagi hari, kegiatan di Rumah Anak SIGAP Bandarharjo justru dimulai pada sore hari, sekitar pukul 16.00 WIB.

"Karena mayoritas orang tua yang datang ke sini adalah pekerja. Pagi sampai siang mereka kerja, jadi sore hari, mereka bisa bermain dan mendampingi anak di sini," jelasnya.

Selain menyesuaikan waktu kerja orang tua, sore hari juga dipandang sebagai waktu yang tepat karena pada jam tersebut anak-anak umumnya masih terjaga, sehingga proses bermain dan stimulasi dapat berlangsung lebih optimal.

Selain Itis, ada empat fasilitator yang ikut membantu kegiatan di Rumah Anak SIGAP Bandarharjo. Mereka adalah Sri Lestari, Eka Panajuningsih, Dian Kartika, dan Wiwik Condro. Kelimanya adalah kader posyandu yang terpilih berdasarkan hasil seleksi mengikuti pelatihan terkait modul dan manajemen operasional Rumah Anak SIGAP dari Tanoto Foundation.

Itis juga menjelaskan, ada 48 anak usia dini yang penerima manfaat atau layanan Rumah Anak SIGAP. Tak hanya warga Bandarharjo saja, para penerima manfaat juga datang berbagai kelurahan lain seperti Tanjung Mas dan Dadapsari.

Ke-48 anak-anak ini terbagi menjadi empat kelompok berdasarkan usia sesuai dengan sasaran Rumah Anak SIGAP, yaitu: 

  • Kelompok Bintang Kecil untuk anak usia 0-6 bulan. 
  • Kelompok Bintang Ceria untuk anak usia 6-12 bulan.
  • Kelompok Bintang Pijar untuk anak usia 12-24 bulan. 
  • Kelompok Bintang Terang untuk anak usia 24-36 bulan.

"Kegiatan yang kami lakukan bermacam-macam sesuai usia mereka. Misal pada anak usia 0-6 bulan, kami ajak untuk tummy time, bermain cilukba. Terus yang usia 6 bulan-12 bulan diajak mengenal peralatan yang ada di rumah," jelasnya.

Setiap minggu, kegiatan yang dijalankan di Rumah Anak SIGAP Bandarharjo juga berbeda-beda. Pada minggu pertama digelar kelas tematik bagi para orang tua.

"Ada materi yang dijelaskan oleh fasilitator. Kemudian orang tua akan bertanya atau melanjutkan membaca materi yang telah diberikan. Kami juga kasih materi untuk dibawa pulang, dipelajari di rumah," ungkapnya seraya menunjukkan jadwal kegiatan Rumah Anak SIGAP Bandarharjo yang telah dibuat dengan rapi di HP. 

Ada pula Kegiatan Bermain Bersama (KBB) yang dilaksanakan pada minggu kedua. Dalam kegiatan ini, anak-anak akan bermain bersama orang tua atau rekan sebaya mereka di Rumah Anak SIGAP Bandarharjo sesuai dengan tema yang telah ditetapkan.

Pada minggu ketiga, Itis dkk akan menggelar kuliah umum untuk para orang tua dengan menghadirkan sejumlah narasumber mulai dari tenaga kesehatan, akademisi, dan praktisi. Dalam kuliah umum itu, akan dibahas mengenai tumbuh kembang anak serta pengasuhan.

"Materi yang paling banyak dibutuhkan ya tentang gerakan tutup mulut (GTM), yang rasanya itu jadi PR semua ibu," ucap Itis.

Selanjutnya kegiatan pada minggu keempat adalah home visit atau kunjungan dari rumah ke rumah. Sebulan sekali, Itis dkk akan mengetuk satu per satu pintu rumah para penerima manfaat untuk mengetahui sejauh mana pertumbuhan dan perkembangan anak-anak mereka.

"Sekaligus kami mengulas kembali materi apakah yang diberikan di Rumah Anak SIGAP, sudah dilakukan di rumah atau belum," tambahnya.

Jika dirasa masih kurang atau belum sesuai, maka dilakukan Pendampingan Individu. Tujuannya agar tumbuh kembang anak bisa terkejar sesuai dengan usianya. Selain itu, untuk mempersiapkan anak menuju usia pra-sekolah atau menuju PAUD

Dapat Dukungan

lihat fotoDUKUNG RUMAH ANAK SIGAP - Tri Wahyuni, warga RT 3 RW 2 saat ditemui di Rumah Anak SIGAP Bandarharjo, Rabu (12/11/2025). Keberadaan Rumah Anak SIGAP Bandarharjo mendapat sambutan hangat dari para orang tua, termasuk Tri Wahyuni.
DUKUNG RUMAH ANAK SIGAP - Tri Wahyuni, warga RT 3 RW 2 saat ditemui di Rumah Anak SIGAP Bandarharjo, Rabu (12/11/2025). Keberadaan Rumah Anak SIGAP Bandarharjo mendapat sambutan hangat dari para orang tua, termasuk Tri Wahyuni.

Keberadaan Rumah Anak SIGAP di Bandarharjo turut mendapat sambutan hangat dari para orang tua. Salah satunya adalah Tri Wahyuni, warga RT 3 RW 2, yang hampir tak pernah absen mengikuti kegiatan di sana. Setiap Rabu sore, ia datang bersama putranya, Alenta Putra Wahyudi, yang kini berusia 18 bulan.

Bagi Tri, hadir di Rumah Anak SIGAP bukan sekadar menemani anak bermain, tetapi juga kesempatan untuk belajar ulang tentang pola pengasuhan. Ia mengaku mulai membawa Alenta sejak usianya baru empat bulan.

"Saya senang kalau anak bisa main sambil belajar. Di rumah kadang saya bingung harus kasih stimulasi apa. Di sini saya jadi ikut belajar," kata dia.

Tri, yang sehari-hari beraktivitas sebagai ibu rumah tangga dan mengantar jemput anak sulungnya yang duduk di kelas 2 SD, mengetahui keberadaan Rumah Anak SIGAP dari tetangganya. Ia mengamati ada perubahan positif pada anak tetangganya itu, sehingga ia memutuskan untuk ikut bergabung.

Menurutnya, kehadiran program ini membuatnya lebih paham tentang tahapan perkembangan anak, mulai dari stimulasi sederhana hingga pemberian MPASI yang tepat. Tri berharap kegiatan serupa dapat terus ditingkatkan, terutama dengan penambahan sesi kuliah umum untuk orang tua agar mereka semakin memahami cara mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.

"Kalau bisa, stimulasinya lebih banyak lagi. Biar kami sebagai orang tua semakin paham," harapnya.

Sementara itu, System Strengthening Unit Coordinator Tanoto Foundation Java Regional, Ahmad Syaiful Bahri mengatakan, kegiatan yang telah berjalan selama dua tahun di Rumah Anak SIGAP Bandarharjo sudah sesuai dengan apa yang dikehendaki Tanoto Foundation, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas.

"Dari sisi jumlah peserta, target kami adalah 40 anak beserta pengasuhnya. Itu semua terpenuhi dan konsisten," terangnya, Senin (24/11/2025). Selain itu, jumlah kelas dan fasilitator yakni empat orang tetap sesuai desain awal program.

Syaiful juga menjelaskan, Rumah Anak SIGAP Bandarharjo kini telah berstatus sebagai Rumah Anak SIGAP yang mandiri. Artinya, Tanoto Foundation masih mendampingi, meski tidak lagi secara intens seperti awal program berjalan. Kini, kepemilikan program sudah diambil alih oleh Pemkot Semarang melalui Dinas Kesehatan.

"Pendampingan dari kami sekarang lebih ringan dengan komunikasi lewat grup WhatsApp atau sesekali melakukan penyegaran untuk fasilitator, tidak lagi seperti dulu di mana pendampingan rutin setiap satu atau dua bulan sekali," ujarnya.

Meski Rumah Anak SIGAP Bandarharjo sudah mandiri, Syaiful menilai keberlanjutan tetap bergantung pada kekuatan kolaborasi.

"Kuncinya kolaborasi. Tidak mungkin fasilitator atau koordinator berjalan sendiri. Harus bersama-sama dengan masyarakat, kelurahan, pemerintah kota, dan para pemangku kepentingan lain," kata dia. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved