Minggu, 16 November 2025

Pilpres 2019

Cak Imin: Saya Berharap Jokowi Segera Bertemu Prabowo, Atasi Kerumitan Pasca Pilpres

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, Muhaimin Iskandar berharap Presiden Joko Widodo segera bertemu dengan calon presiden Prabowo Subianto.

Editor: Dewi Agustina
Kompas.com/Kristian Erdianto
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar saat ditemui di rumah dinas Wakil Ketua MPR, Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Sabtu (18/5/2019). KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar berharap Presiden Joko Widodo segera bertemu dengan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto pasca-Pilpres 2019.

Muhaimin Iskandar yang akrab disapa Cak Imin itu menilai, pertemuan keduanya perlu dilakukan untuk meredam situasi yang memanas antara para pendukung.

"Saya berharap Pak Jokowi segera bertemu dengan Pak Prabowo, duduk bersama mengatasi kerumitan (pasca-pilpres) yang mungkin panas dan muncul," ujar Cak Imin saat ditemui di rumah dinas Wakil Ketua MPR, Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Sabtu (18/5/2019).

Baca: Seorang Pria Tewas Setelah Lompat dari Lantai 6 Mal di Thailand

Cak Imin pun mengimbau agar perbedaan sikap politik di masyarakat dan perbedaan pandangan terkait hasil pilpres disikapi sesuai dengan prosedur demokrasi serta mekanisme undang-undang.

Ia juga meminta para elite politik kembali merajut persatuan dan kesatuan sehingga situasi kembali kondusif.

"Ayo kita rajut persatuan, persaudaraan, kekeluargaan, kebangsaan kita yang kokoh sehingga Indonesia bisa melalui tahapan demokrasi yang sukses ini dengan sempurna," kata dia.

"Sehingga Indonesia tetap aman damai dan adil," kata Cak Imin.

Baca: Kenakan Tanktop Warna Hitam, Nikita Mirzani Unggah Foto Menyusui si Buah Hati, Begini Faktanya

Aksi Damai 3 Hari Berturu-turut

Sebelumnya Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Siti Hediati Hariyadi atau yang karib disapa Titiek Soeharto mengatakan pihaknya akan menggelar demonstrasi damai pada tanggal 20, 21, dan 22 Mei 2019.

Baca: Dinas Perhubungan DKI Pastikan Tak Ada Terminal Bayangan di Sekitar Pulogebang

Aksi unjuk rasa tersebut untuk memprotes penyelenggaraan Pemilu 2019 yang dinilai penuh kecurangan.

"Tentu kita akan kelihatannya demo damai tanpa kekerasan, mungkin kita duduk aja, selama ini kita kaya dicuekin aja nih kita sudah teriak-teriak pemilu curang DPT ganda, DPT bermasalah, yang meninggal (KPPS) begitu banyak, kita sudah menyuarakan itu tapi kok kayanya dicuekin aja," kata Titiek Soeharto usai menghadiri deklarasi Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat, di Jalan Proklamasi, Jakarta, Jumat (17/5/2019).

"Nah ini bentuk dari protes kita, kita nanti akan melakukan demo damai," ujar Titiek Soeharto.

Menurut Titiek, aksi unjuk rasa nanti akan melibatkan banyak massa. Hanya saja putri presiden Soeharto tersebut tidak menyebutkan estimasi massa yang akan hadir.

Adapun tempat unjuk rasa akan tersebar di sejumlah titik, salah satunya Bundaran Hotel Indonesia.

"Tidak seperti 212 (jumlahnya), tapi cukup banyaklah kalau pemerintah mengerahkan aparat 160 ribu TNI, seratus sekian ribu polisi, inshaallah massa kita lebih dari itu," katanya.

Politikus Partai Berkarya itu memastikan bahwa aksi akan dilakukan dengan damai. Terkecuali bila aparat keamanan bertindak represif.

Baca: Massa FPI Ikut Unjuk Rasa Gerakan Kedaulatan Rakyat 3 Hari Berturut-turut Mulai 20 Mei 2019

"Insyaallah damai, ya kita pasti damai kecuali kalau disana kita ditimpuki gas, ditembaki gas air mata, kita rakyat yang ingin memperjuangkan tapi kita ditembak-tembaki tapi dizalimi, nah itu tentunya rakyat yang akan bicara sendiri," katanya.

Adapun tuntutan yang ingin disampaikan dalam aksi unjuk rasa yang rencananya digelar tiga hari berturut-turut itu yakni meminta penyelenggara Pemilu mendiskualifikasi pasangan Jokowi-Ma'ruf.

Karena menurutnya, pasangan Jokowi-Ma'ruf telah curang dalam mengikuti Pemilu Presiden 2019.

Baca: Dianggap Bermanuver, AHY Disebut Bangsawan Politik Lantaran Nekat Menentang Prabowo

Tuntutan diskualifikasi juga dipilih, karena pemungutan suara ulang akan memakan biaya yang sangat tinggi.

"Harapannya didiskualifikasi, mana yang curang? Petahana yang curang ini harus didiskualifikasi. Jadi kalau kita ulang lagi ini mahal sekali makan waktu, biaya mahal sekarang saja sudah Rp 25 triliun, hasilnya kaya gini," kata Titiek.

"Apakah kalau kita ulang dengan another 25 triliun hasilnya akan lebih baik? Siapa tahu mengulang yang ini lagi. Tapi kalau memang sudah curang dan di UU nya sudah ada, ya harus di dis (dikusalifikasi), ya di-dis gitu," kata Titiek. (Kompas.com/Kristian Erdianto)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cak Imin Berharap Jokowi Segera Bertemu Prabowo"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved