5 Pendaki Hilang di Gunung Gandang Dewata
Pencarian lima mahasiswa pendaki Gunung Gandang Dewata (3.037 mdpl), Mamasa, Sulawesi Barat
Editor:
Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR -- Pencarian lima mahasiswa pendaki Gunung Gandang Dewata (3.037 mdpl), Mamasa, Sulawesi Barat, hingga Rabu (6/2/2013) siang, masih dilanjutkan.
Pencarian memasuki hari ketiga. Belum ada kontak dan jejak dari lima anggota mapala ini dari tiga kelompok mahasiswa pecinta alam (mapala) Makassar dan Sulawesi Barat (Sulbar).
Sedikitnya 50 anggota tim yang bergabung dalam tiga kelompok besar menyisir tiga jalur pendakian ke gunun g tertinggi kedua di Sulawesi ini.
Para pencari terdiri dari anggota search and rescue (SAR) yang terdiri dari mountenering (pendaki), climber (pemanjat), aparat TNI, polisi dan warga Mamasa.
Kapolres Mamamasa, AKBP I Made Sunarta, mengatakan, pihaknya juga telah menurunkan personelnya untuk membantu tim Sar dan Mapala dalam melakukan pencarian mahasiswa yang hilang. Dia menduga kelima pendaki kesasar karena di jalur ini ada puluhan persimpangan. "Kami turunkan 30 personol," kata I Made Sunarta.
Ketua SAR Unhas, Jasman Ghadi, mengkonfirmasikan, tim pencari ini sebagian besar anggota yang ikut dalam pencarian awal pesawat Adam Air KI-574, nomor lambung PK-KKW, yang dikabarkan jatuh di sekitar pegunungan Rangoan, Mambulilling, Polman dan Mamasa, 1 Januari 2007 silam.
"Pencarian masih nihil, belum ada tanda-tanda bahwa para mahasiswa hilang ini mengarah kemana," kata Jasman Ghadi, Rabu (6/2/2013) melalui lewat telepon selulernya.
Jasman mengungkapnkan, 5 mahasiswa yang hilang itu adalah pendaki yang dinilai berpengalaman. Namun lokasi yang berat, dan mitos rimba mabulililing, juga dianggap menghambat proses pencarian.
Jasman menggambarkan kondisi di pegunungan Gandang Dewata mulai berawan tebal, sehingga lokasih pegunungan gelap. Hutan pegunungan quarles yang lebat, dan masih "perawan" membuat pencarian di jalur sepanjang sekitar 21 km ini jadi tantangan.
Dikatakan, sebagian tim SAR ini adalah mereka yang beberapa tahun sebelumnya pada saat pencarian Adam Air. "Ini sekaligus jadi reuni kecil-kecilan tim SAR Adam Air," katanya.
Meng-updating proses pencarian, Jasman menyebutkan, posisi SAR kini sudah menyisiri pos 4 dan Pos 5, antara bukit Lombo Silenda dan Bukit Damak-damak, dua gunung yang berjarak sekitar 2,5 hari perjalanan menuju Tanete (puncak) Gandang Dewata.
Sejak Senin (4/2/2013) lalu, pencarian oleh kelompok mapala dimulai. Cuaca ektrem, medan berlumut dan berlupur, serta minimnya pasokan logistik, dilaporkan jadi tantangan pencarian.
Pencarian kelima mahasiswa itu masih terus dilakukan oleh berbagai pihak. Mereka yang bergabung antara lain, SAR Universitas Hasanuddin (UNHAS), Sar UNM, Sar UIN, Mapala UIN, Mapala Unasman, Mapala Unsulbar, Mapala Majene, sejumlah kelompok pecinta alam (KPA), dan aparat Polres Mamasa dan TNI.
Kelima pendaki itu, Farhan, Nur Hidayat dan M Ilham dari mahasiswa pecinta alam Sultan Alauddin (Mapalasta) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin, Awaluddin dari Mapala Universitas Sulbar (Unsulbar) Majene, dan Muhsin dari mapala Universitas Al-Asyariah Mandar (Unasman) Polewali Mandar, hilang karena diduga kesasar saat melakukan pendakian di gunung itu.
Jasman menggambarkan kondisi di pegunungan Gandang Dewata mulai berawan tebal, sehingga lokasi pegunungan gelap. Lima pendaki yang hilang ini terbilang nekat. "Informasi saya dengar bahwa, sebelumnya mahasiswa menuju lokasi, tokoh adat setempat melarang mendaki, karena cuacanya buruk, tetapi mereka nekat," paparnya.
Dikatrakan, proseduir pendakian ke gunung ini adalah "meminta izin" kepada tokoh adat setempat, Pak Daud di dusun Rante Pongko, Mamasa. Karena itu dinilai menjadi tradisi setiap orang menuju gunung itu.