Sabtu, 23 Agustus 2025

Wah, Obat di Puskesmas Lampulo Sering Kosong

Sejumlah warga Lampulo, Lamdingin, dan Lambaro Skep, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh

Editor: Hendra Gunawan
zoom-inlihat foto Wah, Obat di Puskesmas Lampulo Sering Kosong
Istimewa
Obat-obatan

TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Sejumlah warga Lampulo, Lamdingin, dan Lambaro Skep, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh, mengeluhkan buruknya pelayanan kesehatan di Puskesmas Lampulo, kecamatan setempat. Diantarnya, stok obat sering kosong dan mobil ambulan lebih sering parkir di rumah kepala puskesmas.

Warga Lambaro Skep, Masniar yang membawa anaknya ke puskesmas karena mencret, mengaku mendapat perlakuan kasar petugas. Warga lainnya, Ruqayah, mengatakan pernah dipersulit saat meminta rujukan kepada kepala Puskesmas untuk saudaranya yang sakit parah. “Kami sudah lama ingin berdemo ke Puskesmas Lampulo agar pelayanan bisa lebih baik,” kata Ruqayah kepada Serambi.

Warga lainnya, Marlina, bahkan menyebut Kepala Puskemas terlalu kasar terhadap pasien. “Banyak warga terutama dari Lambaro Skep berharap Kepala Puskesmas Lampulo diganti dengan yang lebih mementingkan masyarakat,” ujarnya.

Kekosongan obat diakui seorang bidan pustu, Irma. Obat sempat kosong di Pustu dari Agustus sampai November 2011, kemudian berlanjut pada 2012. Kalau pun ada obat, itu pun asal ada, sehingga pasien sering marah-marah. Tak hanya itu, mobil ambulans Puskesmas lebih sering mangkal di rumah dr Nur Amilawaty Lubis (kepala Puskesmas Lampulo) dibandingkan di Puskesmas.

Terkait keluhan warga terhadap buruknya pelayanan di Puskesmas Lampulo, sejumlah paramedis yang bertugas di sana mengakui hal tersebut akibat buruknya gaya kepemimpinan kepala Puskesmas dimaksud. “Kondisi ini sudah berlangsung bertahun-tahun, sehingga banyak bidan dan perawat yang minta pindah ke Puskesmas lain," kata  Nurbahri, seorang staf Puskesmas Lampulo yang bertugas di Pustu Lambaro Skep.

Ia bersama temannya telah melayangkan surat yang berisi tentang aturan-aturan sepihak, sikap dan prilaku Kepala Puskesmas Lampulo tersebut, kepada Wali Kota Banda Aceh, bernomor 800/03467 tertanggal 14 Mei 2012. Kemudian Wali Kota mengarahkan upaya penyelesaian oleh Kepala Dinas Kesehatan Banda Aceh, pada 22 Mei 2012.

Baca juga:

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan