Minggu, 24 Agustus 2025

Pengajian Akbar dan Misa Peringati 100 Tahun Sultan HB IX

Berbagai elemen masyarakat secara swadaya memanfaatkan momentum peringatan ini, untuk merayakan sesuai kemampuan, daya kreativitas.

Editor: Gusti Sawabi
zoom-inlihat foto Pengajian Akbar dan Misa Peringati 100 Tahun Sultan HB IX
Tribun Jogja

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKATA - Peringatan 100 tahun Raja Keraton Yogyakarta almarhum Hamengku Buwono IX, berlangsung selama satu tahun, sampai akhir 2012. Berbagai elemen masyarakat secara swadaya memanfaatkan momentum peringatan ini, untuk merayakan sesuai kemampuan, daya kreativitas dan keunikan masing-masing.

Seperti yang dilakukan masyarakat lereng gunung Merapi dengan Forum Persaudaraan Umat Beragama (FPUB) DI Yogyakarta, mengadakan serangkain acara mulai hari Minggu (13/5/2012) hingga Sabtu (19/5/2012).

Acara diawali dengan nyekar bersama ke makam Hamengku Buwono IX. Acara ini dilakukan Minggu yang diikuti bukan hanya masyarakat lereng Merapi, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat Yogyakarta.

Sekretaris Panitia penyelenggara, T Apriyanto, Senin (14/5/2012) kemarin menyatakan, acara ini akan diwarnai pula ekspresi kerukunan beragama masyarakat Yogyakarta  dengan penyelenggaraan pengajian akbar, Rabu (16/5/3023) di Lapangan Tritis di dusun lereng Merapi yang masuk wilayah Desa Purwobinangan yang dimpimpin KH Hassan.  

Sehari kemudian, Kamis (17/5/2012) di tempat yang sama dilangsungkan misa akbar yang dipimpin Kardinal Yulius Darmaatmaja SJ.

Sebelum itu, selama dua hari Senin-Selasa (14-15/5/2012) dilangsungkan pengobatan massal dan pasar murah  di lapangan Tritis Purwobinangun, Sleman. Pada Kamis (17/5/2012) dilangsungkan lampah wening di seputaran lereng Merapi.

Malam harinya dilanjutkan dengan doa lintas agama dan orasi budaya di Lapangan Tritis. Selain itu ada pentas wayang kulit semalam suntuk dengan dalang Ki Suranto.

Apriyanto menyatakan, akhir-akhir ini bangsa sedang dihadapkan pada persoalan-persoalan kebangsaan yang akut, seperti korupsi yang merajalela, dari mafia kasus hingga mafia pajak, kekerasan, ketidakadilan dan ketidakberadaban kemanusiaan. Seolah-olah para pemimpin tidak berpihak pada rakyatnya.

Dalam suasana seperti itulah, bangsa ini terutama generasi muda membutuhkan keteladanan-keteladanan, sehingga akan kelak kemudian hari akan lahir generasi masa depan yang lebih bermartabat.

"Momentum 100 tahun HB IX ini bisa digunakan untuk mengenang, mempelajari kembali almarhum, dalam hidup bernegara dan berbangsa," katanya.

Baca juga:

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan