Pipa Minyak Pertamina Meledak
Aksi Penjarahan Minyak Rugikan Pertamina Rp 200 M
Pihak Pertamina mengakui aksi penjarahan minyak di jalur pipa Tempino-Plaju sudah sangat memprihatinkan. Kerugian yang ditimbulkan
Penulis:
Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor:
Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pihak Pertamina mengakui aksi penjarahan minyak di jalur pipa Tempino-Plaju sudah sangat memprihatinkan. Kerugian yang ditimbulkan telah mencapai lebih dari 200 miliar rupiah.
Aksi penjarahan minyak mentah mengalami peningkatan sejak pertengahan tahun 2012. Dalam lima bulan terakhir telah terjadi kehilangan sebesar 36.587 Barel (Mei 2012), 60.554 Barel (Juni 2012), 68.037 Barel (Juli 2012), 48.325 Barel (Agustus 2012), dan 29.001 Barel (September 2012).
Kecamatan Bayung Lencir merupakan wilayah yang memiliki catatan angka penjarahan tertinggi. Pada tahun 2011 terjadi 158 kasus dan hingga September 2012 meningkat menjadi 373 kasus.
Demikian keterangan pers yang disampaikan pihak Pertamina kepada Tribunnews, Rabu (3/10/2012).
Pertamina sangat menyayangkan aksi penjarahan minyak yang masih sering terjadi di jalur pipa minyak Tempino-Plaju hingga saat ini. Aksi penjarahan tidak saja merugikan negara hingga ratusan miliar rupiah, tetapi juga telah mengakibatkan kebakaran dan menimbulkan korban jiwa. Pertamina juga mengimbau kepada masyarakat untuk turut menjaga dan melaporkan jika ada tindakan mencurigakan yang terjadi di sekitar jalur pipa Tempino-Plaju.
Sementara itu kebakaran di daerah Bayung Lencir berhasil ditanggulangi sekitar pukul 11.50 WIB, Rabu (3/10/2012) siang. Proses pemadaman dilakukan oleh tim Pertamina didukung oleh perusahaan dan instansi yang berada di sekitar lokasi kejadian. Hingga saat ini pihak Pertamina masih melakukan investigasi kerugian yang ditimbulkan akibat kejadian tersebut.
Kebakaran di kilometer 219 Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan terjadi pada Rabu (3/10/2012) pagi hari. Kebakaran terjadi diduga kuat akibat aksi penjarahan minyak mentah dari pipa Tempino-Plaju di daerah tersebut. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya pipa paralon dan bak galian tanah yang menjadi tempat penampungan minyak jarahan di sekitar lokasi kejadian.
Koordinasi penanggulangan telah dilakukan antara pihak Elnusa selaku pelaksana operation and maintenance, Pertamina, Kepolisian, BPMIGAS, BLH Provinsi, dan aparatur setempat. Tim Pemadam dari Pertamina dibantu oleh tim pemadam kebakaran dari instansi dan industri di sekitar kejadian langsung melakukan tindakan penanganan. Hingga saat ini, telah timbul 5 korban jiwa dan 18 korban luka bakar.
Baca Juga: