Lebaran 2020
Contoh Naskah Khutbah untuk Shalat Ied di Rumah, Idul Fitri 1441 H/2020
Berikut ini contoh naskah khotbah Idul Fitri 1441 H saat melaksanakan salat id di rumah.
Penulis:
Muhammad Renald Shiftanto
Editor:
Tiara Shelavie
مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا وَلَكِنْ كَانَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Artinya: Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan pula seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri kepada Allah dan sekali-kali dia bukanlah termasuk golongan orang-orang musyrik” (QS. Al Imran: 67).
Makasud ayat di atas, Ibrahim adalah seorang yang hidupnya digunakan untuk mencari kebenaran dengan tulus dan ikhlas, tanpa semangat golongan atau kelompok, diiringi dengan musliman yaitu pasrah kepada Allah SWT.
Dalam Firman Allah yang lain disebutkan, agama yang benar tidak lain adalah asal kesucian manusia yaitu fitrah:
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”(QS. Ar-Rum: 30).
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu
Istri dan putra-putriku tercinta
Tahun boleh berganti, zaman boleh berubah, milenium boleh bertukar, tetapi manusia tetap sama selama-lamanya, sesuai dengan desain Allah swt.
Manusia adalah makhluk yang selalu merindukan kebenaran dan akan merasa tentram apabila mendapatkan kebenaran itu. Sebaliknya, kalau dia tidak mendapatkannya, dia akan gelisah.
Jadi menurut firman Allah di atas, agama yang benar ialah kemanusian primordial artinya sesuatu yang asli, yang berasal dari pokok atau pangkal diciptakan.
Idul Fitri adalah hari raya untuk merayakan kembalinya fitrah, setelah hilang dan diketemukan kembali atau berhasil diketemukan.
Hal itu karena adanya ibadah puasa yang berintikan latihan menahan diri dari godaan-godaan, seperti dilambangkan dengan makan dan minum serta hubungan biologis.
Pahala puasa tentunya tidak tergantung seberapa jauh kita lapar dan haus. Melainkan tergantung pada, apakah kita menjalankannya dengan iman dan ihtisab kepada Allah, serta penuh instrospeksi diri atau tidak.
Bukti lebih jauh, pahala puasa tidak tergantung pada seberapa jauh kita lapar dan haus adalah disunatkannya berbuka puasa sesegera mungkin yang dalam istilah agama disebut ta’jil.