Contek UN Berjamaah di Surabaya
Sebelum UN, SD Gadel Surabaya Bikin Simulasi Contekan
Ia bercerita sejak tiga bulan sebelum UN sudah dipaksa gurunya agar mau memberi contekan kepada seluruh siswa kelas 6.
Editor:
Dahlan Dahi

Laporan Wartawan Surya
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Tak pernah terbayang di benak Ny Siami akan mengalami nasib sial, dihujat dan diusir tetangga, hanya karena coba berbuat jujur.
Warga Jl Gadel Sari Barat, Kecamatan Tandes, Surabaya, diusir sekitar 100 warga,Kamis (9/6/2011). Penjahit ini diminta enyah dari kampung itu.
Apa kesalahan Ny Siami? Ya, dia salah karena jujur. Ny Siami mencoba berjuang menegakan satu prinsip yang kini terasa mahal, yakni kejujuran.
Cerita bermula setelah ujian nasional (UN) SD Gadel 2. Al, anaknya, dijadikan sumber contekan teman-temannya sesama peserta UN.
Karena ingin jujur, Ny Siami tidak menerima kecurangan itu.
Ia melaporkan wali kelas anaknya, yang diduga merancang kerja sama contek-mencontek dengan menggunakan anaknya sebagai sumber contekan.
Melapor
Karena ingin menegakan kejujuran, Ny Siami melaporkan kecurangan saat UN, 10-12 Mei 2011, itu.
Warga tidak menerima "perjuangan" Ny Siami. Pihak sekolah juga keberatan. Ny Siami malah dituduh mencemarkan nama baik SD Gadel 2 dan Kelurahan Gadel.
Maka Ny Siami pun disidang di balai kelurahan. Si jujur itu sendirian. Datang dengan kerudung warna biru, tatapan mata marah terus diarahkan kepadanya.
Lalu terdengar teriakan, “Usir, usir…tak punya hati nurani”. Ny Siami, yang sendirian, hanya sanggup menangis pilu. Air matanya menetes.
Walau tidak salah, Ny Siami meminta maaf kepada warga dan sekolah. Lewat pengeras suara, Ny Siami minta maaf berkali-kali.
Suara permintaan maaf itu seperti tenggelam di tengah histeria massa yang memintanya diusir dari kampung Gadel. Ia dihujat dan dicaci maki.
Pertemuan di balai kelurahan itu, sejatinya, adalah upaya mediasi antara Ny Siami dengan warga dan wali murid.