KA Pasundan Hantam Minibus
Sertia Ditemukan Selamat Terhimpit Jasad Korban
Ketika warga melakukan evakuasi tubuh korban tewas dari dalam mobil yang hancur, mereka menemukan Sertia (13) dalam keadaan masih hidup
Editor:
Dewi Agustina

TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA - Ajaib. Ketika warga melakukan evakuasi tubuh korban tewas dari dalam mobil yang hancur, mereka menemukan Sertia (13) dalam keadaan masih hidup, terhimpit sejumlah jasad dan kabin. Perempuan cantik siswa kelas I SMP Negeri 15 ini pun segera dievakuasi ke luar.
Tak lama Sertia pun siuman dan merintih-rintih merasakan sakit di kepala dan kaki kirinya yang ternyata patah. Polisi lantas melarikan Sertia ke RSU Tasikmalaya, bersama dengan korban yang masih hidup lainnya.
“Saya tidak ingat apa-apa lagi saat kereta menabrak mobil,” tutur Sertia lemah saat ditemui di UGD RSU Tasikmalaya, Minggu (18/3/2012) siang.
Luka di kepala sudah dijahit serta kaki kirinya dipasangi pen kayu. Ia pun harus menerima bantuan oksigen karena merasa agak sesak nafas.
Detik-detik sebelum lokomotif diesel elektrik menabrak bagian kiri depan mobil, Sertia mengetahui mobil tiba-tiba terhenti. Ia juga sebelumnya sempat mendengar teriakan Aqwal ada kereta api menuju ke arah lokasi musibah. Namun semuanya harus terjadi. Penumpang panik dan menjerit sebelum akhirnya KA menghantam keras mobil.
Tiga anggota keluarga yang duduk bersebelahan dengan Sertia di deretan kursi kedua semuanya tewas. Sementara Sertia yang memang kebetulan duduk paling kanan, masih hidup. Namun perempuan berkulit putih ini akhirnya harus dirujuk ke RSHS Bandung, Minggu malam, karena kondisinya memburuk.
Keluarga lain sempat mendapat firasat beberapa jam sebelum musibah. Saat itu di dekat rumah Soni (54), salah seorang kerabat di Jalan benda, ada anak kucing jatuh dari langit-langit sebuah warung. Almarhum bocah Debi yang tengah berada di tempat itu segera mengambil anak kucing tersebut.
“Ia tampak mengelus-elus anak kucing itu. Tapi tak lama muncul mobil Yudi yang akan menjemput keluarga untuk berpiknik ke Situ Gede. Itu mungkin semacam firasat bagi keluarga,” ungkap Soni dengan nada prihatin. Debi sendiri merupakan korban yang meninggal di UGD RSU Tasikmalaya.
Titin (45) kerabat lainnya menuturkan, malam sebelum musibah terjadi tak biasanya ia tidak bisa tidur. “Itu hal yang aneh, karena selama ini saya selalu tidur paling malam pukul 21.00. Tapi malam itu tidak bisa tidur hingga pagi,” tutur salah seorang keponakan almarhumah Hj Uum. (stf)