Kamis, 9 Oktober 2025

Mushola Ambruk di Sidoarjo

Kubu Keluarga Korban Al Khoziny Terpecah Belah, Ada yang Tuntut Proses Hukum, Sebagian Ikhlas

Keluarga-keluarga korban tragedi Ponpes Al Khoziny tidak satu suara dalam menanggapi insiden ambruknya bangunan musala.

TribunJatim.com/M Taufik
AL KHOZINY - Reruntuhan gedung Pondok Pesantren Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur sudah terlihat bersih, Selasa, (7/10/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Keluarga-keluarga korban ambruknya musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, tampaknya terpecah belah.

Mereka tidak satu suara dalam menanggapi kejadian memilukan yang menewaskan lebih dari enam puluh orang itu.

Baru-baru ini ada keluarga korban yang menuntut adanya proses hukum dalam kasus tersebut.

“Ini harus ada pertanggungjawaban dari pihak yayasan atau pengurus,” kata Mimied, keluarga salah satu korban, dikutip dari Kompas TV, Rabu, (8/10/2025).

“Memang katakanlah ini kelalaian, tapi tidak bisa diabaikan begitu saja. Sebetulnya sudah jelas itu ada pembangunan atau renov apa, dan masih basah. Dengan kering pun, itu masih dalam proses tidak boleh dilakukan aktivitas," kata dia menjelaskan.

Kemudian, Mimied mengaku mendukung adanya pemeriksaan secara objektif.

“Keluarga hanya mendesak itu saja supaya ada pertanggungjawaban."

M. Fauzi, kerabat korban yang bernama Azam Alby, Maulidy Hasany, dan Ubaidillah, juga meminta adanya penyelidikan kasus.

Dia berharap polisi segera memulai proses penyelidikan insiden itu. Fauzi menduga kelalaian dari sejumlah pihak sehingga bangunan yang tidak layak dan tidak sesuai dengan standar keamanan.

"Saya tekankan kalau ini ada pelanggaran hukum di situ. Ada kelalaian manusia. Ya harus diproses, siapa pun itu tidak memandang itu secara sosial siapa. Hukum harus ditegakkan gitu," katanya, Selasa, (7/10/2025).

Bahkan, Fauzi mengatakan penyelidikan tidak harus baru dilakukan setelah rampungnya proses identifikasi jenazah korban.

Baca juga: Polisi Bakal Panggil Pimpinan Ponpes Al Khoziny, Kapolda Jatim: Semua Orang Sama di Mata Hukum

"Iya, memang jelas gitu. Betul ya. Jangan tunggu identifikasi ya sambil proses itu sambil berjalan. Kan seperti itu. Kan tidak mengganggu identifikasi proses itu, proses penegakkan hukum itu," katanya.

Sebagian mengaku ikhlas

Di sisi lain, sebagian keluarga korban memilih ikhlas dalam menanggapi kasus itu dan menolak menyalahkan ponpes.

Keluarga santri bernama Moh Royhan Mustofa (17) asal Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, mengaku ikhlas menerima kematian Royhan.

“Saya ikhlas dengan setulus hati, itu musibah dari Allah. Bagaimanapun, insyaallah anak saya Syahid,” ujar ayah almarhum Royhan, Syukur, setelah pemakaman anaknya, Senin, (6/10/2025).

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved