Gubernur NTT Janjikan Warga Bugis Makassar di NTT Aman

Laporan Wartawan Tribun Timur, Ilham

TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Setelah 20 tokoh masyarakat perwakilan warga Nusa Tenggara Timur di Makassar meminta maaf kepada Keluarga Turatea dan pemerintah Provinsi Sulsel beberapa waktu lalu, kini giliran Gubernur NTT, Frans Lebu meminta maaf kepada Gubernur, Walikota Makassar dan seluruh masyarakat Turatea.

Permohonan maaf Frans tersebut disampaikan saat ia berkunjung ke rumah jabatan Gubernur, Jl Sungai Tangka, Makassar, Minggu (18/9/2011).

Di hadapan Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo dan sejumlah pejabat Pemprov, Frans Lebu mengatakan bahwa keterlibatan warga NTT dalam bentrokan di depan Makassar Town Square (MTos) beberapa hari lalu murni tindakan pribadi.

"Jadi itu bukan atas nama komunitas, ini masalah pribadi, saya selaku gubernur menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh warga Jeneponto, kepada seluruh warga Sulsel melalui pak gubernur," kata Frans

"Orang Bugis-Makassar itu sebenarnya halus dan kejadian kemarin itu benar-benar accident (kecelakan). Kita semua saudara," tegas Syahrul kepada Frans

Kepada Frans, Syahrul mengaku bahwa keluarganya ada hubungan emosional dengan orang NTT. "Sebenarnya orang NTT itu deket dengan saya mulai dari orang tua saya. Sebenarnya itu bukan masalah Flores dan Jeneponto, ini cuma ada kecelakaan," kata Syahrul.

Syahrul mengaku tidak ingin peneyelesaian konflik tersebut ditunda-tunda. "Kenapa saya respon cepat karena hampir semua pulau ada orang Bugis-Makassar, Seperti di Ambon saya gelisah, jadi saya tidak ingin mereka dapat masalah, jadi tolong pak dijaga orang Bugis-Makassar di sana," katanya.

Mendengar harapan Syahrul, Frans menjanjikan keamanan. "Saya bertanggung jawab di sana pak. Saya tidak mau ini merembes ke mana-mana. Orang Bugis Makassar yang ada di NTT saat ini tetap aman seperti biasa," kata Frans.