Berkat Jangkrik Omzet Daniel Rp 210 Juta/Bulan
Daniel melihat bisnis jangkrik ini sangat prospektif. Jangkrik sendiri dimanfaatkan banyak orang untuk pakan burung, pakan tokek
Editor:
Dewi Agustina

Untuk pakan ribuan jangkriknya, Daniel mesti menyiapkan 50 kg gambas tiap hari, batang pisang dan pakan ternak (bama). Sebelumnya, dia memberikan batang pepaya untuk makanan jangkriknya. Namun lantaran pohon pepaya sangat jarang dijumpai di Tenggarong, dia memberikan batang pohon pisang sebagai penggantinya. Pada pagi dan siang, karyawan Daniel memberikan potongan kulit luar batang pohon pisang itu untuk pakan ribuan jangkrik.
"Biasanya, tiga hari sekali karyawan saya mencari batang pohon pisang di sekitar Tenggarong," ucap lelaki muda yang dikaruniai 2 orang anak itu.
Tiap hari dia menyiapkan 200 kg batang pohon pisang untuk pakan jangkrik. Daniel juga menyediakan 20 karung bama (pakan ternak) atau 1 ton bama dalam seminggu. Setidaknya, dia mengeluarkan Rp 30 juta per bulan untuk pakan jangkrik. Untuk melancarkan usahanya, Daniel merekrut 11 orang karyawan yang memiliki peranan masing-masing. Dia menggaji karyawannya Rp 2 juta per orang. Untuk usahanya satu ini, Daniel memiliki rumus sendiri tanpa harus berpegang pada buku teori, referensi internet atau bertanya pada pengusaha jangkrik lainnya.
"Saya malah merasa tak puas kalau nyontek pengusaha jangkrik yang lebih dulu sukses. Saya mencari rumus sendiri. Kita mesti memahami perilaku dan kebutuhan jangkrik itu. Yang paling penting, kita harus selalu menggunakan hati. Saya tidak mau kegagalan dalam usaha tambak udang terulang pada bisnis jangkrik," ucap alumnus perikanan di Universitas Mulawarman ini.
Baca Juga:
- Terduga Teroris Ditembak di Melawi Kalbar
- Dua Calon Bidan Celaka di Tikungan
- Siswa SMP Meregang Nyawa Ditangan Teman Sekolahnya
- Monyet Nakal Serbu Kebun Petani Aceh Singkil