Ditentang Ulama, Karapan Sapi Piala Presiden Tetap Digelar
Walau karapan sapi dengan menggunakan rekeng (istilah kekerasan, red) mendapat tentangan sejumlah ulama
Laporan Wartawan Surya, Muchsin
TRIBUNNEWS.COM – Walau karapan sapi dengan menggunakan rekeng (istilah kekerasan, red) mendapat tentangan sejumlah ulama, pelaksanaan karapan sapi memperebutkan piala presiden, dengan menggunakan rekeng tetap digelar.
Namun pelaksanaan Karapan Sapi Besar se-Madura, yang selama ini digelar di Pamekasan, akan dipindah dan digelar di lapangan Desa Ketapang Barat, Kecamatan Ketapang, Sampang, berjarak sekitar 60 km ke arah utara kota Sampang, Minggu (21/10/2012) besok.
Karapan Sapi Besar ini rencananya dihadiri Wakil Gubernur Jatim, Syaifullah Yusuf, dan Bupati Sampang, Noer Tjahja, diikuti 24 pasang sapi se-Madura, masing-masing kabupaten di Madura mengirimkan 6 pasang sapi terbaiknya.
Dipindahnya lokasi Karapan Sapi Piala Presiden menggunakan rekeng, dari Pamekasan ke Sampang, bukan karena penolakan masyarakat, melainkan Bakorwil Madura yang selama ini menjadi panitia pelaksana Karapan Sapi se-Madura, lepas tangan dan tidak mau ikut campur, sehingga paguyuban sapi karapan se-Madura sepakat menggelar karapan sapi di Sampang.
Ketua Paguyuban Kerapan Sapi, Pamekasan, Suparto, mengatakan, dengan berdalih ingin melestarikan budaya karapan sapi di Madura, walau pemerintah kabupaten Pamekasan dan Bakorwil lepas tangan tak mau menggelar karapan sapi di Pamekasan, maka paguyuban karapan sapi se-Madura tetap menggelar.
“Ini demi perjuangan pemilik karapan sapi yang sudah melakukan proses seleksi dari awal, mulai dari tingkat kewedanan, hingga kabupaten dan puncaknya tingkat Madura,” kata Suparto.
Suparto menyayangkan sikap pemerintah yang tidak menginginkan karapan sapi digelar di Pamekasan dengan karena pemilik sapi karapan menolak tidak menggunakan kekerasan, cukup dengan memukul-mukulkan bambu yang sudah di belah ke tubuh sapi.
Dengan tetap digelarnya Karapan Sapi Besar di lapangan Ketapang, Sampang, milik pribadi H Sahid, yang juga pemilik karapan sapi Jet Matic, juara dua kali piala presiden berturut-turut, ia merasa bersyukur dan berterima kasih karena telah bersedia lapangannya dijadikan arena Karapan Sapi Besar.
Bagian Humas dan Media, Jet Matic Foudation, Amirussi, pantia pelaksana Karapan Sapi Piala Presiden, mengakui persiapan untuk menggelar karapan sapi tingkat Madura sudah matang, baik dari segi lapangan mau pun pengamanan.
Dikatakannya, dilaksanakannya di Sampang ini sudah seizin Gubernur Jatim, dengan melibatkan Pemkab Sampang dalam kepanitiaan. “Kami ingin mempertahankan sakralitas karapan sapi yang budaya Madura yang sudah turun temurun,” ungkap Amirrusi.
Ia juga mengimbau penonton karapan sapi agar tidak membawa senjata tajam. Jika terjadi sesuatu terhadap penonton yang tertangkap aparat lantaran membawa sajam, panitia tidak bertanggung jawab, karena tidak ingin di arena karapan sapi terjadi sesuatu yang tidak diinginkan bersama.
Amirrussi, juga mendengar pada hari dan tanggal yang sama, Minggu (21/10/2012) besok di Bangkalan juga digelar Karapan Sapi se-Madura, tanpa kekerasan. Namun dirinya tidak merasa tersaingi, tapi itu merupakan perbedaan semata, yang ingin melestarikan karapan sapi di Madura.
“Ya itu hak mereka pemilik karapan sapi untuk menggelar karapan dengan cara pak-kopak (memukulkan bambu ke tubuh sapi). Dan kami menjunjung tinggi demokrasi, asal sesuai dengan aturan yang ada dan mari bersama-sama menciptakan rasa aman dan memilihara bersama,” kata Amirussi.
Sementara Kabid Pariwisata Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pemkab Pamekasan, Halifaturrahman, enggan memberikan komentar digelarnya karapan sapi se Madura bersamaan di Sampang dan Bangkalan.
“Maaf, itu bukan wewenang kami untuk berkomentar, karena karapan sapi Piala Presiden ini sudah tingkat Madura. Dan semua pecinta karapan sapi sudah tahu, jika besok digelar karapan sapi se Madura di dua tempat,” kata Halifaturrahman.
Sementara di Pamekasan, hari ini, Sabtu (20/10/2012), tetap digelar festival Sapi Sono’, di lapangan Sunarto Hadiwijoyo, Jl Stadion, Pamekasan, yang diikuti 24 pasang sapi betina se Madura.
Untuk persiapan kontes Sapi Sono’, sejumlah peralatan sudah dipasang, seperti pintu mirip gapura, garis finis sapi sesudah berjalan berlenggak-lenggok dan bercermin di pintu gapura.