Jumat, 22 Agustus 2025

Kisah 3 ABK Menyelamatkan Diri saat Kapal Tenggelam

Tiga ABK Motor Indra Jaya 188 GT yang selamat saat kapalnya tenggelam di perairan Selat Tungkil, Pulau Abang, Kepri

Editor: Anwar Sadat Guna
zoom-inlihat foto Kisah 3 ABK Menyelamatkan Diri saat Kapal Tenggelam
Tribunnewsbatam.com/Hadi Maulana
Tiga ABK KLM Indra Jaya ketika berada di Mako Lanal Batam setelah berhasil diselamatkan dari musibah tenggelamnya kapal tersebut di perairan Pulau Abang.

Laporan Tribunnewsbatam.com, Hadi Maulana

TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Tiga ABK Motor Indra Jaya 188 GT yang selamat saat kapalnya tenggelam di perairan Selat Tungkil, Pulau Abang, Kepri, mengisahkan bagaimana cara mereka menyelamatkan diri.

Dimas alias Mashuri (23), Rahman (25) dan Taufik Hidayat (25) berhasil menyelamatkan diri melawan kuatnya sedotan kapal saat tenggelam.

Dimas sebagai mualim I di KLM Indra Jaya mengaku masih syok dan memikirkan nasib 4 temannya yang hingga kini belum ditemukan.
Empat orang yang masih dicari yaitu Heng Lam (38) (Nakhoda), Raja Fatahilah (32) (Masinis 2), Julkifli Saragi (38) (Kelasi), dan Robin Wil Sirait (27) (Juru Mudi). Hingga kini belum diketahui apakah mereka masih hidup atau tidak.

"Kejadian itu terbilang cepat, bahkan proses tenggelamnya tidak sampai 5 menit. KLM Indra Jaya mengalami kerusakan di bagian buritannya hingga air langsung masuk dan seketika pantat kapal pecah kemudian tenggelam dalam posisi tegak," papar Dimas saat ditemui Tribun di Mako TNI Lanal di Tanjungsengkuang, Senin (9/7/2012).

Demikian juga Rahman yang menganggap keselamatan dirinya adalah suatu mukjizat, bahkan tak percaya dengan apa yang dialaminya. Dia mengira sudah mati sebab kapal itu tenggalam di luar dugaannya.

"Bahkan meskipun saat itu saya sempat menggunakan life jacket, namun karena kuatnya sedotan yang diakibatkan tenggelamnya kapal tersebut, saya dan kedua teman saya sempat tersedot hingga beberapa meter hingga akhirnya berhasil mengapung ke permukaan air laut lagi," kenang Rahman.

Dia lantas melemaskan badan dan lama-lama mengapung ke permukaan. Begitu mengapung langsung mencari drum yang mengapung untuk digunakan.

"Beruntung saat itu drum yang mengapung tidak jauh dari lokasi saya, makanya saya bisa menyelamatkan diri, begitu juga dengan kedua teman saya yang juga mengapung menggunakan drum kosong yang mengapung," ujar Rahman.

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan