Tujuh Anak Khin Jung Jadi Tatung
Kota Singkawang terkenal dengan jumlah tatung terbanyak dan mendapatkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI)
Editor:
Taryono
TRIBUNNEWS.COM-Kota Singkawang terkenal dengan jumlah tatung terbanyak dan mendapatkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI), meski begitu bukan berarti mudah menemukan satu keluarga yang bisa tatung semua. Seperti yang dialami tatung Bong Jie Khin Jung (59), yang kerasukan Chau Liu Nyian Sai di Jl Budi Utomo, Kota Singkawang.
Khin Jung memiliki tiga belas orang anak, tujuh di antaranya bisa tatung seperti dirinya, termasuk dua putrinya yang masih muda San San (32) dan Ana (25).
Puncak Perayaan Cap Go Meh Singkawang 2012 yang jatuh pada Senin (6/2/2012), Khin Jung menurunkan sebelas tandu paku dan pedang.
Sedangkan tatung yang tergabung sebanyak 13 tatung siap beraktrasi, yakni tujuh anak kandungnya terdiri lima cowok dan dua perempuan, masing-masing satu menantu dan adik, serta tiga murid.
Khin Jung mengatakan, semua anaknya mulai tatung rata-rata pada usia yang masih muda yaitu di bawah 10 tahun serta mendapatkan kerasukan dari guru secara masing-masing dan bukan berasal dari bantuannya.
Menurutnya, menjadi tatung bukan sesuatu yang menyenangkan, karena bisa dilihat dalam kehidupan sehari-hari keluarga tatung tidak ada yang memiliki harta berlebihan.
"Jadi tatung itu sit ng pau ngo ng si (makan tidak kenyang, lapar tidak mati). Senang karena berhasil sembuhkan orang, kesal bisa bantu orang menjadi sukses dan kaya tapi keadaan diri sendiri tetap seperti biasa. Meskipun begitu yang terpenting dan kita harapkan adalah anggota keluarga selalu hidup sehat dan selamat. Itu yang paling utama," ujarnya kepada Tribun sebelum kerasukan tatung Chai Liu Nyian Sai, Minggu (5/2/2012).
Ia mengaku tidak melakukan persiapan seperti berpuasa dalam rangka menyambut perayaan Cap Go Meh dan akan turun membersihkan jalan protokol Kota Singkawang dari gangguan roh jahat yang dapat mencelakai warga. Baginya yang paling utama menjalankan ritual Cap Go Meh dengan hati yang tulus. Kecuali pada saat pemasangan pedang dan paku pada tandu sesuai tradisi harus dilaksanakan ritual pasang pedang.
"Ritual pasang pedang adalah tradisi yang harus dilaksanakan oleh tatung, bukan bertujuan agar tidak tembus karena bagaimana kebalnya tatung yang terpenting jangan terkejut dan sangat tergantung pada pengangkut tandu. Tandu zaman dulu tidak ada pegangan, tatung wajib menggunakan tandu paku selama tiga tahun baru boleh menggunakan tandu pedang," bebernya.
Khin Jung melanjutkan, tandu paku lebih berbahaya daripada tandu pedang. Sementara harga satu unit tandu tergantung dengan bahan kayu dan peralatan yang dipasangkan ke tandu. Jika menggunakan kayu belian dengan ukiran dan besi pedang yang berkualitas harganya bisa mencapai di atas Rp 20 juta.
Satu di antara anak perempuannya, Ana (25), mengatakan dirinya kerasukan roh Jiu Hang Pakkung. Selama menjadi tatung, ia sudah sering ke Jogjakarta, Malaysia, Kamboja, dan Singapura untuk mengobati orang yang sakit.
Ia yang tinggal di Batam mengakui satu tahun beberapa kali pulang ke Singkawang untuk melakukan ritual baik pada saat ulang tahun guru maupun perayaan Cap Go Meh.
"Satu tahun minimal dua kali pulang ke sini untuk melakukan ritual yakni pada saat ulang tahun guru dan Cap Go Meh. Jika tidak pulang hati akan berdebar secara terus menerus," ujar gadis cantik yang suaminya juga tatung.(*)