Rabu, 13 Agustus 2025

Pilpres 2019

PDIP Pertanyakan Transparansi Data Perolehan Suara Pilpres Kubu Prabowo-Sandi

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mempertanyakan, transparansi data perolehan suara pemilihan presiden kubu Prabowo-Sandi.

Editor: Dewi Agustina
Tribunnews.com/ Dennis Destryawan
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (19/4/2019). 

Prabowo Subianto mengatakan para pendukungnya merupakan orang-orang yang cinta tanah air, dan selalu menjunjung tinggi Pancasila dan UUD 1945.

Saat ini menurutnya ada sejumlah orang yang mencoba menuding pihaknya akan berbuat inkonstitusional.

"Mereka ingin menggambarkan bahwa kita punya niat-niat yang aneh-aneh. Tidak ada yang aneh-aneh, kita mau menegakkan keadilan, kita ingin kejujuran, kita hormati kejujuran dan keadilan," ujar Prabowo dalam acara doa dan zikir bersama di depan kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara nomor 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Prabowo mengimbau kepada para pendukunya untuk tidak mudah terprovokasi.

Menurutnya, Prabowo-Sandi akan terus memperjuangkan agar tidak ada kecurangan dalam proses Pemilu.

"Mana kala ada upaya untuk terang-terangan untuk merobek-robek hak rakyat Indonesia, kami tidak akan terima, tapi kami, saya, kita semua selalu akan melakukan hal-hal sesuai konstitusi," katanya.

Prabowo mengatakan bahwa acara doa dan zikir bersama syukuran kemenangan dijamin oleh konstitusi. Termasuk apabila nanti ada aksi yang ia pimpin.

Namun Prabowo tidak menjelaskan aksi apa yang dimaksud.

"Kita selalu, kalau saya yang mimpin saya minta saudara ikut, yang kita lakukan selalu adalah tindakan tidak menggunakan kekerasan apapun. Kalaupun nanti jutaan atau belasan juta turun, kita buktikan tertib damai aman," pungkasnya.

Peneliti Indo Barometer, Asep Saepudin berharap pihak yang tidak mempercayai hasil Quick Count menghargai ilmu pengetahuan.

Meski, dirinya sepakat ada satu atau dua lembaga survei yang mencurangi dan ilmu pengetahuan dengan hasil hitung cepat abal-abal.

"Jika ada pihak yang tidak percaya membabi buta terhadap hasil quick count yang benar, saya kira perlu belajar bersikap adil dan menghargai terhadap ilmu pengetahuan," jelasnya.

Dia menegaskan, hasil hitung cepat bukanlah hasil final, karena yang dijadikan dasar memang hasil hitung resmi secara manual oleh KPU.

Pihaknya pun menghargai pihak yang tidak percaya.

"Saya tetap menghargai terhadap pihak yang tidak mau percaya hasil quick count karena memang quick count bukan hasil final dan tidak harus dipercayai sepenuhnya, tetap final ada di KPU dan hargai hasilnya," lanjut dia.

Kendati demikian, Quick Count menurutnya, dapat menjadi proyeksi terhadap Real Count nanti serta secara tidak langsung menjadi kontrol terhadap perhitungan KPU. (tribun network/den/fik/rio)

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan