Mutiara Ramadan
Antara Pinjaman dan Milik
Namanya ilmu dan ketrampilan tidak selamanya melekat dan bisa dikuasai serta diperintahkan kapan saja, di mana saja untuk menolong pemiliknya.
Editor:
Y Gustaman
Yang konstan dan tak pernah berjalan surut adalah bertambahnya usia. Jadi, sesungguhnya apa yang permanen dan abadi dimiliki seseorang? Lalu, siapa subyek yang memiliki itu?
Kepemilikan itu memiliki hirarki, memiliki tingkatan-tingkatan makna. Tak ada kepemilikan abadi. Dalam konteks agama, hanya Tuhan Sang Pemilik sejati. Manusia hanya dipinjami sesaat saja. Diberi hak guna selama hidupnya.
Berbahagialah mereka yang selalu sadar semua ini pinjaman, anugerah dan amanah untuk disyukuri serta difungsikan untuk memperbanyak amal kebajikan. Ketika suatu saat diambil kembali oleh Sang Pemiliknya, mereka merasa lega dan bersyukur karena telah memanfaatkan sebaik mungkin dan beban amanahnya sudah dikurangi atau ditarik kembali oleh Yang Empunya.
Untuk melatih kesiapan mental, ketika memiliki jabatan mesti sadar bahwa itu amanah dan durasinya sesaat. Gunakanlah sebaik mungkin untuk menyumbangkan kebaikan dan kesejahteraan bagi sesamanya. Jabatan itu digilir di antara manusia, sebagaimana juga umur, ibarat rumah yang digilir dari generasi ke generasi untuk ditempati.