Senin, 6 Oktober 2025

Dinkes Tetapkan KLB 289 Kasus DBD

dinas kesehatan Ketapang menetapkan kasus ini sebagai kejadian luas biasa (KLB).

Editor: Budi Prasetyo

TRIBUNNEWSCOM  KETAPANG  -Sepanjang tahun 2012, jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Ketapang mencapai 289 kasus,  tujuh orang diantaranya meninggal dunia. Akibatnya dinas kesehatan Ketapang menetapkan kasus ini sebagai kejadian luas biasa (KLB).

Kabid Pemberantasan Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) dinas kesehatan Ketapang, H Rustami SKM M Kes, mengatakan, penetapan kasus KLB tersebut lantaran, peningkatan kasus DBD pada tahun ini sudah melebihi 50 persen dari tahun sebelumnya.

“Tahun 2011 ada 20 kasus DBD dan tidak ada yang meninggal, namun pada tahun ini baru sampai Oktober sudah mencapai 289 kasus, sementara yang meninggal dunia mencapai tujuh orang, berarti ini sudah dua kali lipat dari 50 persen,” katanya kepada Tribun Kamis (1/11).

Rustami mengatakan, peningkatan kasus DBD yang cukup signifikan terjadi pada bulan 9 dan bulan 10 2012, karena pada musim tersebut terjadi perubahan musim, dari kemarau ke musim penghujan. “Hal ini sebenarnya juga sudah diprediksi sebelumnya, pada tahun ini akan mengalami lonjakan angka DBD, karena merupakan siklus empat tahunan,” katanya.

Dia mengatakan, terdapat lima Kecamatan yang dinyatakan sebagai KLB, karena banyak terdapat kasus DBD, yakni kecamatan Delta Pawan, Kecamatan Benua Kayong, Kecamatan Matan Hilir Selatan, Kecamatan Muara Pawan dan Kecamatan Matan Hilir Utara.

“Tertinggi di Kecamatan Delta Pawan, yang mencapai 112 Kasus, tertinggi kedua Matan Hilir Selatan 51 kasus, Benua Kayong 29 kasus, Muara Pawan 14 kasus dan Matan Hilir Utara 4 kasus satu diantaranya meninggal dunia,” jelasnya.

Dijelaskan, Rustami, beberapa kecamatan yang dinyatakan sebagai KLB tersebut semuanya berada di wilayah pesisir. Karena wilayah pesisir pada umumnya kesulitan air bersih, sehingga masyarakatnya lebih banyak menggunakan penampungan air untuk keperluan konsumsi.

“Rata-rata yang terkena DBD ini adalah, anak-anak yang masuk usia sekolah, mulai dari TK sampai SMP, karena anak-anak tersebut aktifitasnya lebih banyak, baik di sekitar tempat tinggalnya ataupun di sekolah mereka,” jelasnya.

Rustami mengatakan, untuk mengatasi semakin bertambahnya kasus DBD ini dinas kesehatan sudah mengambil langkah-langkah kongkrit, diantaranya dengan melakukan abatesasi, melakukan foging dan melakukan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat.

“Kita mengharapkan kepada masyarakat juga untuk menjaga kebersihan lingkungannya, dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan cara melakukan 3 M, yakni menguras bak mandi, mengubur barang bekas dan menutup tempat penampungan air,” jelasnya.

Mulai Membaik

Satu diantara pasien DBD yang dirawat di RSUD Agoes Djam Ketapang adalah, Fikri (5), bocah asal Desa Pelang Kecamatan Matan Hilir Selatan tersebut sudah tiga hari mendapatkan perawatan di rumah sakit, karena terserang DBD.

“Anak saya masuk pada malam takbiran, dan sekarang Alhamdulillah sudah mulai membaik, sebelumnya panas tinggi, kita sudah bawa ke dokter namun belum juga turun panasnya, akhirnya oleh dokter disarankan ke rumah sakit,” kata Ai’ orang tua Fikri di temui di rumah sakit.

Ai’ mengatakan, sebenarnya dirinya enggan anaknya dibawa ke rumah sakit dengan alasan biaya, namun dokter memaksa agar dirawat, sampai akhirnya dia harus mendapatkan perawatan secara intensip karena mengalami demam berdarah.

Pasien lainnya, Dea (6), bocah asal Kecamatan Telok Batang tersebut juga mendapat perawatan di RSUD Agoes Djam Ketapang lantaran mengalami demam tinggi, dia juga sudah tiga hari ini berada di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. “Sekarang sudah mulai membaik, dan sudah mau main, saat pertama dulu dia lemas, saya khawatir makanya dia dibawa ke rumah sakit,” kata Norsinah nenek Dea. (ali)

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved