Jumat, 8 Agustus 2025

Bensin Eceran Rp 3000 Laris Diserbu Pelajar

Biasanya, pedagang eceran bensin menjual dagangannya dengan takaran minimal satu literan.

Editor: Rachmat Hidayat

TRIBUNNEWS.COM,YOGYAKARTA--Biasanya, pedagang eceran bensin menjual dagangannya dengan takaran minimal satu literan. Hal itu dilakukan untuk mempermudah dalam mengukur, serta menetapkan harganya. Namun semenjak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak mulai menyeruak, banyak pedagang yang kesulitan mendapatkan bensin dari Stasiun pengisian bahan Bakar Umum.

Selain kesulitan untuk mendapatkan bensin, para pengecer ini sering kesulitan untuk menjulanya karena masyarakat lebi memilih membeli langsung ke SPBU. Namun berbeda dengan yang dilakukan oleh Heru Darsono. Warga Dusun Dayakan, Desa Pengasih Yogyakarta ini yang menyiasati penjualan bensin dengan menjual dalam ukuran setengah liter atau sesuai dengan keinginan pembeli. Kadang menjual secara eceran seharga Rp 2000, Rp 3000, Rp 4000.

Keputusan untuk menjual secara eceran sesuai kemampuan pembeli ini ia lakukan untuk membantu masyarakat kalangan bawah yang tidak selalu memiliki uang dalam jumlah cukup banyak. Warga yang membeli bensin secara eceran di warung milik Heru ini biasanya berasal dari kalangan pelajar. Maklum, para pelajar ini biasanya memiliki uang saku yang cukup terbatas sehingga tidak mampu membeli bensin dalam jumlah literan.

"Saya menjual bensin berbeda dengan penjual lainnya. Di warung saya ini, bensin tidak harus dibeli secara literan. Berapapaun keinginan pembeli bisa saya layani baik itu hanya seharga Rp 3000. Saya ingin membantu warga yang kebetulan tidak mempunyai cukup uang untuk membeli bensin dalam jumlah literan,"katanya, Jumat(23/3).

Heru menjual bensin eceran ini mulai dengan takaran 600 mililiter hingga 800 mililiter. Untuk bensin dengan takaran 600 mililiter dijual dengan harga Rp 3000 sedangkan untuk takaran 800 mililiter dijual dengan harga Rp 4000. sejak merubah cara penjualan bensin di warungnya, Heru mengaku omset yang didapatkannya terus bertambah.

Dalam sehari dirinya bisa menjual bensin sebanyak 30 liter baik yang dibeli dengan takaran literan maupun kurang dari satu liter. Biasanya bensin yang dijualnya ini laris dibeli pelanggan pada saat jam pulang sekolah. Pelajar-pelajar SMU atau SMK yang sekolahannya berada di sekitar Kecamatan Pengasih biasanya mengisi bensin di warungnya tersebut.

"Biasanya yang rame itu waktu pulang sekolah,'ujarnya.

Heru mengungkapkan, apabila harga bensin nantinya naik, dirinya tetap akan berjualan bensin menggunakan cara yang sama. Namun harganya nanti akan disesuaikan dengan kenaikan bbm yang ditetapkan oleh pemerintah. Menurutnya, berjualan bensin dengan model menerima pembelian semampu konsumen ini cukup manrik minta warga masyarakat sehingga omsetnya meningkat.

Selain itu, dengan model penjulanan yang dilakoninya tersebut juga bisa membantu warga masyarakat yang tidak memiliki uang dalam jumlah banyak. Masyarakat bisa terbantu dan bisa membeli sesuai dengan kemampuannya tanpa harus berhutang.

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan