Pascaerupsi Merapi
Korban Merapi Dapat Rp 30 Ribu per Hari dari Wisatawan
Dari hasil parkir kendaraan wisatawan, masing-masing kepala keluarga (KK) dusun lereng Merapi mendapat penghasilan Rp 30 ribu per hari.
Editor:
Kisdiantoro

TRIBUNNEWS.COM, JOGJA - Sejak status Merapi diturunkan menjadi siaga pada Jumat (3/12/2010) pukul 09.00 WIB, Dusun Kopeng, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman menjadi obyek wisata baru. Dari hasil parkir kendaraan wisatawan, masing-masing kepala keluarga (KK) dusun itu mendapat penghasilan Rp 30 ribu per hari.
Ragil (27), warga setempat, menuturkan, kunjungan wisata ke kampungnya mulai ramai sejak Minggu (5/12/2010). Mereka rata-rata penasaran dan ingin melihat langsung dampak erupsi Merapi.
Banyaknya wisatawan yang berkunjung dimanfaatkan warga dengan membuka lahan parkir. Minimal lahan itu menghasilkan uang Rp 1,5 juta per hari. “Bahkan pada Selasa kemarin, kami memperoleh Rp 4,5 juta,” kata ayah satu anak yang sebelum erupsi Merapi berprofesi sebagai penambang pasir di Kali Gendol ini, pada Kamis (9/12/2010).
Menurut Ngadiran (32), rata-rata pengunjung memberikan ongkos parkir Rp 1.000 untuk sepeda motor dan Rp 5.000 untuk mobil. “Kami tidak menentukan berapa besaran biaya parkirnya. Seikhlasnya saja. Namun tidak sedikit dari mereka yang memberikan Rp 20 ribu,” ujarnya.
Penghasilan dari lahan parkir tersebut kemudian dibagi secara merata kepada seluruh KKdi Kopeng, yang hingga kini masih tinggal di barak pengungsian Kepuharjo. Masing-masing KK, rata-rata mendapat bagian Rp 30 ribu per hari.
Pengungsi yang baru melihat kampungnya sejak Kamis (2/12/2010) ini juga menuturkan, warga merasa terbantu dengan kunjungan wisatawan ini. Setidaknya, penghasilan dari parkir ini dapat menopang kehidupan mereka. Maklum, sejak erupsi Merapi, mereka tak lagu memiliki pekerjaan.
Sebelum erupsi Merapi, Ragil, Ngadiran dan penduduk Kopeng lainnya memperoleh pendapatan sebesar hingga Rp Rp 150 ribu per hari dari menambang pasir di Kali Gendol. “Jadi pendapatan kami per hari hanya sepertiga dari pendapatan kami sebelumnya,” ujar Ngadiran.
Kepala Desa Kepuharjo, Heri Suprapto menyatakan, bahwa pihaknya tidak tahu menahu tentang kegiatan parkir di Dusun Kopeng tersebut. Bahkan ia menginstruksikan kepada warga agar menutup jalan menuju arah Kaliadem. Penutupan ini bertujuan untuk keselamatan pengunjung.
“Namun jika kunjungan itu memberikan manfaat bagi warga setempat, saya kira tidak masalah,” ujarnya. (*)