Sawit Petani Busuk Karena Sulit Diangkut
Para petani di sejumlah wilayah di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mulai mengalami kerugian.
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Samir Paturusi
TRIBUNNEWS.COM, PENAJAM - Para petani di sejumlah wilayah di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mulai mengalami kerugian. Selain karena harga tandang buah segar (TBS) murah juga disebabkan hasil panen kelapa sawit sulit diangkut karena belum adanya akses jalan usaha tani. Akibatnya, banyak kelapa sawit petani yang sudah dipanen akhirnya busuk dan harganya sangat jauh dari harga TBS.
Anggota Komisi III DPRD PPU, Hartono menyatakan, pihaknya sudah menganggarkan dana Rp 4 miliar untuk pembangunan jalan usaha tani di empat kecamatan. Pembangunan jalan usaha tani ini dilaksanakan secara swakelola dan diserahkan kepada Dinas Pekerjaan Umum untuk membangun jalan tersebut.
"Di Sepaku saja itu jalan usaha tani yang sudah bangun hanya di Desa Karang Jinawi, Argomulyo dan Tengin Baru. Sementara desa yang lain belum disentuh. Tiga minggu lalu saya sudah melakukan koordinasi dengan Kadis PU, Pak Mangasi agar segera menurunkan alatnya agar jalan usaha tani bisa dikerjakan. Tapi sampai sekarang belum juga dilaksanakan," jelas Hartono, Rabu (19/9/2012).
Ia menjelaskan, jalan usaha tani itu sangat diperlukan masyarakat khususnya para petani. Karena setelah jalan itu dibangun, maka akan lebih mempermudah untuk mengangkut hasil pertanian dan perkebunan mereka. Salah satunya adalah hasil kelapa sawit.
Hartono mengungkapkan, selama ini para petani kelapa sawit mulai mengalami kerugian. karena untuk mengangkut hasil panen kelapa sawit mereka masih terkendala akses jalan usaha tani. Sehingga mereka terpaksa hanya menggunakan kendaraan roda dua untuk mengangkut hasil panen kelapa sawit. Padahal kapasitas sepeda motor hanya mampu mengangkut 100 kg.
"Sementara panen petani itu bisa berton-ton. Akibatnya kan banyak panen kelapa sawit petani itu busuk karena tidak bisa diangkut. Program pemerintah untuk tanam kelapa sawit kepada masyarakat sudah berhasil, tapi tidak dibarengi dengan pembangunan jalan usaha tani. Bukan hanya petani di Sepaku tapi di empat kecamatan," tegasnya.
Ketua Komisi II, Musliman menambahkan, bila kelapa sawit sudah busuk maka harganya akan jatuh. Bahkan ada kemungkinan tidak bisa lagi dijual. Apalagi saat ini lanjutnya, para petani harus antre sampai 5 hari hanya untuk menjual TBS mereka ke pabrik kelapa sawit.
"Bagaimana kalau sudah busuk diangkut, pasti tidak laku lagi. Yang segar saja harganya hanya Rp 600/kg bagaimana yang sudah busuk," tegasnya.