Jumat, 22 Agustus 2025

Pilpres 2019

Sakit Hati Jadi Pemicu Andri Bibir Bantu Perusuh Saat Aksi 22 Mei, Suplai Batu dan Sediakan Air

Andri Bibir, pria yang ditangkap kepolisian terkait aksi 22 Mei 2019 menceritakan bagaimana dirinya berinisiatif menyediakan batu untuk perusuh.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
ist
Andri Bibir 

Dedi mengungkapkan bahwa Andri Bibir bertugas memberikan suplai batu untuk para perusuh serta bantuan lain.

Karopenmas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (25/5/2019)
Karopenmas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (25/5/2019) (TribunJakarta.com/Bima Putra)

"Dalam kerusuhan tanggal 22 Mei menyiapkan berbagai macam properti yang dia gunakan dalam rangka untuk melakukan kerusuhan dan penyerangan terhadap petugas antara lain batu. Batu itu disiapkan tersangka Andri Bibir untuk disuplai kepada teman-temannya yang melakukan demo," Dedi di Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (25/5/2019) dini hari.

Baca: Polisi Pastikan Kabar Anak di Bawah Umur Tewas Dianiaya Brimob Hoaks

"Demo ini tidak spontan, artinya by setting untuk menciptakan kerusuhan. Dia juga menyiapkan jerigen berisi air agar teman-temannya yang terkena gas air mata bisa cuci muka dengan air di jerigen ini," tambah Dedi.

Baca: KBPP Apresiasi Polri-TNI Amankan Jakarta Selama Pemilu

Perbuatan tersebut membuat Andri Bibir menjadi buruan petugas kepolisian.

Hingga akhirnya ditangkap di Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

"Tersangka Andri Bibir ini waktu lihat anggota, langsung dia mau kabur karena merasa salah. Ketakutan dia. Dikepung oleh anggota pengamanan," tutur Dedi.

Penjelasan psikolog

Remaja dengan usia kisaran 18 hingga 20 tahunan kerap terlihat berada di tengah aksi yang melibatkan massa dengan jumlah banyak.

Anak-anak muda juga kerap terlihat berada di barisan paling depan dan mudah terprovokasi untuk melakukan aksi-aksi yang berhubungan dengan kekerasan.

Psikolog klinis keluarga, Monica Sulistiawati menjelaskan remaja yang mengalami perubahan secara dinamis pada fisik akan mempengaruhi hormonal dan perubahan lingkungan.

Perubahan hormonal ini membuat remaja lebih sensitif.

Baca: Jenazah Ustaz Arifin Ilham Akan Mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma

Sehingga mereka lebih mudah tersinggung saat dipancing sedikit saja.

Saat emosi sedang meledak-ledak, keputusan yang mereka ambil tidak dipikirkan masak-masak dan jadinya tidak logis.

“Mereka jadi mudah tersinggung jadi tidak logis ambil keputuan dengan kata lain mereka bertindak secara impulsif. Inilah yang menyebabkan mereka mudah terprovokasi,” ungkap Monica kepada Tribunnews.com, Rabu (22/5/2019).

Baca: Masuk Waktu Sahur, Bentrok Massa Aksi dengan Polisi di Jalan Wahid Hasyim Masih Terjadi

Kemudian anak-anak remaja akhir ini saat berada di dalam kerumunan massa lebih mengedepankan solidaritas hingga meninggalkan norma-norman pribadi yang sebelumnya dianut.

Halaman
1234
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan