Pilpres 2019
Kivlan Zen Tuding SBY Licik di Pilpres 2019, Demokrat: Itu Fitnah, Tuduhan Tak Berdasar!
Silang pendapat di kubu koalisi pendukung calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto belum mereda.
2. Tanggapi soal Pernyataan Setan Gundul Andi Arief
Kivlan Zen juga menyinggung pernyataan Wasekjen Demokrat Andi Arief yang menyebut ada setan gundul di Koalisi Adil Makmur Prabowo-Sandi.
Baca: Besok, Massa Eggi Sudjana dan Kivlan Zen Kembali Gelar Aksi di KPU
Kivlan justru menyebut Andi Arief yang merupakan setan gundul.
"Ya yang setan gundul itu dia yang setan gundul, Andi Arief setan gundul, dia yang setan. Masa kita dibilang setan gundul," jelas Kivlan Zen.
Sebelumnya diberitakan, Andi Arief bercuit soal 'setan gundul' yang muncul di tengah perjalanan perjuangan Koalisi Indonesia Adil Makmur pengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Andi mengatakan 'setan gundul' itu memberikan masukan kepada Prabowo yang menurutnya sesat.
Andi mengatakan Partai Demokrat hanya ingin melanjutkan koalisi dengan partai-partai politik pengusung Prabowo-Sandi, yakni Gerindra, PAN, PKS, dan Berkarya, serta rakyat, bukan 'setan gundul'. Jika si 'setan gundul' masih hadir, Andi mengancam Demokrat bakal memilih jalan sendiri.
3. Demokrat Sebut Tuduhan Kivlan Zen Fitnah
Partai Demokrat menanggapi tudingan Kivlan Zen bahwa Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertindak licik saat Pilpres 2019.
"Saya pikir Kivlan Zen ini sedang galau. Saya bisa memahami kondisinya, mungkin yang terjadi sekarang ini di luar ekspektasinya," ujar Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean kepada Tribunnews.com, Kamis (9/5/2019).
Ferdinand Hutahaean menegaskan, Kivlan Zen sedang melakukan fitnah, ketika menuding SBY tidak ingin Prabowo Subianto menjadi capres di Pilpres 2019.
"Itu fitnah! Tuduhan tak berdasar," tegas Ferdinand Hutahaean.
Baca: Ketika Kivlan Zen dan Eggi Sujdana Gagal Temui Bawaslu
Justru, dia menjelaskan, sejak awal SBY ingin menyukseskan Prabowo Subianto menjadi pemimpin baru di Indonesia.
Tapi dia tegaskan, sebaliknya Prabowo banyak tidak melaksanakan apa yang disampaikan dan dipesankan SBY.
"Faktanya, Pak Prabowo banyak tidak melakukan apa yang disampaikan oleh pak SBY. Jadi Pak Prabowo lebih mendengarkan pihak lain," ujar Ferdinand Hutahaean.
