Begini Lho Kungkum di Sendang Peninggalan Sunan Kalijaga
Ribuan orang menjalani ritual kungkum (berendam) menyambut peringatan Satu Suro di Sendang Kasihan, Tamantirto, Bantul, DIY.
Editor:
Iswidodo

Bunayya Dzikirullah, Wahyu Jati Kusuma.
TRIBUNNEWS.COM, BANTUL – Ribuan orang menjalani ritual kungkum (berendam) menyambut peringatan 1 Suro atau Muharam di Sendang Kasihan, Dusun Kasihan, Kelurahan Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Bantul, DIY, Senin (6/12) malam.
"Pengunjung datang dari berbagai daerah, tidak hanya masyarakat Yogyakarta tapi mereka ada yang dari Lampung" kata pengelola sendang, Yudaryanto.
Kedalaman air di sendang ini setinggi dada orang dewasa. Pakaian yang dikenakan bebas, meskipun dulu pernah diwajibkan memakai kemben. Pengunjung ada yang berendam beberapa menit, tapi juga ada yang berendam sampai dua jam lebih.
Setelah berendam, mereka melakukan ritual bakar menyan (dupa) dan tabur bunga di tempat penujuban yang terdapat patung Dewa Siwa dan Ganesha. “Kalau hari biasa, sendang ini ramai dikunjungi setiap malam Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon,” ujarnya.
Yudaryanto mengatakan sejumlah publik figur pernah datang ke sendang itu, di antaranya artis Paramita Rusady, Dede Yusuf, almarhum WS Rendra, serta mantan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat pada Kabinet Pembangunan VI (1993-1998), Azwar Anas.
Ia mengatakan, Sendang Kasihan merupakan peninggalan Sunan Kalijaga. Ceritanya, saat wilayah tersebut kesulitan air, Sunan Kalijaga bertemu dengan Mbok Rondo Kasihan yang membawa kendi untuk mencari air di sungai. Pada saat itulah, Sunan Kalijaga menancapkan tongkat yang dibawanya ke tanah, dan seketika munculah sumber air.
Sedang Kasihan pertama dibangun tahun 1923 oleh Iro Diwiryo, dan pernah direnovasi oleh Pemerintah Kabupaten Bantul. “Mereka yang menjalani ritual kungkum percaya kalau sendang peninggalan abad XV ini bisa memberikan pengasihan. Terbukti, mereka rutin ke tempat ini,” jelas Yudaryanto.