Pilpres 2019
Tanggapi Kepemilikan Form C1 BPN Prabowo-Sandi, Gus Nadir: Apa yang Dijadikan Dasar Real Count 62%?
Tanggappi kepemilikan form c1 BPN Prabowo-Sandi, Gus Nadir mempertanyakan apa yang menjadi dasar real count 62% yang selama ini diklaim kubu 02.
Penulis:
Miftah Salis
Editor:
Fathul Amanah
TRIBUNNEWS.COM- Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi sepakat merahasiakan lokasi penghitungan real count atau form C1.
Anggota Dewan Pengarah BPN , Fadli Zon, mengatakan lokasi rekapitulasi suara pasangan calon nomor urut 02 berpindah-pindah terkait keamanan.
Hal ini menuai tanggapan dari berbagai pihak termasuk Gus Nadir.
Peneliti yang memiliki nama asli Nadirsyah ini menanggapi kepemilikan form C1 Badan Pemanangan Nasional Prabowo-Sandi.
Gus Nadir yang berada di kubu Jokowi-Ma'ruf ini menanggapi unggahan penulis sekaligus mantan jurnalis, Maman Suherman.
Baca: Sekjen PAN Bantah Rumor akan Keluar dari Koalisi Prabowo-Sandiaga
Baca: Prabowo Tolak Bertemu Jokowi, Sandi Siap Bertemu Maruf Tanpa Perantara: Kapanpun Langsung Berangkat
Maman Suherman mengunggah tautan berita di akun Twitter @kangmaman1965 dari media online tentang BPN yang disebut Bawaslu mengajukan permohonan mendapat dokumen C1.
Maman meminta klarifikasi dari tim BPN untuk memperoleh kejelasan.

Cuitan ini kemudian mendapatkan tanggapan dari Gus Nadir.
Gus Nadir mempertanyakan apakah BPN selama ini memiliki form C1.
Form C1 merupakan catatan hasil penghitungan suara di TPS sekaligus sertifikat hasil penghitungan suara yang terbagi untuk presiden dan wakil presiden, DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.
Gus Nadir juga mempertanyakan apa yang menjadi dasar real count 62% yang diklaim pihak Prabowo-Sandi.
Ia kemudian curiga hal ini menjadi alasan BPN enggan membeberkan dimana lokasi penghitungan suaranya.
"Jadi BPN selama ini gak punya form C1? Lha terus yg dijadikan dasar real count 62% itu apa? Apa ini sebabnya gak bisa jawab #DimanaLokasiRealCountBPN ?
Aku elus jidat.
Kang @maman1965 elus kepala."

Sebelumnya Gus Nadir juga mengomentari pernyataan Habib Rizieq Shihab yang menyebut pasangan Prabowo-Sandi menang dalam Pemilu 2019.
Pernyataan Habib Rizieq ini diunggah dalam sebuah video di Youtube FRONT TV.
Baca: Mengaku Tak Beda Prinsip dengan Prabowo, Sandi Sebut Pemilu Jujur & Adil, TKN: Kami Sangat Apresiasi
Baca: Sandiaga Pijit Relawan Input C-1: Tegang Semua
Gus Nadir yang berada di kubu Jokowi dan Maruf Amin itu pun lantas meminta kepada khalayak untuk memberikan kesimpulannya terkait dengan pernyataan Habib Rizieq Shihab tersebut.
https://youtu.be/frVnVWnexPI
Pada menit 2:25 Muhammad Rizieq Shihab menyatakan: “kalo tdk dicurangi, Prabowo menang 80%. Kalo dicurangi, tetep menang 60%”
Jadi?
Monggo disimpulkan sendiri (emoji)
Sebelumnya, sejumlah lembaga survei yang tergabung dalam Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) kepada kubu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dan sandiaga Uno agar membuka secara terang benderang proses penghitungan suara.
Pada Senin (22/4/2019), Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Andre Rosiade mengungkapkan, proses tersebut dipusatkan di DPP Gerindra.
"C1 kami dikumpulkan dari seluruh Indonesia di DPP Partai Gerindra. Kami yang kerja banyaklah," kata Andre Rosiade.
Baca: Ogah Komentari Kasus Erin Taulany yang Diduga Cemarkan Nama Baik Prabowo, Sule: Saya Aja Belum Bener
Baca: TERBARU Hasil Real Count KPU Pilpres 2019 Jokowi vs Prabowo, Jumat 26 April Data Masuk 36,21%
Sementara itu, seorang petugas DPP Gerindra menyebut tak ada penghitungan suara di lokasi tersebut.
"Justru di Kertanegara. Di sini sama sekali enggak ada kegiatan. Semua diserahkan di sana. Semua dikawal di sana. Pak Andre Rosiade jarang banget ke sini," ujar petugas tersebut dikutip dari Kompas.com, Selasa (22/4/2019).
Wakil Ketua BPN, Mardani Ali Sera mengaku tidak mengetahui pasti dimana lokasi penghitungan suara (real count) kubu 02.
"Lokasi saya tidak tahu," ungkap Mardani.
Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI sekaligus Anggota Dewan Pengarah BPN, Fadli Zon, megatakan lokasi penghitungan suara oleh BPN dilakukan secara berpindah-pindah karena alasan keamanan.
"Ada di beberapa tempat, di Kertanegara ada, di DPP ada pengumpulan-pengumpulan C1 dan bukti-bukti. Salah satu alasannya security, karena itu berpindah-pindah," kata Fadli saat ditemui wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/4/2019).
Fadli mengatakan, BPN tak ingin mempublikasi lokasi penghitungan real count lantaran khawatir peretasan sistem.
"Begitu Anda kasih tahu di mana langsung itu dihack, langsung itu diretas. Itu terjadi berkali-kali," ujarnya.
Senada, calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno enggan mengungkap lokasi penghitungan suara internal kubu Prabowo-Sandi.
Hal ini, dikatakan Sandi, untuk menghindari adanya “abuse of power” atau penyalahgunaan wewenang pihak tertentu untuk mengganggu penghitungan suara Pemilu 2019 internal pihaknya.
“Saya selalu ditanya wartawan di mana lokasinya, tapi saya memutuskan tak membuka ya karena khawatir ada “abuse of power”, lagi hitung-hitung tiba-tiba nanti digerebek,” ungkap Sandiaga saat memantau penghitungan suara oleh relawan Ruang Sandi.
(Tribunnews.com/Miftah)