Pilpres 2019
BPN Sebut Lawan Berat Jokowi Adalah Diri dan Janji-janjinya Sendiri
"Pak Jokowi lawannya dirinya sendiri, ketika berjanji di 2014. 63 janji belakangan, 20 yang kita lihat masih belum tertunaikan,” kata Mardani.
Penulis:
Chaerul Umam
Editor:
Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno Mardani Ali Sera menyatakan, lawan berat calon presiden petahana Joko Widodo (Jokowi) pada pemilihan presiden 2019 ini adalah dirinya sendiri.
Pasalnya, masih banyak janji-janji kampanye pada Pilpres 2014 yang hingga kini belum ditunaikan oleh Jokowi.
"Pak Jokowi lawannya dirinya sendiri, ketika berjanji di 2014. 63 janji belakangan, 20 yang kita lihat masih belum tertunaikan,” kata Mardani di Komplek Parlemen, Senayan Jakarta Pusat, Senin (11/3/2019).
Sementara dengan adanya janji-janji baru Jokowi soal tiga kartu yakni Kartu Indonesia Pintar Kuliah, Kartu Sembako Murah, dan Kartu Pra-Pekerja, menurut Mardani hal itu merupakan tanda kepanikan karena target elektabilitasnya tak tercapai.
"Ketika target elektabilitas tidak tercapai. Maka janji baru pun dikeluarkan. Tiga kartu ini kan sejujurnya tidak menyelesaikan masalah. Bukan kartu pencari kerja yang diperlukan. tetapi lapangan pekerjaan. dan lapangan pekerjaan itu tercipta ketika industrialisasi berjalan dengan baik. sekarang kita negatif," kata Mardani.
Menurut Mardani, lapangan pekerjaan akan tercipta ketika pertumbuhan ekonomi Indonesia mendekati angka 7 persen. Sementara saat ini Indonesia hanya mencapai 5,2.
"Sehingga ada ketidak mampuan pemerintah dan untuk menutupi ketidakmampuan digunakan lah kartu-kartu sakti ini," ujarnya.
Baca: Beritahu Rencana Amaliyah ke Orang Tua, Terduga Teroris di Lampung Diciduk Densus 88
Senada dengan Mardani, Anggota BPN yang juga Direktur Pencapresan DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Suhud Aliyudin Jokowi akan dikalahkan janji-janjinya sendiri.
“Lawan berat Pak Jokowi adalah janji-janji kampanye-nya sendiri. Jadi, yang mengalahkan Pak Jokowi adalah dirinya sendiri,” katanya.
Menurutnya, seharusnya Jokowi tak perlu banyak janji.
Namun cukup menunaikan janji-janji yang masih menumpuk dan belum mampu direalisasikan di sisa jabatan ini.
"Terutama janji terkait kesejahteraan ekonomi dan pembukaan lapangan kerja," katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Penasihat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Hidayat Nur Wahid meyakini pemilih mengambang atau swing voters akan memilih capres-cawapres 02.
Menurutnya, swing voters akan memilih secara rasional serta tidak terpaku pada prestasi tetapi juga fokus pada realisasi janji kampanye.
Hal itu disampaikannya terkait dengan hasil survei Saiful Mujani Research Consulting (SMRC) yang mengatakan swing voters masih ada sekitar 13 persen.
"Yang ini ya belum terbukti nanti kita buktikan saja lima tahun yang akan datang terbukti atau tidak. Kalau ternyata tidak tebukti dan tidak sesuai dengan harapan ya nanti diganti lagi," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (11/3/2019).
"Tetapi biasanya yang belum memilih itu karena mereka orang punya optimisme, mereka punya harapan, mereka orang yang betul-betul ingin segala sesuatu akan menjadi lebih baik. biasanya begitu," imbuhnya.
Selain itu, Hidayat menilai wajar jika sampai saat ini masih ada swing voters jelang Pilpres 17 April mendatang.
Baca: Jadi Pembawa Pesan Damai, Saraswati Puji Lagu Sabyan
Wakil Ketua MPR RI itu berujar hal tersebut merupakan dinamika dalam proses pemilu.
"Tentang swing voters ya ini memang sangat biasa. Sangat biasa bahkan sering kali bahkan juga lembaga survei itu keliru karena ternyata pada hari-hari tenang itu, banyak warga yang menentukan pilihannya jadi swing voters itu bagian dari dinamika pemilu menuju pemilu," pungkas Wakil Ketua MPR RI itu.
Sebelumnya dalam hasil survei SMRC yang dirilis Minggu (10/3/2019), Jokowi-Ma'ruf mendapatkan 54,9 persen suara, sementara paslon 02 Prabowo-Sandi hanya 32,1 persen. Sedangkan 13 persen lainnya mengaku tidak tahu.