Ramadan 2017
Mendengarkan Itu Sulit
Tanpa memahami konteks kulturalnya, kita mudah salah paham terhadap individu seseorang.
Editor:
Y Gustaman
Kenaikan status itu mengubah cara berpikir mereka secara revolusioner, yang tadinya selama berabad-abad hanya berpikir sebatas sukunya, lalu berkembang memiliki kerangka berpikir kebangsaan. Perkembangan ini tidak berarti mengabaikan pola pikir kesukubangsaan, melainkan justru memperkaya keduanya. (Nunus Supardi, Bianglala Budaya, hal 767).
Namun penyemaian dan pembentukan identitas nasional ini masih dalam proses menjadi (becoming), dan tidak mungkin bisa menghilangkan loyalitas warga negara terhadap identitas primordialnya, terutama identitas keagamaan.
Jadi, kesadaran sebagai warga negara (citizenship) mesti disadarkan dan dibangun terus-menerus, tanpa meremehkan identitas lokalnya. Ini sebaiknya dilakukan sejak dini terutama di lingkungan sekolah agar terbentuk pribadi toleran, inklusif dan menghargai mereka yang berbeda sepanjang dalam koridor hukum dan kepantasan sosial. Perbedaan itu bukan saja diterima, dipahami dan dihargai, melainkan juga dirayakan (celebrates the differences).