Gunung Soputan Meletus
Gempa Tremor Lokon Meningkat
Setelah Gunung Soputan meletus, giliran Gunung Lokon di Tomohon terus memuntahkan abu vulkanik. Sejak subuh sekitar pukul
Editor:
Hasiolan Eko P Gultom

TRIBUNNEWS.COM, TOMOHON - Setelah Gunung Soputan meletus, giliran Gunung Lokon di Tomohon terus memuntahkan abu vulkanik. Sejak subuh sekitar pukul 05.00 Wita, Selasa (5/7/2011), abu putih keabu‑abuan bermuatan abu vulkanik bertekanan kuat menyembur setinggi 250 meter dari kawah gunung.
Farid Bina, Kepala Pos Pemantau Gunung Lokon mengatakan keluarnya asap bermuatan abu vulkanik tersebut terjadi karena adanya tekanan gas yang kuat dari dalam gunung.
"Abu vulkanik yang keluar hari ini terlihat lebih banyak hari ini, karena tekanan gas menunjukkan peningkatan. Abu vulkanik yang keluar terbawa angin ke arah Utara (Tinoor)," jelasnya.
Dijelaskan Farid, gempa tremor mengalami peningkatan dari sebelumnya hanya menunjukkan amplitudo 2 milimeter menjadi 8 hingga 10 milimeter.
"Gempa tremor mengindikasikan adanya aktivitas atau suplai magma dan gas dari dalam gunung ke permukaan, yang bisa menyebabkan terjadinya letusan," katanya.
Ia meminta masyarakat yang terkena dampak langsung abu Lokon untuk waspada dan berhati‑hati. "Jika ingin beraktivitas di luar rumah harus menggunakan masker, karena material abu dapat menyebabkan gangguan pernafasan," ujar Farid.
Oscar Lolowang, warga Kelurahan Tinoor mengungkapkan dampak abu Lokon pada hari ini mulai berkurang dibanding hari sebelumnya.
"Abu Lokon mulai berkurang hari ini, hanya sisa abu kemarin yang mengganggu akibat ditiup angin dari atas atap," tuturnya.
Ia mengaku kecewa karena pemerintah terkesan lambat menangani dampak abu Lokon.
"Hingga kini belum dibagikan masker, jadi masyarakat sangat kesulitan beraktivitas di luar," tukasnya.
Terpisah, Jack Budiman, warga Kelurahan Kinilow mengaku waswas dengan gelagat yang ditunjukkan Gunung Lokon saat mengeluarkan abu vulkanik, mengingat wilayahnya juga masuk dalam zona siaga bencana.
"Meski belum terkena dampak langsung akibat hembusan abu Gunung Lokon, tapi kami tetap waswas, karena wilayah Kinilow sangat rawan terkena dampak letusan.
Apalagi informasi perkembangan aktivitas gunung jarang disosialisasikan pemerintah misalnya melalui pengeras suara di kantor Kelurahan. Kami hanya banyak tahu lewat media saja," kesalnya.
Herry Lantang, Camat Tomohon Utara menegaskan pihaknya belum membagikan masker kepada masyarakat terutama di Tinoor, karena menjadi kewenangan instansi teknik.
"Mungkin ada perencanaan membagikan masker, tapi itu menjadi kewenangan instansi teknis, apakah Badan Bencana atau Dinas Kesehatan dan Sosial," jelasnya.
Dikatakan Herry, yang bisa dilakukan pihaknya kini hanyalah terus mengintensifkan sosialisasi kepada masyarakat lewat pengeras suara di masing‑masing kelurahan, tentang kondisi Lokon dan bahaya yang bisa ditimbulkan.
"Sosialisasi tentang Lokon sudah dilakukan sejak dua pekan lalu, yang intinya tidak boleh melakukan aktivitas pada radius 3 Km dari kawah gunung karena sangat berbahaya," ujarnya.
Royke Roeroe, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Kota Tomohon menegaskan pemerintah akan segera menyiapkan masker untuk dibagikan ke masyarakat guna mengurangi resiko bahaya akibat keluarnya abu vulkanik.
"Pemerintah akan membagikan perlengkapan masker kepada masyarakat untuk meredam bahaya dari sisi kesehatan akibat abu vulkanik maupun lainnya," tegasnya.
Ia meminta masyarakat tetap tenang dan waspada, tidak terpancing dengan isu‑isu yang mengatakan Gunung Lokon akan meletus.
"Informasi resmi akan disampaikan pemerintah kepada masyarakat tentang aktivitas dan kondisi gunung, jangan termakan dengan isu yang tak jelas sumbernya. Lokon masih tetap dalam status siaga, belum ada rencana untuk evakuasi. Harus tetap tenang, jangan panik dan gagap menghadapi kemungkinan terjadinya bencana karena hanya memicu timbulnya bahaya saja," tukasnya.
Warga Tomohon Diminta Siaga
GELIAT Gunung Lokon pasca meletusnya Gunung Soputan mendapat perhatian serius. Tim dari Pemerintah Provinsi Sulut dipimpin Kepala Badan Penanggulangan Bencana Sulut, meninjau langsung ke Pos Pemantau Gunung Lokon.
"Kedatangan kami ke sini (Pos Pemantau Gunung Lokon) untuk berkoordinasi terkait aktivitas gunung, agar mendapat informasi yang jelas," kata Makarawung, Selasa (5/7/2011).
Ia menegaskan, pemerintah siap menghadapi resiko yang ditimbulkan dengan melibatkan sedikitnya 18 instansi terkait untuk mengurangi dampak bencana yang ditimbulkan.
"Sedikitnya ada 18 intansi terkait yang dilibatkan dalam penyelenggaraan kegiatan penanggulangan bencana, baik dari Dinas Kesehatan, Sosial, Perhubungan, kepolisian dan lainnya. Semua akan berupaya optimal," tutur Makarawung.
Ia berharap seluruh masyarakat di Kota Tomohon tetap siaga menghadapi bencana, sebab datangnya sulit untuk diprediksi. "Masyarakat di semua wilayah harus siaga dan membantu pemerintah, jangan takut menghadapi bencana," tegasnya.
Hendra Gunawan, Ketua Tim Tanggap Darurat Gunung Lokon mengimbau warga di daerah ini untuk tidak melakukan aktivitas di radius 3 kilometer karena masuk dalam zona bahaya.
"Radius 3 kilometer masuk dalam kawasan larangan untuk beraktivitas, sangat berbahaya. Sebab, letusan gunung sulit diprediksi kekuatannya jika terjadi," tukasnya.
Iin Kusnadi, Penanggung Jawab Gunung Api Sulawesi Utara dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Bandung.mengatakan status Gunung Soputan dari waspada menjadi siaga tidak ada kaitan terhadap menggeliatnya aktivitas Gunung Lokon.
Iin yang berada di Posko Pengamatan Gunung Soputan di Desa Maliku sejak tanggal 3 Juli lalu, mengatakan dapur magma Gunung Soputan dan Lokon berbeda, sehingga tidak ada kaitan satu naik aktivitas lalu merembet ke yang lain.
Justru, ujar Iin, status Gunung Lokon sudah lebih dahulu bersatus siaga daripada Soputan. "Lokon sudah siaga lebih dahulu, dan juga sudah ada tim tanggap darurat dari kantor Pusat Vulkanologi Bandung," ujarnya.
Kemarin, Pejabat Deputi Bidang Penanganan Darurat Drs Junjungan Tambunan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat memantau erupsi Gunung Lokon di Kota Tomohon dan gunung Soputan di Kabupaten Mitra.
Tambunan bersama dua orang stafnya di dikirim oleh BNPB untuk melakukan pemantauan sekaligus memonitoring peristiwa pasca erupsi Gunung Lokon dan Soputan bagi masyarakat yang terkena bencana di dua daerah tersebut.
Pria yang pernah tiga kali menjabat Eselon II di Kota Bitung mengatakan, selain melakukan pantauan dan monitoring terhadap dua gunung api yang masih aktif di Sulut itu, juga melakukan pendampingan bagi BPBD Kota Tomohon, Kabupaten Mitra, Minsel dan Minahasa guna mempersiapkan antisipasi risiko terburuk seperti korban jiwa.
Ia mendorong agar kabupaten/ kota yang terkena bencana agar melakukan penjajagan awal untuk diteruskan ke provinsi selanjutnya ke pusat sebagai dasar prioritas apa yang akan ditindaklanjuti oleh BNPB.
Tambunan menambahkan BNPB telah memyalurkan bantuan dana siap pakai sebesar Rp 150 juta untuk bencana banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Bolsel bulan Mei 2011 lalu. Penyerahan bantuan tersebut langsung diserahkan Kepala BPBD Sulut Ir Hoike Makarawung kepada Kepala BPBD Bolsel M Pua pekan lalu di Kantor BPBD Provinsi.