Penangkapan Petugas DKP
DKP Batam Usulkan Asriadi Naik Pangkat
Dinas DKP Batam, akan mengusulkan kenaikan pangkat istimewa, terhadap tiga petugas Dinas Kelautan dan Perikanan
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Dinas Kelautan, Perikanan Pertanian dan Kehutanan (DKP2K) Batam, akan mengusulkan kenaikan pangkat istimewa, terhadap tiga petugas Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) yang ditahan Polisi Diraja Malaysia (PDRM).
Tiga petugas itu berjuang menghalau nelayan Malaysia yang mencuri ikan di perairan Indonesia dan mereka sampai tertangkap oleh Polisi Diraja Malaysia.
Kepala Dinas Kelautan, Perikanan Pertanian dan Kehutanan (KP2K) Batam, Suhartini menyebut akan mengusulkan kenaikan pangkat istimewa karena Asriadi termasuk berjasa untuk menghalau nelayan asing yang mencuri ikan diperairan Indonesia.
"Saya akan usulkan ke wali kota supaya dibuat kenaikan pangkat istimewa karena sudah berprestasi luar biasa," kata Suhartini, Jumat (20/8/2010).
Saat ini Asriadi memiliki pangkat IId apabila diusulkan akan naik menjadi IIIa. Sedangkan Erwan (37) dan Seivo Grevo Wewengkang (26) merupakan karyawan Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang ditugaskan di Batam yang berhak mengusulkan kenaikan pangkatnya adalah KKP. Tapi untuk Asriadi, KP2K yang akan mengusulkan kenaikan pangkatnya ke wali kota.
"Saya akan menemui wali kota dan mengusulkan kenaikan pangkat Asriadi, karena sudah berjasa," kata Suhartini. Ia menyebut tiga orang itu sangat berjasa menghalau pencuri ikan dari negeri Jiran. Sebagai pengharagaan atas jasanya dan mengalami peniksaan di Malaysia dengan mengenakan baju tahanan dan tangan di borgol, harus dipertimbangkan supaya mereka bisa naik pangkat istimewa.
Suhartini menyebut dirinya saat menjeguk tidak langsung diperbolehkan. Setelah cukup lama menunggu, baru sorenya diberi izin dari Kuala Lumpur. "Saya merasakan perlakuan yang dibuat kepada tiga anak buah saya tidak tepat. Mereka bukan pencuri atau perampok tapi diperlakukan secara tidak manusiawi. Sebagai petugas mestinya ada pengecualian jangan disamakan dengan tahanan lain. Tapi yang saya lihat justru disamakan, tangannya diborgol dan mengenakan baju tahanan layaknya penjahat kelas kakap," katanya
Suhartini datang ke kantor polisi kota tinggi Johor Bahru tempat anak buahnya ditahan. Namun tidak langsung diizinkan untuk melihat tiga petugas tersebut. Polisi setempat bilang harus ada persetujuan dari pusat di Kuala Lumpur sampai sore baru bisa diizinkan. "Saya melihat mereka diperlakukan seperti tahanan lain, tangannya diborgol dan mengenakan baju tahanan," kata Suhartini.