Pilpres 2019
Dua Kubu Saling Ajak Partai Lawan Bergabung, Sikap Jokowi hingga Andre Yakin Prabowo Menang
Ini fakta dua kubu Pilpres 2019 saling ajak partai lawan bergabung. Mulai dari sikap Jokowi hingga Andre Rosiadi yakin Prabowo menang
Penulis:
Facundo Chrysnha Pradipha
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
Ini fakta dua kubu saling ajak partai lawan bergabung. Mulai dari sikap Jokowi hingga Andre Rosiadi yakin Prabowo menang
TRIBUNNEWS.COM - Sedang hangat dunia politik Indonesia dengan ajakan bergabung partai lawan di tengah proses hukum pesta demokrasi, sengketa Pilpres 2019, berjalan.
Mulai dari sikap Capres 01, Joko Widodo atau Jokowi membuka diri bagi partai oposisi seperti Gerindra untuk bergabung bersamai partai pendukungnya.
Hingga Andre Rosiade, anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra, yakin Capres 02, Prabowo Subianto, menang dalam sidang sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi.
Andre Rosiade justru mengajak Jokowi dan partai koalisi untuk bergabung bersama partai pendukung Prabowo Subianto dalam Koalisi Indonesia Adil Makmur.
Baca: Kabar Politik soal Pertemuan Jokowi dan Prabowo, Momen Sidang Sengketa Pilpres 2019 di MK?
Inilah fakta yang dirangkum Tribunnews.com terkait dua kubu Pilpres 2019 saling ajak gabung partai lawan.
1. Sikap Jokowi
Jokowi membuka pintu selebar-lebarnya bagi partai politik oposisi untuk bergabung bersama partai politik pendukung pemerintah periode 2019-2024.
Terutama bagi Partai Gerindra yang dipimpin rival Jokowi dalam Pilpres 2019, Prabowo Subianto.
Sebagaimana dikutip dari wawancara khusus dengan Jakarta Post, Rabu (11/6/2019) kemarin, Jokowi mengaku, membuka diri bagi siapa saja yang ingin bekerja sama membangun negara.
“Saya terbuka kepada siapa saja yang ingin bekerja sama untuk mengembangkan dan membangun negara bersama,” ujar Jokowi saat ditanya spesifik mengenai kemungkinan masuknya Gerindra ke koalisi pendukung pemerintah.
“Sangat tidak mungkin bagi kami untuk membangun negara sebesar Indonesia sendirian. Kami membutuhkan kerja bersama,” lanjut dia.

Posisi Gerindra di DPR periode 2019-2024 relatif kuat. Pada Pileg 2019, Gerindra menempati urutan ketiga parpol yang memperoleh suara terbanyak dengan 17.594.839 suara atau 12,57 persen.
Meski demikian, Jokowi menegaskan, prinsip yang akan dikedepankan adalah musyawarah untuk mufakat sekaligus kontrol yang baik dalam menjalankan pemerintahan.
“Semangat kita tetap musyawarah untuk mufakat. Bagaimanapun, sebuah negara demokrasi besar tetap membutuhkan kontrol, baik dari internal maupun dari eksternal,” ujar Presiden.
Lebih akrab dengan Gerindra Masih dikutip dari Jakarta Post, elite tiga parpol pendukung pemerintah, yakni PDI-P, PKB dan PPP juga telah berbincang mengenai kemungkinan mengundang Gerindra bergabung ke koalisi.
2. Andre Rosiade: Insya Allah kami yang mengajak mereka gabung ke kami
memberikan tanggapannya terkait pernyataan Jokowi itu.
Ia mengatakan Gerindra saat ini tengah fokus menyiapkan persidangan sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK).
Andre Rosiade mengaku belum memikirkan sama sekali soal kesempatan bergabung dengan partai pendukung pemerintah.
"Ya fokus kami sekarang masih di MK. Kami fokus menghadapi gugatan yang akan kami ajukan ke MK. Belum terpikir sedikitpun soal bergabung," ujar Andre Rosiade dikutip TribunJakarta.com, pada Kamis (13/6/2019).
Andre Rosiade malah meyakini Prabowo Subianto yang akan memenangkan sidang sengkata Pilpres 2019 di MK.
Ia lantas mengatakan jika hal tersebut terjadi, maka pihaknya yang akan mengajak Jokowi bergabung bukan sebaliknya.
"Kami yakin Insya Allah Pak Prabowo yang menang di MK. Nanti kami yang mengajak koalisi ke kami. Bukan kami diajak ke sana. Tapi Insya Allah kami yang mengajak mereka gabung ke kami nanti setelah (sidang) MK," lanjut dia.

Andre Roside menilai wajar pernyataan Jokowi tersebut.
Andre mengatakan jika menang di MK, Jokowi tentu ingin koalisi pemerintahannya ke depan sangat kuat.
Karena itu, ia menilai Jokowi ingin terus menambah kekuatan di dalam koalisinya ke depan agar pemerintahan berjalan efektif.
"Beliau merasa sebagai pemenang. Tentu beliau ingin mengajak teman-teman. Saya rasa itu hal biasa dalam politik. Bahwa ingin menambah teman di koalisi, di barisan. Hal itu yang biasa dalam politik untuk menambah kekuatan ya. Kami maklumi, itu hak beliau," tutur Andre.
(Tribunnews.com/Chrysnha, Srihandriatmo/TribunJakarta.com)