Pascaerupsi Merapi
Tujuh Alarm Banjir Lahar Merapi Rusak Parah
Tujuh alarm banjir lahar dingin atau Early Warning System (EWS) di Kali Gendol, Boyong, dan Kali Opak saat ini rusak parah.
Editor:
Kisdiantoro

TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI GHOZALI
KEMBALI BANJIR - Sejumlah warga melihat banjir lahar dingin Gunung Merapi yang melalui Kali Code di Kelurahan Cokrodiningrat, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta, Rabu (08/12/2010). Banjir yang terjadi kali ini tidak sampai melebihi talud, namun warga sudah bersiap untuk mengungsi.
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Ikrob Didik
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Kepala Kepala Dinas Kesbanglinmas dan Penanggulangan Bencana Sleman Urip Bahagia mengatakan tujuh alarm banjir lahar dingin atau Early Warning System (EWS) di Kali Gendol, Boyong, dan Kali Opak saat ini rusak parah.
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Kepala Kepala Dinas Kesbanglinmas dan Penanggulangan Bencana Sleman Urip Bahagia mengatakan tujuh alarm banjir lahar dingin atau Early Warning System (EWS) di Kali Gendol, Boyong, dan Kali Opak saat ini rusak parah.
"Kerusakan
terjadi juga akibat hantaman lahar dingin. Maka untuk meningkatkan
kewaspadaan antara BMKG, kepala dusun, dan warga harus saling memberikan
informasi," jelas Urip kepada Tribun, Selasa (4/1/2011).
Bahaya
sekunder dari gunung Merapi di Sleman saat ini dominan mengarah ke
wilayah Cangkringan. Aliran Kali Opak menjadi daerah paling berbahaya
karena di bantarannya terpdapat banyak permukiman penduduk.
Di
wilayah Cangkrangan yang rawan bahaya dari Kali Opak terdiri Dusun
Salam, Krajan, Teplok dan Argomulyo.
Saat ini
juga terpasang lampu sorot untuk memantau aliran sungai yang terpasang
di Dusun Geblok, Panggung, Bronggang, Kopeng, dan dusun lain.
"Begitu
aktivitas sungai meningkat, maka akan langsung dapat diketahui. Warga
bisa mengungsi lebih awal," katanya saat ditemui di DPRD Sleman.(*)