Pascaerupsi Merapi
Pemilik 56 Sapi Ini Berjuang Sampai Titik Darah Penghabisan
Gembong, pemilik 56 sapi yang ikut mati tersapu awan panas, ikut berunjuk rasa bersama ribuan warga korban Merapi di Kantor Gubernur DIY.
Penulis:
Willem Jonata
Editor:
Anwar Sadat Guna

TRIBUNNEWS.COM-YOGYAKARTA - Gembong, warga Pagerjurang, Cangkringan, Sleman, pemilik 56 sapi yang ikut mati tersapu awan panas, ikut berunjuk rasa bersama ribuan warga korban Merapi di depan Kantor Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Meski ada penyampaian dari Dinas Peternakan Kabupaten Sleman bahwa ternak warga berpunya atau mampu yang ikut mati tersapu awan panas Merapi tak akan mendapatkan ganti rugi ternyata tak dihiraukan Gembong.
Sebagai pemilik ternak dan korban letusan Merapi, ia justru merasa terpanggil untuk turut menuntut haknya atas ganti rugi ternaknya yang mati.
"Tadi saya di-SMS oleh kepala Dinas Peternakan Kabupaten Sleman. Isinya; untuk Pak Gembong ternaknya tidak diganti. Karena dana yang kita punya hanya untuk 2.513 ternak," kata Gembong, sambil membacakan isi SMS tersebut, Senin, (6/12/2010), di depan Pendopo Wiyotoprojo, Kepatihan atau kantor Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Akibat kejadian letusan Merapi, Gembong mengalami kerugian sebesar Rp 2 miliar untuk sapi-sapinya itu. Namun, ia menuntut ganti rugi sapi bukan semata-mata untuk dirinya saja. Melainkan 26 karyawannya yang terancam menjadi pengangguran.
"Kalau sapi-sapinya nggak diganti, bagaimana nasib karyawan-karyawan saya itu. Mereka bisa terlantar nantinya," terang Gembong.
Untuk itu, lanjut Gembong, ia akan memperjuangkan ganti rugi sapi-sapinya sampai titik darah penghabisan. "Saya akan berjuang sampai titik darah penghabisan," serunya.