Pesawat Jatuh di Bintan
Pesawat Diduga Angkut Mesin Seberat Tiga Ton
Jatuhnya pesawat Cassa 212-100 memunculkan spekulasi kesalahan prosedur dalam ujicoba tes penerbangan tersebut.
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNGPINANG – Jatuhnya pesawat Cassa 212-100 memunculkan spekulasi kesalahan prosedur dalam ujicoba tes penerbangan tersebut.
Menurut sumber Tribun, pesawat saat melakukan ujicoba mesin, Sabtu (12/2/2011) kemarin membawa beban seberat 3 ton.
Padahal, berdasarkan prosedur yang dianjurkan, pesawat yang sedang menjalani uji mesin dilarang membawa beban maksimal.
“Pesawat mengalami kelebihan beban karena membawa mesin bekas dengan bobot 3 ton,” kata sumber Tribun yang minta namanya tidak disebutkan, Minggu (13/2/2011).
Mesin seberat 3 ton tersebut, lanjutnya digunakan sebagai simulasi jika pesawat mengangkut penumpang. ”Seharusnya, pesawat itu diterbangkan tanpa beban,” jelasnya.
Seorang saksi mata sebelumnya mengatakan, sesaat sebelum pesawat jatuh, sempat mendengar mesin pesawat tersebut hidup mati. Mengenai hal ini, sumber Tribun menjelaskan bahwa kondisi ini memang masuk dalam skenario rencana ujicoba mesin.
“Mesin pesawat memang sengaja dimatikan dan dihidupkan kembali. Tapi sayangnya, saat mencoba menghidupkan kembali, kemungkinan pilot gagal menghidupkan kembali mesin pesawat tersebut,” jelasnya.
Dengan kondisi mesin yang mati ditambah beban 3 ton yang berada di pesawat, pesawat meluncur deras menghujam bumi.
”Jika tanpa beban 3 ton, para kru kemungkinan bisa selamat semua. Tapi, karena kelebihan beban, maka pesawat tesebut langsung jatuh. Sebenarnya, pesawat tersebut bisa terbang grader (terbang tanpa mesin) dan mendarat darurat di air jika kondisinya tidak seperti kemarin,” urai pria yang lama berkecimpung di dunia penerbangan.