Piala Dunia 2022
Piala Dunia 2022 Qatar jadi Ajang Pertarungan Ideologi LGBT dan Kemerdekaan Palestina
Sorotan menarik yang mewarnai Piala Dunia 2022 Qatar menyoal pertaruhan ideologi LGBT dan Kemerdekaan Palestina.
Penulis:
Dwi Setiawan
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Sorotan menarik mewarnai Piala Dunia 2022 Qatar menyoal pertaruhan ideologi LGBT dan Kemerdekaan Palestina.
Seperti diketahui masalah hak asasi manusia menjadi salah satu isu yang paling banyak diperbincangkan di Piala Dunia 2022.
Sebagaimana misal isu hak asasi manusia yang terus disoroti oleh banyak pihak terutama oleh negara-negara barat.
Baca juga: Piala Dunia 2022: Legenda Jerman Vonis Aksi Tengil Rudiger Tak Cerminkan Profesional

Satu di antara isu hak asasi manusia yang menjadi sorotan negara Barat sampai detik ini soal aturan larangan Qatar perihal homoseksualitas alias LGBT.
Qatar sebagai salah satu negara yang mayoritas penduduknya islam memang menerapkan aturan cukup tegas perihal masalah LGBT.
Bahkan, Qatar akan menghukum pelaku LGBT yang berkeliaran di negaranya dengan hukuman berat berupa dijebloskan ke penjara selama 1-3 tahun.
Atas dasar aturan itulah, tak sedikit pihak yang merasa frustrasi tak terkecuali beberapa negara yang mayoritas berasal dari Barat.
Beberapa negara peserta Piala Dunia 2022 dari Barat seperti Jerman, Inggris dan Denmark cukup vokal dalam menolak aturan itu.
Khusus Jerman, negara tersebut terlihat paling vokal dalam menyerukan kebebasan dalam hak asasi manusia termasuk urusan LGBT.
Hal itu dibuktikan dengan berbagai tindakan nyata yang dilakukan Jerman saat berlaga di Piala Dunia 2022 Qatar.
Seperti contohnya ketika Timnas Jerman melakukan pose sindiran kepada penyelenggara Piala Dunia 2022 sebelum laga melawan Jepang, Rabu (23/11/2022) kemarin malam.
Pemain utama Jerman melakukan gestur berupa menutup mulutnya dengan tangan sebagai bentuk protes terhadap Piala Dunia 2022.
Usut demi usut ada maksud tertentu dari gestur yang dilakukan pemain Jerman tersebut.

Dalam penjelasannya, Timnas Jerman ternyata memprotes pihak penyelenggara yang tidak mengizinkan kaptennya mengenakan ban kapten pelangi.
"Kami ingin menggunakan ban kapten kami untuk mempertahankan nilai yang selama ini kami pegang di Timnas Nasional Jerman," dikutip Tribunnews dari akun instagram @dfb_team.
"Yakni perihal keberagaman dan saling menghormati, kami ingin suara kami didengar, ini bukan pernyataan politik tapi hak asasi manusia yang dinegosiasikan,"
"Melarang kami memakai ban kapten itu (One Love) seperti membungkam kami," tulisnya.
Tindakan lain yang dilakukan Jerman dalam mendukung LGBT juga dilakukan Menteri Dalam Negeri negara tersebut saat mengenakan ban kapten One Love saat menonton laga melawan Jepang.
Mendagri Jerman yang bernama Nancy Faeser terlihat mengenakan ban kapten One Love saat mendukung timnya melawan Jepang.
Bahkan, Nancy Faeser mengenakan ban kapten itu tepat disamping Gianni Infantino yang berstatus sebagai Presiden FIFA.
Pemandangan tak biasa itulah yang menjadi sorotan Piala Dunia 2022 dimana ada pertaruhan Jerman mendukung LGBT.
Disisi lain, Qatar selaku tuan rumah juga melakukan hal menarik dimana beberapa pejabatnya mengenakan lambang Palestina di stadion.
Menariknya, momen tersebut dilakukan beberapa pejabat Qatar tepat pada laga antara Jerman vs Jepang, tadi malam.
Apa yang dilakukan beberapa pejabat Qatar itu seakan menjadi tanda dukungan mereka terhadap kemerdekaan yang saat ini masih diperjuangkan Palestina.
Hingga pada akhirnya, dua hall yang tak biasa itupun akhirnya menjadi sorotan banyak.
Tak sedikit yang mengartikan bahwa Piala Dunia edisi kali ini menjadi pertaruhan ideologi LGBT dengan Kemerdekaan Palestina.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)