Senin, 13 Oktober 2025

Aslam Klarifikasi Massal Rekening Gendut

Aslam melakukan klarifikasi massal soal rekening gendut yang diisukan miliknya di aula kantor bupati, Selasa (16/10/2012).

Editor: Budi Prasetyo
zoom-inlihat foto Aslam Klarifikasi Massal Rekening Gendut
Bupati Pinrang, Andi Aslam Patonangi

TRIBUNNEWS.COM PINRANG - Inilah kegiatan pertama Bupati Pinrang, Andi Aslam Patonangi, setelah tiba di Pinrang. Di depan ratusan aparat, Aslam melakukan klarifikasi massal soal rekening gendut yang diisukan miliknya di aula kantor bupati, Selasa (16/10/2012).

Sejak beberapa hari terakhir, Aslam berada di Batam. Saat di luar Sulsel, beredar beritanya tentang rekening gendutnya itu. Aslam tiba di Pinrang, Senin (15/10/2012) malam.

Mereka dikumpulkan untuk mendengarkan penjelasan Aslam dan pejabat terkait tentang peminjaman uang tunai Rp 27,5 miliar dari Bank Sulsel Cabang Pinrang yang dikabarkan nyangkut di rekening pribadi Aslam.

Aslam didampingi Sekda Syarifuddin Side, Kepala PPKAD Islamuddin, dan sejumlah pimpinan SKPD. Camat, lurah, hingga kepala sekolah se-Pinrang dihadirkan.

Pimpinan Bank Sulselbar, Bank Sulselbar Cabang Pinrang Andi Damis, dan Pemimpin Group Pemasaran Kantor Pusat Bank Sulselbar Sukiman juga dihadirkan.

Pantuan Tribun, klarifikasi massal itu digelar berlangsung sekitar satu jam.

"Bapak baru datang tadi malam. Sengaja acara ini digelar, selain silaturrahim antara pegawai, juga untuk mengklarifikasi permasalahan yang belakangan ini muncul," jelas Kepala Bagian (Kabag) Humas Pinrang, Syamsuddin.

Aslam tampil sebagai pembicara pertama. Setelah menyampaikan beberapa pembelaan, Aslan meminta pembantunya menjelaskan secara detil kasus yang dia hadapi.

Disilakan dari “bosnya”, Islamuddin tampil berapi-api menjelaskan duduk masalah yang dia yakini. "Tidak ada yang salah, bahkan pinjaman yang awalnya Rp 31,5 miliar, namun yang cair hanya Rp 27,5 miliar tersebut sudah mendapatkan persetujuan dewan. Mana yang salah prosudural, semuanya sudah sesuai aturan, bahkan peminjaman ini sudah mendapatkan persutujuannya dari dewan, dan telah lunas sejak awal 2010 lalu," jelas Islamuddin.

Namun setelah pertemuan, Aslam bercerita banyak ke Tribun. “Saya menerima musibah ini dengan lapang dada. Saya tidak akan menempuh jalur hukum.Meskipun saya dan keluarga saya, yang menanggung akibat dari pemberitaan, yang menyudutkan saya," jelasnya.

Ia juga enggam berkomentar terkait, siapa dalang dari permasalahan tersebut, termasuk yang memperbanyak pemberitaan tersebut dengan memotokopinya lalu menyebarkannya. “Soal siapa dan apa motif dari hal ini, saya tidak bisa memberikan komentar," ujarnya.

Aslam mengaku sudah memiliki rekening kredit di Bank Sulsel Pinrang, jauh sebelum ia menjadi bupati. "Jadi saat itu saya membangun rumah di Sekkang, dan saya pinjam uang sekitar Rp 75 juta. Sat itu saya masih jadi camat dengan alamat Jl Tupai," katanya.

Menurut Aslam, saat ia jadi bupati, uang pinjaman dari Bank Sulsel tersebut, masuk ke rekeningnya, yang beralamatkan di Jl Tupai, yang seharusnya masuk ke rekening Pemda, yang beralamatkan di Jl Bintang.

Pinjaman dia lalukan itu untuk mengakomodir kenaikan gaji PNS yang tidak diakomodir pada APBD Pokok 2009.

Sehingga biaya tambahan gaji dan belanja lainnya di harapkan bersumber dananya dari pinjaman daerah melalui APBD perubahan 2009 dan telah melalui tahapan termasuk mendapatkan persetujuan dari DPRD Pinrang.

Pada pertmuan yang digelar mirip diskusi, dan diselingi dengan sesi tanya jawab tersebut, Aslam banyak mendapatkan dukungan moril dari bawahannya.

Bahkan salah seorang PNS berharap agar Aslam, sengera menempuh jalur hukum, terkait kasus peminjaman, yang saat ini diusut oleh Kejaksaan Tinggi Sulselbar, yang dianggap telah mencoreng nama baik Aslam.
Tunggu Kajati

Di Makassar, tim penyidik Pidana Khusus Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulsel masih menunggu instruksi Kepala Kejati (Kajati) Sulsel Fietra Sany untuk memeriksa Aslam.

“Untuk kepastian waktu pemeriksaan Pak Bupati, kami belum bisa beberkan, karena penyidik masih menunggu perintah dari Pak Kajati,” tegas Asisten Pidana Khusus (Aspidsus) Kejati Sulsel Chaerul Amir di ruang kerjanya.

Chaerul mengaku laporan dugaan terjadinya penyelewengan pinjaman dana APBD di Bank Sulselbar oleh Bupati Pinrang menjadi perhatian khusus pihak kejaksaan untuk segera dituntaskan.

Hal ini pun berdasarkan sejumlah desakan para penggiat dan sejumlah lembaga antikorupsi di Makassar.

"Soal seperti apa perkembangannya proses penyelidikannya. Saat ini belum bisa kami komentari karena saya juga baru pulang dari Jakarta, tunggu saya besok perkembangannya,” jelas Chaerul.
Untuk saat ini, kata Chaerul, pihaknya telah melakukan telaahan serta mengkaji lebih dalam terkait laporan masyarakat menyangkut dugaan keterlibatan orang nomor satu di Pemkab Pinrang tersebut terkait dengan dana APBD 2009 yang merupakan pinjaman dari kredit dari Bank Sulselbar.

“Kita masih terus mengkaji dan mengembangkan kasus ini dengan mencari tahu siapa saja pihak yang diduga terlibat melawan hukum dalam kasus itu,” ujarnya.(rud/ali)

Baca  Juga  :

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved