Meski Lebaran, Gunadi Tetapi Berjualan Tempe di Pasar Kolombo

TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN- Seorang pedagang tempe di Pasar Kolombo Desa Condong Catur, Gunadi (50) duduk menunggu pelanggan. Ia memilih tetap berjualan pada Hari Raya Lebaran 1432 Hijriyah. Rabu (31/8), Pasar Kolombo masih tutup. Tidak ada pedagang sama sekali di dalamnya. Namun beberapa pedagang di sisi luar pasar memilih tetap berdagang.

Gunadi membuat sendiri tempe itu di rumahnya di Keparakan Lor, Mergangsan, Kota Yogyakarta. Bahan baku tempe seperti kedelai, ragi, dan plastik sudah ia stok sekitar seminggu sebelum Lebaran. Pada Lebaran tahun-tahun sebelumnya, Gunadi selalu kebanjiran pembeli. "Biasanya saya hanya menjual 2,5 kuintal per hari. Untuk hari ini sampai dengan seminggu ke depan saya menjual empat kuintal per hari," kata Gunadi.

Ia harus mengeluarkan uang Rp 30 juta untuk mempersiapkan dagangan selama seminggu ini. Selain karena membuat tempe lebih banyak, seorang karyawan di rumahnya ia beri upah lebih besar dari biasanya. "Biasanya hanya Rp 30 ribu per hari. Saat Lebaran ini saya bayar Rp 75 ribu, soalnya jarang yang mau bekerja saat libur Lebaran," ceritanya.

Harga tempe Gunadi tidak naik. Tempe ukuran kecil ia hargai Rp 1000, sedang Rp 3000, dan besar Rp 4000. "Biasanya saya dagang mulai jam 06.00 hingga jam 07.00. Sekarang dagangan saya jauh lebih banyak, mungkin sampai 11.00 siang," ucap Gunadi.

Seorang pedagang sembako, Gianto (70) juga tetap buka selama Lebaran. "Saya sudah menstok banyak sembako sebelum Lebaran," kata dia. Sebagian besar pembeli yang datang membeli beras dan bumbu masak.

Gianto mengatakan, pembeli akan ramai mengunjungi pasar mulai H+2 hingga H+7. Pedagang di pasar baru akan mulai berdatangan pada H+2, sedangkan pasar tradisional baru akan kembali normal pada H+3.