Bom Bunuh Diri Cirebon
Keraton Kanoman Terpukul dan Minta Maaf
Keluarga Keraton Kanoman menyampaikan mohon maaf dan mengutuk keras aksi peledakan bom bunuh diri yang dilakukan Muchamad Syarif
Penulis:
Y Gustaman
Editor:
Gusti Sawabi

Laporan wartawan Tribunnews.com, Yogi Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, CIREBON - Keluarga besar Keraton Kanoman menyampaikan mohon maaf dan mengutuk keras aksi peledakan bom bunuh diri yang dilakukan Muchamad Syarif, anak keempat ibu Sri Mulat. Sri Mulat sendiri masih memiliki darah keraton dari orangtuanya.
"Kami sangat sedih dan terpukul sekali dengan kejadian ini. Kami dari Keraton Kanoman mohon maaf sebesar-besarnya kepada pihak kepolisian, TNI dan seluruh masyarakat," ujar juru bicara Raja Ratu Arimbi Nuritna di rumahnya, Cirebon, Senin (18/4/2011).
Arimbi mengakui, kejadian keji ini membikin resah masyarakat umum. Ia berharap aksi serupa ini tidak terjadi lagi di seluruh Indonesia. Ia menambahkan aksi kekerasan apapun bentukanya tidak pernah diajarkan keturunan keraton.
"Secara manusia ini tindakan di luar batas. Karena tidak pernah ada ajaran kami untuk membunuh diri sendiri atau melibatkan orang. Kami secara institusi mohon maaf dan mengutuk kejadian seperti ini. Karena bagaimanapun kita tidak bisa memaafkan," imbuh adik Sultan Raja Muhamad Emirudin.
Keluarga berharap, pihak-pihak penyidik bisa mengungkap apa motivasi yang melatarbelakangi Syarif melakukan ini sehingga bisa memberikan klarifikasi kepada masyarakat apakah tindakan ini personal atau kelompok. Kalau disinyalir dilakukan secara kelompok bisa ditindak.
Kepala Bagian Penerangan Umum Kombes Boy Rafli Amar memastikan, Syarif terbukti pelaku peledakan bom bunuh diri. Ia tewas karena bom yang dibawanya. Sebanyak 30 orang jatuh luka dari berat, ringan dan sedang. Salah satu korban adalah Kapolresta AKBP Herukoco. Dari tubuhnya, ditemukan tak kurang 50 serpihan bom. (*)